seorang gadis yang bernama Abigail Clancy Robinson dia adalah cucu satu satunya dari keturunan Robinson yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan Robinson bukan hanya perusahaan dan aset lainnya melainkan klan mafia yang sudah bertahun-tahun dipimpin oleh Robinson.
Gisel adalah gadis yatim piatu kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan besar yang terjadi dan ternyata itu adalah ulah dari saudara angkatnya, karena harta dan kekuasaan yang akan diwariskan kepada ayah dari Abigail ini saudara angkatnya pun menjadi iri dan ingin memiliki semuanya.
ancam demi ancaman pun dilakukan bahkan teror selalu ditujukan untuk gadis kecil itu,namun karena pelatihan yang sangat keras membuat gadis itu dewasa sebelum waktunya,hingga suatu hari orang yang seharusnya menjadi pelindung bagi gadis itu ternyata menorehkan luka traumatis yang sangat dalam hingga dia sangat anti terhadap laki-laki.
namun kedatangan Maverick sang bodyguard yang dipilihkan kakeknya untuk nya membuat pandangan berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
empat
Abigail keluar dari mobilnya dengan langkah tenang dan santai tanpa beban seolah-olah tak ada bahaya yang mengincarnya, Abigail menatap remeh para pembunuh bayaran.
Hingga membuat pemimpin dari pembunuh bayaran itupun geram tak terima dengan tatapan remeh dari calon korbannya, Abigail bisa membaca situasi dengan cepat tatapan liarnya mengamati sekitar dia mencari sesuatu yang tersembunyi dari jarak beberapa meter atau bahkan kilo meter, biasanya kalau sudah dalam keadaan seperti ini selalu muncul sniper dari jarak jauh.
Tatapan gadis itu berhenti kala mendapatkan silau cahaya biru redup bahkan sangat minim hingga siapapun pasti tak akan menyadarinya, seringai iblis tercetak dibibir cantik Abigail visual nya menggambarkan kecantikan membawa maut sebentar lagi akan terlaksana.
Setelah mengamati situasi kini Abigail tahu ada beberapa titik titik tertentu letak sniper yang tengah mengincarnya, Abigail dengan tenang maju kedepan menghampiri ketua pembunuh bayaran yang masih diam memancarkan aura membunuh yang menguar. Nampaknya dia terlalu meremehkan lawannya kali ini dia tidak menyangka jika korban nya bukan orang yang mudah untuk ditangani.
Tak ada rasa takut dari Abigail justru dia sangat tidak sabar untuk memulai menghajar orang orang yang sudah mengganggunya ini,dan dia juga akan memberikan pelajaran yang berharga untuk dalang dibalik semua ini.
Dengan kecepatan tak main-main Abigail menghajar menendang melompat kesana kemari menangkis lawan yang mencoba menyerang dari belakang,tapi tp Abigail sedikitpun tak memberikan celah bagi mereka yang mencoba mendekat, kekuatan Abigail setara dengan kekuatan lima orang pria sekaligus.
Kecepatan Abigail lebih cepat dari bayangan sunyi senyap tak terbaca bahkan tidak sebanding dengan tubuhnya yang terlihat kecil dari pada mereka yang menyerangnya secara bersamaan,tapi itu bukan masalah bagi Abigail dia justru sangat menikmati olah raga malam ini.
Abigail dengan lincah dan gesit pergerakannya benar benar tak bisa dideskripsikan oleh lawannya, sungguh sangat kontras wajah datarnya dan kebengisannya. Bagi gadis itu perkelahian semacam itu sudah biasa baginya karena sedari kecil dia sudah ditempat oleh kakeknya sendiri dilatih dengan cara yang tak manusiawi diumur yang sekecil itu.
Bukannya Robinson tega menciptakan cucunya sebagai mesin pembunuh melainkan itu adalah keinginan dari Abigail sendiri semenjak dia tahu kalau kematian kedua orangtuanya dan saudaranya adalah melibatkan saudara ayahnya sendiri dan beberapa musuh ayahnya yang bekerja sama dengan pamannya.
Saat ini Abigail benar benar menunjukkan betapa bengis nya dia di saat jiwa iblis nya keluar, sementara di pihak para pembunuh bayaran itu sendiri meskipun mereka berjumlah lebih dari 20 orang mereka benar-benar dibuat kewalahan oleh gadis itu.
Gadis itu tiba-tiba menghilang dan muncul begitu saja dihadapan mereka justru mereka merasakan bahwa gadis ini bukanlah manusia biasa,kini tersisa hanya lima orang saja bersama dengan pemimpin nya nafas mereka nampak tersengal-sengal karena serangan dari Abigail yang membabi buta sementara gadis itu biasa saja justru nafasnya masih normal dan teratur.
Mereka para pembunuh bayaran saling pandang setelah itu mereka mengangguk secara bersamaan Abigail menyeringai saat tahu apa yang dipikirkan mereka tanpa menunggu lama lagi dalam satu kedipan mata.
Sett
Bugh
Abigail tiba-tiba muncul dihadapan pria kekar dengan tinggi yang menjulang dan yang paling ujung dan menghajarnya sambil menarik menusukkan tepat di jantung pria itu.
Brugh
Tak ada suara kejadiannya begitu cepat dan diluar nalar mereka yang kini tersisa empat pembunuh bayaran.
Sett
Aaaagghh
Bruk
Kini pria kedua dan begitu seterusnya sampai tersisa hanya pemimpin pembunuh bayaran saja, jantung pemimpin pembunuh bayaran itu berpacu dengan cepat dia berusaha berpikir agar tak menjadi korban kebengisan gadis itu tapi itu sudah terlambat.
" Apa kau takut tuan,,,??" Abigail tiba-tiba muncul dihadapannya nampak terlihat seringai iblis tercetak diwajahnya makin menambah rasa gemetar yang tak terelakkan,baru kali ini pemimpin pembunuh bayaran itu gemetar ketakutan melihat musuhnya. Tapi pria kekar itu mencoba tenang sambil kedua tangannya mengepal disisi kanan dan kirinya.
Tanpa melihat pun Abigail tahu kalau pria dihadapannya ini ketakutan " katakan siapa yang menyuruhmu,,," ucap Abigail santai tangan kanannya mengambil sesuatu dibalik pinggangnya.
" Tidak akan,,,," Abigail semakin menyeringai lebar melihat keteguhan pria itu, kini ditangan nampak sebuah pistol tidak kecil juga tidak besar pistol itu nampak biasa saja tapi siapa yang tahu keistimewaan nya benar benar patut dipertimbangkan kala Abigail mengarahkan pistol itu dibeberapa titik titik tertentu kearah dimana para sniper bersembunyi.
Sett
Dass
Hanya itu bunyi yang dikeluarkan oleh pistol itu dari tangan Abigail " apa kau masih ingin bungkam tuan,,,,??" Tanya Abigail sambil meniup pistol itu dengan gerakan slowmo.
" Aku katakan kau tidak akan mendapatkan apapun meskipun aku mati saat ini juga" ucap pria itu, Abigail menaikkan sebelah alisnya kini senyum smirk tercetak dibibir mungilnya.
" Hhhmmm,,, begitu yah,. Tidak masalah tapi aku tak menjamin keluarga mu aman setelah ini karena aku tahu siapa kau" sarkas Abigail sambil tersenyum licik.
Kedua mata pria itu membola dia melupakan hal yang satu itu dimana keluarga nya yang menjadi taruhannya bagaimana pun juga dia terjun kedunia hitam demi keluarganya,' tidak tidak ini tidak boleh terjadi ' gumam pria itu menggeleng ribut.
" Jangan libatkan keluarga ku" delik pria itu dengan tubuh gemetar dia pun ambruk dan berlutut dihadapan Abigail.
Brukk
" Saya mohon nona jangan libatkan keluarga ku ibuku butuh pengobatan yang masih panjang anak dan istriku masih membutuhkan ku bahkan sekarang ini istriku tengah hamil anak keduaku jadi saya mo,,,,," kedua alis Abigail menukik tajam
" Siapa yang peduli akan hal itu, bukankah itu sudah resikonya??" Sarkas Abigail tak mau tahu.
Pria itu menggeleng ribut dia menangis gemetar ketakutan mengingat akan ibunya,bohong Abigail jika tak tersentuh akan hal ini meskipun ada jiwa iblis tapi hatinya selembut sutra kala menyebut nama ibu di pendengarannya.
" Saya mohon nona keluarga saya juga jadi ancaman kalau saya mengatakan kepada anda,,," rengek pria itu tak tahu malu seakan memohon kepada ibunya.
" Tanpa kau sebutkan siapa yang menyuruhmu aku sudah tahu tapi karena aku baik hati sekarang aku memberimu kesempatan" ucap Abigail sambil memalingkan wajahnya kearah lain kala tatapan matanya bertemu dengan mata pria itu yang penuh dengan air mata.
Abigail tahu kalau tangisan pria itu tulus sudah nampak sekali dari ekspresi wajah dan suara tangisnya,dari suara itu nampak tersirat beban yang sangat berat.
" Koziro,,,,,!!"
Sett
" Saya nona,. " Dalam sekejab muncul sesosok pria berbalut serba hitam dihadapan Abigail.
" Kau bereskan dia kau tahu apa yang harus kau lakukan dan amankan keluarga nya,,," perintah Abigail sambil berlalu dari sana.
Pria pemimpin pembunuh bayaran itu lekas berdiri dari berlutut nya dan mengucapkan terimakasih karena mau melindungi keluarganya setelah ini meskipun dia mati dia rela asalkan keluarga nya baik baik saja. Abigail acuh dan berlalu lekas meninggalkan tempat itu sebelum membuka pintu mobilnya dia berkata
" Koziro taruh paman ini ditempat kaizan latih dia lakukan seperti biasanya"
Bruggh
Mobil pun berlalu dari sana Abigail memasang wajah datarnya kembali kala mengingat tangisan pria itu, " sayang sekali jalan yang kau tempuh salah paman tapi aku akan membantumu,,," gumam Abigail pelan.
Setelah tiba dimansion kakeknya Abigail disambut dengan wajah datar kakeknya dia tahu apa yang membuat kakeknya menunggu nya hingga selarut ini. Dan Abigail tak menyadari kalau disamping kakeknya disofa tunggal duduk seorang pria tegap tengah menantikan sebuah instruksi dari pria tua itu.
" Duduk,,," titah kakek Robinson datar. Abigail mendesah kasar dia sungguh sangat lelah hari ini.
" Perkenalkan dia adalah bodyguard pribadimu selaku asisten mu nanti yang akan membantu meringankan pekerjaan mu" Abigail membola malas.
" Abigail gak butuh seorang pengawal kakek Abigail masih mampu dan sangat mampu,,,"
" Cukup nak,, cukup dengan keras kepalaanmu juga tidak tahukah kau setiap menit stiap detik jantung kakek seolah berhenti saat itu juga kala kakek mendengar kau diserang,. Lagi dan lagi kakek masih ingin melihatmu lebih lama lagi tanpa ada rasa khawatir kakek masih ingin bersamamu lebih lama lagi,,, kakek tahu kau mampu bahkan lebih mampu tapi kakek tidak ingin kau sendiri yang mengatasi para pembunuh bayaran yang selalu mereka kirim untuk membunuhmu" dengan gemetar kakek Robinson mengungkapkan isi hatinya.
Abigail tersentuh mendengar kalimat panjang yang diucapkan kakeknya, Abigail memutuskan untuk mengalah kali ini.
" Oke kakek,. As you wish,,, Abi lelah mau istirahat" setelah mengatakan itu Abigail menuju lift dan meninggalkan kakeknya dengan pria yang Abigail tak tahu itu siapa.