Azzura
"Bagaimana? Apa sekarang sudah sah?"
Mempelai pria bertanya pada penghulu yang sudah menikahkan mereka belum sampai satu menit yang lalu. Si penghulu tentu saja langsung menjawab iya dengan tenang. Tanpa ia tahu apa maksud dari pertanyaan si mempelai pria barusan.
"Baiklah. Karena sekarang kami sudah sah menikah, kalau begitu, Azzura aku menalak satu dirimu."
Deg. Semua orang langsung terkejut bukan kepalang. Bagaimana tidak? Ijab kabul saja belum sampai lima menit yang lalu berlangsung. Sekarang, si pria malah menjatuhkan talak pada istri yang belum genap satu menit ia nikahi.
"Apa semua ini, Anggara? Kenapa kamu melakukan hal gila ini pada anakku?" Pertanyaan dengan mata berapi-api itu keluar dari mulut ayah si mempelai wanita. Sementara mempelai wanita sendiri, hanya terdiam mematung seolah tidak mampu berbicara satu patah katapun.
"Kenapa? Karena kalian tidak punya rasa malu."
"Anak kalian yang bernama Azzura ini dengan tidak tahu malunya mendekati kakekku untuk meminta dinikahkan dengan aku. Sungguh perempuan yang tidak punya perasaan, bukan?"
"Kalian tahu, karena kalian keluarga yang tidak tahu malu ini, aku harus hidup sengsara. Kakek memaksa aku untuk menikah dengannya. Membuat pacarku meninggalkan aku karena ulah kalian. Apa kalian benar-benar merasa tidak punya salah, hah?"
"Kalian-- "
"Cukup! Jangan kamu lanjutkan lagi ucapan kamu yang tidak berperasaan itu, Angga!" Bergema suara Azzura memecahkan keributan yang saat ini sedang terjadi. Susah payah pula ia menahan air mata agar tidak jatuh. Nyatanya, air mata itu jatuh juga.
Dengan tatapan mata yang berkaca-kaca, Azzura melihat Anggara. Pria tampan yang baru saja menceraikan dirinya setelah beberapa detik kata sah terucap.
"Aku tidak pernah mengharap dinikahi oleh kamu. Tapi kakek mu sendiri yang ingin menjodohkan aku hanya karena ia merasa berhutang budi padaku, Angga."
"Tapi sayangnya, niat kakek mu itu malah menyakiti hatiku juga keluargaku. Sungguh luar biasa kamu memperlakukan kebaikanku yang telah menyelamatkan kakek mu dari bahaya. Kau tidak hanya membuat aku terluka. Tapi juga membuat aku kehilangan harga diri ku bersama keluargaku. Apa ini balasan atas kebaikan yang sudah aku berikan, hah!"
Angga malah tertawa. Dia tatap dengan tatapan jijik wajah Azzura yang baru saja ia jatuhkan talak setelah ia nikahi.
"Kalian keluarga miskin memang tidak punya rasa malu ternyata. Bisa-bisanya mengaku menyelamatkan orang lain padahal tidak pernah melakukannya sama sekali. Sungguh kamu perempuan yang tidak punya hati, Azzura."
"Apa maksud kamu, hah?"
"Maksudku adalah, kau tidak melakukan hal baik sedikitpun. Tapi malah mengaku-ngaku melakukannya hanya untuk menjadi bagian dari keluarga Hardian yang ternama. Sungguh luar biasa pikiran mu itu, bukan?"
"Apa?"
"Cukup! Sudah cukup! Jangan berdebat lagi."
"Anggara! Jika kamu tidak ingin menikah dengan putriku, lalu kenapa kamu malah menikahkannya hari ini? Kenapa kamu malah bersedia menikah sekarang? Kenapa tidak membatalkan pernikahan ini sebelum semua disiapkan? Bukankah kakek mu juga sudah meninggal?"
"Semua karena aku ingin membalaskan rasa sakit akibat ulah putrimu. Dia telah merusak hubunganku dengan kakek ku sampai kakek meninggal. Karenanya, aku ingin membuat dia merasa seperti apa dinikahi, lalu di tinggalkan."
"Keluarga kalian layak mendapatkan hukuman ini. Kalian mengerti?"
Jantung ayah Zura seketika terasa sakit. Orang tua itupun langsung kehilangan kendali sekarang. Sungguh, keadaan di sini sangat tidak baik-baik saja.
"Ayah!"
Zura langsung meraih tubuh sang ayah yang hampir saja terjatuh. Pamannya juga membantu menopang ayah Zura agar tubuhnya tidak jatuh ke tanah.
Sementara Anggara, dia bahkan tidak bergeming sedikitpun. Namun, meskipun dia tidak bergeming, nyatanya, hatinya sedang merasa tidak nyaman. Walau dia yakin dengan apa yang sedang ia lakukan. Tapi sekarang, hati cukup merasa bersalah atas apa yang saat ini sedang menimpa ayah dari mantan istri kurang dari satu menitnya itu.
Kacau balau hari pernikahan yang Zura impikan akan berjalan dengan sangat indah. Bukan hanya menerima rasa malu, sang ayah pun malah jatuh sakit sekarang. Setelah di larikan ke rumah sakit, ayahnya malah dinyatakan meninggal karena serangan jantung.
"Tidak .... "
Teriakan histeris Zura perdengarkan. Hatinya sungguh terasa sangat luka. Perih menjalar sekujur tubuh. Dia tidak menyangka, berkat penyelamatan yang ia lakukan pada seorang kakek yang hampir saja meninggal akibat kecelakaan itu malah merenggut semua kebahagiaan yang ia miliki bersama sang ayah. Satu-satunya keluarga yang ia punya.
Dari balik pintu kamar rawat inap yang tertutup rapat, Anggara melihat semuanya dari balik kaca pintu tembus pandang. Ada rasa bersalah yang semakin menggunung. Tapi, rasa itu segera ia singkirkan.
"Ini semua karena ulahnya sendiri. Dia yang mencari masalah sehingga harus bernasib buruk seperti ini."
"Iya. Ini salahnya sendiri. Dia yang bikin ulah. Bukan aku yang terlalu kejam."
"Dia sudah merusak hubunganku dengan kakek. Merenggut hak Tania sebagai seorang calon istri yang aku pilih. Karena dia, Tania kehilangan apa yang seharusnya, Tania miliki. Dia yang kejam, bukan? Hukuman ini pantas untuk dia dapatkan."
Setelah berucap kata-kata tersebut, Anggara malah beranjak meninggalkan tempat di mana ia berdiri. Dia memaksakan hatinya agar bersikap tega menerima apa yang saat ini sedang terjadi. Padahal, dalam hati Angga sekarang, rasa bersalah itu sangat nyata.
Di sisi lain, kabar pernikahan Zura yang kacau sedang menyebar di dunia maya. Ada banyak orang yang mengecam dirinya sebagai wanita yang tidak punya rasa malu setelah mendengar penuturan Angga. Namun, ada pula yang mengasihi Zura atas nasib buruk yang sedang ia alami.
Namun mirisnya, yang membela Zura malah dikecap oleh netizen yang lain sebagai pendukung dari seorang pembuat kejahatan. Karena bagi mereka, Zura memang pantas menerima nasib buruk karena telah mendekati keluarga kaya dengan tidak tahu malunya.
Tania pun tersenyum lebar melihat hal tersebut. Hatinya bahagia. Ternyata, usahanya selama ini menjauh dari Angga tidaklah sia-sia. Dengan kemundurannya itu, dia malah sudah menang sekarang.
"Perempuan udik. Lihatlah usahaku yang sudah berhasil tanpa membutuhkan banyak tenaga. Makanya, jangan coba-coba kamu bersaing dengan aku. Malang kan jadinya hidupmu."
Lagi, wanita itu tersenyum lebar karena keberhasilannya itu. Sungguh, dia bahagia bukan kepalang.
Flash back.
Dua bulan yang lalu, kakek Angga meminta cucunya menikah dengan Zura sebagai tanda balas budi atas kebaikan Zura yang tidak mungkin bisa ia bayar dengan harta sedikitpun. Karenanya, sebagai tanda terima kasih, dia meminta cucu satu-satunya untuk menikahi wanita yang sudah menyelamatkan nyawanya itu.
Angga ingin menolak permintaan itu. Tapi seperti biasa, kakeknya adalah orang yang paling tidak bisa ia bantah selama ia hidup di dunia ini. Hasilnya, dia terpaksa ingin menyetujui permintaan itu sebagai tanda terima kasihnya juga pada si wanita yang sudah sangat berbaik hati menyelamatkan orang yang tidak ia kenali tanpa pandang bulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nazka Aditya
assalamu'alaikum... thor... aku mampir ya... 😁
2024-12-10
1
Araaa
zv
2024-11-26
1
Ery Tjajaningsih
baru baca
2024-11-21
0