Dalam sebuah pesta seorang gadis bernama Elis sengaja di tugaskan oleh sang ayah untuk menggoda para pengusaha muda yang kaya raya. Namun siapa sangka Elis malah terjebak dengan seorang pria yang paling di takuti di dunia bisnis.
Louise Mahendra Maxim adalah CEO dari Boison Grup terkenal dingin dan kejam. Seseorang yang pintar dan juga cerdas namun sayangnya malah jatuh hati pada Elis putri seorang pengusaha licik dan serakah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Bosan
Elis terbangun di pagi hari dengan tubuh yang terasa remuk. Tadi malam Louise memakannya habis-habisan dan tanpa ampun. Elis langsung menoleh ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka dan terlihat Louise yang sepertinya baru selesai mandi.
"Kau sudah bangun." sapa Louise yang melihat Elis kini sudah duduk di tempat tidur.
Elis hanya menjawab dengan mengangguk sambil membetulkan selimut yang menutupi tubuhnya agar tidak melorot. Elis merasa was-was melihat Louise yang menatapnya penuh arti. Masih terbayang di ingatan Elis betapa buasnya pria itu tadi malam dan Elis takut Louise akan mengulanginya pagi ini.
Lamunan Elis buyar dan wanita itu tersentak kaget ketika Louise tiba-tiba menarik selimut dan membuangnya. Entah sejak kapan Louise kini sudah berdiri di sampingnya. Elis reflek menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi dada dan intinya.
"Tidak perlu ditutup. Aku sudah melihat semuanya." ucap Louise kemudian langsung mengangkat tubuh polos Elis.
"Hey kau mau apa ?" tanya Elis yang merasa terkejut.
"Aku hanya ingin mengantarkan mu ke kamar mandi. Kau pasti tidak bisa berjalan sekarang." jawab Louise dengan seringai di wajahnya.
Elis diam dan tidak berkata apapun lagi. Dalam hatinya pun membenarkan apa yang Louise katakan. Saat ia mendudukkan tubuhnya tadi saja terasa sakit. Apa lagi ketika dia berjalan.
Begitu tiba di kamar mandi, Louise langsung mendudukkan tubuh Elis ke dalam bathtub yang sudah ia isi dengan air hangat.
"Istirahatlah di rumah. Aku akan ke kantor." kata Louise kemudian dia mencium puncak kepala Elis sebelum akhirnya keluar dari kamar mandi.
Elis menatap pintu kamar mandi yang perlahan tertutup dengan perasaan terkejut. Tak pernah Louise memperlakukannya dengan lembut dan hangat seperti ini. Biasanya pria itu selalu bersikap datar atau ketus. Apa karena percintaan yang mereka lakukan tadi malam yang membuat Louise berubah. Bukannya senang, Elis malah bergidik ngeri melihat perubahan sang suami.
Pagi ini Elis tidak pergi ke cafe. Setelah selesai membersihkan diri dan sarapan, Elis kembali ke kamarnya karena merasa tubuhnya sangat lelah. Namun berdiam diri di rumah juga membuatnya merasa bosan. Jadi, Elis akhirnya memutuskan untuk pergi cafe setelah makan siang.
Saat Elis sedang mengecek list barang-barang cafe yang akan di beli tiba-tiba saja ponselnya berdering. Elis mengernyit melihat nomor Louise di layar ponselnya. Tak biasanya suaminya itu menelepon. Bahkan Louise tidak pernah menelponnya lebih dulu selama ini. Apa mungkin ada sesuatu yang penting. Batin Elis.
"Kau di mana ?" tanya Louise begitu Elis menjawab panggilannya.
"Aku sedang di cafe. Ada apa ?" Elis balik bertanya.
"Datanglah ke sini. Sebentar lagi Bobby akan menjemput mu."
"Hah." Elis terkejut dan ingin protes. Tapi Louise sudah lebih dulu mematikan teleponnya.
Elis hanya bisa menghela napas dengan sikap semena-mena suaminya itu.
Sepuluh menit kemudian Bobby sudah tiba di depan cafe. Mau tidak mau Elis terpaksa pergi bersama Bobby karena tidak mau membuat masalah dengan suaminya.
"Ada apa kau meminta ku datang?" tanya Elis begitu masuk ke dalam ruangan Louise.
Pria itu menghentikan pekerjaannya melihat kedatangan sang istri.
"Kemari lah!" perintah Louise yang tidak beranjak dari kursi kebesarannya.
Lagi-lagi Elis pasrah menuruti kemauan Louise.
"Sebenarnya ada apa ?" tanya Elis ingin tahu mengapa Louise memintanya datang.
Louise tidak menjawab tapi pria itu langsung menarik tubuh Elis sehingga terduduk di pangkuannya.
"Aku kan menyuruhmu untuk istirahat di rumah. Mengapa kau pergi ke cafe ?" kata Louise sambil menatap wajah Elis.
Tangan pria itu juga mengusap-usap belakang punggung Elis sehingga membuat Elis merinding.
"Aku bosan duduk di rumah." jawab Elis jujur.
"Apa sudah tidak sakit lagi ?" tanya Louise sambil melirik ke bagian bawah tubuh sang istri.