Brahma Satria Mahendra merasa lelah dengan banyak wanita yang terus mendekati serta mengejarnya. Kedua orang tuanya terutama sang ibu sering kali mendesaknya untuk segera menikah. Pernah mencintai dan berpacaran cukup lama dengan sahabatnya sejak SMA bernama Ajeng Notokusumo. Namun hubungannya kandas di tengah jalan karena Ajeng memilih fokus kuliah dan mengejar cita-citanya di luar negeri. Membuat hati Brahma tumpul dengan yang namanya cinta.
Brahma menyodorkan sebuah kontrak pernikahan pada gadis asing bernama Starla yang baru ia kenal di stasiun. Takdir membawa keduanya dalam sebuah pernikahan tanpa cinta. Hanya sekedar rasa tanggung jawab semata. Tanpa sengaja Brahma telah mengambil kesucian Starla yang dikenal sebagai primadona gang Ding Dong sekaligus klub malam ternama yakni Black Meong, karena pengaruh obat dari seseorang. Tanpa Brahma tahu, hidup Starla tak lama lagi.
Bagaimana kehidupan pernikahan kontrak mereka selanjutnya yang tak mudah ?
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Masa Lalu (Mami Monic)
"Ajeng," jawab Bening.
"Kenapa lagi sama Ajeng?" tanya Arjuna.
Bening menjelaskan ke suaminya jika Ajeng membuka butik di kota tempat Brahma dan Starla tinggal. Padahal yang lalu Bening sudah menyarankan Ajeng untuk menjauh dari kehidupan rumah tangga Brahma. Namun sepertinya saran sekaligus peringatan dari Bening tak digubris oleh Ajeng.
"Positif thinking saja, Ma. Siapa tahu Ajeng memang buka bisnisnya di sana karena pasarnya memang oke,"
"Mama itu tahu Pa, gelagat wanita yang suka sama pria kayak gimana. Ajeng tuh masih cinta sama Brahma. Buat Mama, mantan ya tetap saja mantan. Kalau sudah tutup buku, ya jangan dibuka lagi. Awas saja kalau Papa diam-diam ketemu sama mantan di belakang Mama. Nanti megalodon Papa, Mama gantung di pohon jambu!" ancam Bening.
Seketika tangan Arjuna pun secara refleks melindungi megalodon miliknya.
"Kok jadi megalodon Papa yang kena sasaran amukan Mama. Kan megalodon enggak salah, Ma."
"Biarin! Laki-laki suka begitu. Kalau ketemu mantan terindah suka lupa sama istri. Nyebelin!" gerutu Bening seraya melepas paksa pelukan suaminya. Ia langsung berdiri dari sofa dan berjalan ke arah tempat tidur.
"Jangan ngambek atuh, Ma. Papa kan laki-laki setia,"
"Mama ngantuk, mau bobo dulu."
"Ikut..." rengek Arjuna manja.
"Hem,"
☘️☘️
Mami Monic kini tengah bersiap untuk pindah tempat tinggal. Ia tak akan lagi menghuni kediamannya di Gang Ding Dong. Rumah yang ia tinggali bersama Starla selama ini di Gang Ding Dong bukan miliknya melainkan kepunyaan Baron.
Para kupu-kupu malam yang berada di bawah naungannya serta Baron sempat mencoba merayu Mami Monic untuk tetap tinggal di Gang Ding Dong. Namun keputusan Mami Monic untuk meninggalkan dunia hitam sudah bulat.
"Maafin Mami kalau ada salah sama kalian. Semoga kelak kehidupan kalian jauh lebih baik di masa depan. Dapat suami dari orang baik-baik yang membawa kebaikan di hidup kalian dan menerima apa adanya," ucap Mami Monic terasa sendu karena tengah berpamitan.
"Aamiin..." jawab mereka kompak.
"Iya, Mi. Kita pasti bakalan kangen sama Mami. Hiks...hiks...hiks..." ujar salah satu kupu-kupu malam, anak buah Mami Monic.
"Sudah-sudah. Jangan pada sedih. Nanti sesekali kalau senggang, Mami sempetin main ke sini lagi nengokin kalian semua. Semoga kalian panjang umur dan sehat selalu,"
"Mami juga sehat-sehat ya di kampung. Maafin kita kalau ada salah,"
"Iya, sama-sama. Maafin Mami juga kalau selama ini selalu keras mendidik kalian,"
Setelah selesai berpamitan dengan para kupu-kupu malam di Gang Ding Dong, Baron mengantarkan Mami Monic ke panti asuhan. Baron sendiri yang mengemudikan mobil pribadi miliknya. Starla sengaja tak mengantarkan ibunya untuk pindahan karena dilarang Mami Monic.
Hanya Baron, Starla dan Brahma yang tahu tempat hunian baru Mami Monic yakni di panti asuhan yang ada di pinggiran kota. Para kupu-kupu malam maupun anak buah lainnya tak tahu secara detail ke mana Mami Monic pindah. Sebab, mantan muci*kari tersebut hanya mengatakan bahwa ia mau pulang kampung dan menetap di desa.
"Nanti biar aku pulang naik taksi saja. Pakailah mobilku ini. Siapa tahu kamu butuh buat pergi-pergi atau jenguk Lala," tawar Baron.
"Enggak perlu, Bar. Sepeda motorku sudah ada di panti. Jadi, aku cukup pakai motor itu. Kalau pun harus pakai kendaraan roda empat, masih ada taksi online yang bisa aku pesan. Jangan cemaskan aku. Tabunganku masih cukup untuk makanku sehari-hari. Lagi pula Lala juga masih rutin kirim uang tiap bulan padaku," tolak Mami Monic.
"Apa aku enggak boleh cemaskan wanita yang aku cintai?"
"Terserah kamu jika soal itu. Tapi maaf aku enggak bisa membalasnya. Hidupku saat ini tak memikirkan urusan pribadi. Hanya ingin jadi ibu yang baik buat Lala sekaligus manusia yang berguna buat orang lain dalam hal kebaikan. Siapa tahu dengan begini Tuhan bisa menghapus segala dosaku di masa lalu. Terutama dosaku pada Lala," jawab Mami Monic.
"Apa di hatimu masih cinta sama ayah kandung Lala?" tanya Baron yang penasaran dengan isi hati dari wanita yang ia cintai itu. Namun cinta bertepuk sebelah tangan.
"Kamu sangat tahu cerita masa laluku, Bar. Mana mungkin aku masih cinta sama ayah kandung Lala. Saking bencinya aku sama dia, sampai-sampai aku pernah coba gugurin Lala. Untung putriku itu kuat dalam rahimku. Tapi, justru hal itu yang jadi penyesalanku hingga sekarang."
Sebuah helaan napas berat serta rasa sesak kini menyergap hati Mami Monic. Ya, dia tengah menyesal karena sejak awal mengetahui dirinya hamil, ia begitu membenci calon buah hatinya itu.
Terlebih kehamilan yang tak terduga itu terjadi setelah dirinya mendapat K D R T sekaligus menjadi tawanan suaminya. Alhasil ia terlupa minum pil pencegah kehamilan yang selama ini dilakukannya secara rutin.
Semenjak Mami Monic dijadikan tawanan di apartemen pribadi milik suaminya itu, dirinya tidak bisa keluar, tidak bisa bersosialisasi, dan tidak bisa berkomunikasi dengan siapapun baik keluarga maupun teman-temannya. Hal ini semakin memicu Mami Monic membenci suaminya yakni ayah kandung Starla Jelita.
Siksa fisik yang diterima selama beberapa bulan tersebut, membuat Mami Monic mengalami tekanan batin hingga depresi berat. Benih yang tidak ia inginkan kehadirannya, namun terlanjur tumbuh subur dalam rahimnya kala itu. Tak ada cinta di hatinya untuk sang suami. Dikarenakan ia menikah dengan suaminya karena harta bukan cinta.
Jika cinta, tentunya ia lebih memilih untuk bersama mantan kekasihnya yang seorang anggota polisi. Namun sayang karena harta sekaligus perjodohan dari ayahnya, ia mencampakkan secara sepihak mantan kekasihnya itu. Ibarat kata sang kekasih kala itu ia tinggal begitu saja saat sayang-sayangnya.
"Jika di hatimu gak pernah cinta sama ayah kandung Lala, apa kamu masih mencintai mantan kekasihmu itu?" tanya Baron.
Deg...
Bersambung...
🍁🍁🍁