Caca…
Mahasiswi baru di kampus pertanian yg mendadak jadi pusat perhatian cowo-cowo di kampusnya dari mulai teman seangkatan hingga para seniornya, gegara maen basketnya yg jago.
Namun karna hal itu juga beberapa senior cewe tidak menyukainya hingga ada yg berusaha mencelakainya. Kesialan Caca pun datang bertubi-tubi. Inginnya Caca pindah kampus.
Tapi dia juga masuk kampus itu karena eyang tercintanya sudah menjodohkan dia dengan seseorang yg juga berkuliah disana.
Kira-kira siapa yaa jodoh Caca? Akankah Caca mencintainya? Atau membatalkan perjodohannya?
Ikutin kisahnya yuk readers… Happy reading!💙
Updatenya hampir setiap hari lho…☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulah Siska
Pertandingan tim cewe masih menyisakan waktu 5 menit. Timnya Caca yg diketuai Irma unggul 2 poin. Suasana yg semakin ramai setelah Caca berhasil mencetak 3 poin dengan lemparan yg asal-asalan. Kini dia pun semakin menjadi pusat perhatian.
Hal ini membuat Siska tambah kesal dan semakin tidak bisa mengontrol emosi. Saat Caca sedang berlari, Siska menjegalnya dengan terang-terangan. Seketika Caca pun tersungkur.
Pritttt
Wasit meniupkan peluit tanda adanya pelanggaran. Barra dan Evan seketika bergegas menghampiri Caca. Namun karena tempat Barra lebih dekat dengan posisi jatuhnya Caca, sehingga dia yg sampai terlebih dahulu.
Tampak berkata-kata Barra langsung menggendong Caca ala bridal style. Dan semua mata tertuju pada mereka. Dafin yg sangat mengenal Barra terheran-heran. Baru kali ini sobatnya bergegas menolong seorang wanita. Ya, Barra adalah cowo yg sangat tak peduli dengan wanita.
Barra membawa Caca ke pinggir lapangan dan menurunkannya dibawah pohon yg rindang.
“Lu ga apa-apa kan?” tanyanya.
Caca yg masih syok dengan perlakuan Barra pun hanya bisa melongo. Sampai akhirnya kedatangan Elzi, Dodo, Dustin dan Evan membuatnya kembali fokus.
“Eh iyaa.. gpp!” Jawabnya singkat.
”Tangan lu gpp? Kaki lu juga? Yakin nih beneran ga ada yg kerasa sakit parah gtuh?” Kembali Barra menanyakan dengan raut muka yg begitu khawatir.
Caca masih tampak bingung, masalahnya ini cowo yg dari awal perkenalan masang muka lempeng tetiba berubah panik saat Caca tersungkur tadi.
Disisi lain Evan tampak kesal dan tak terima dirinya kalah cepat dari Barra. Ada perasaan yg mengganjal di hatinya melihat Caca diperhatiin sebegitunya oleh Barra.
“Kayanya ga kenapa-napa deh! Ini cuma luka jatuh biasa…” jawab Caca santai.
”Bener nih ga perlu ke rumah sakit? Apa perlu kita rontgen buat mastiin tangan sm kaki lu gpp?” Masih dengan nada penuh kekhawatiran.
Melihat sobatnya yg aneh begitu Dafin pun menghampiri Barra sambil membawa kotak P3K.
“Ok klo kamu ngerasa ga kenapa-napa kita obatin yg lukanya disini aja yaa..” jawab Dafin berusaha menyadarkan Barra agar tak bersikap berlebihan. Caca pun mengangguk tanda mengiyakan.
“Sini deh biar gw yg obatin!” Ucap Barra sambil merebut kotak P3K dari tangan Dafin. Melihat perlakuan Barra yg seperti itu kepada Caca, Evan pun melengos pergi dan diikuti oleh Dodo juga Dustin yg menarik tangan Elzi kembali ke pinggir lapangan.
Tak berselang lama wasit pun meniupkan peluitnya tanda pertandingan berakhir yg tetap dimenangkan oleh timnya Caca dengan unggul 2 poin.
“Sial!” Batin Siska, dia merutuki nasibnya kini. Bayangan Barra yg akan mendisiplinkannya telah memenuhi otaknya. Pandangan orang-orang yg kecewa terhadap sikapnya yg kasar kepada Caca membuat Siska tak bisa berlama-lama disana dan pergi menuju basecamp.
Sementara itu dibawah pohon yg rindang…
”Aw…!” Caca meringis kesakitan tatkala Barra membersihkan lukanya yg di telapak tangan kiri. Dafin yg sedari tadi menahan diri untuk tak bertanya apapun pada Barra akhirnya membuka suara.
“Bar.. kenapa?” walau hanya itu yg keluar dari mulut Dafin, tapi Barra mengerti maksud dan tujuannya.
”Gpp.. gw cm ga mau aja orang-orang nyamain kita semua dengan kelakuannya Siska! Lu urus deh jangan sampai ini masalah jadi besar. Gw ga mau kalau sampai orang-orang berfikir selama ini prestasi yg kita dapat karena curang. Paham kan lu!” Jelas Barra masih menahan emosi.
“Oh.. jadi karena itu!” Kata Caca menimpali dalam hati. Akhirnya dia pun mendapat jawaban atas kebingungannya sedari tadi. Padahal udah Ge eR aja nih gw! Tp gpp juga sih lumayan ngerasain digendong pria pujaan cewe-cewe kampus! Huhuhu…
**
"Paham bu...."lirih.
perhatikan tanda baca,karna tanda baca adalah kunci untuk membuat sebuah karya menjadi hidup....
semangat thor..../Smile/
tapi menjelaskan nya pelang-pelang sambil mengikuti alur cerita,agar pembaca gak bosan,ok....
semagat/Determined/
karena berantem juga butuh energi...