Umur ku baru 22 tahun bekerja di sebuah Cafe yang tidak jauh dari Kampus dan perkantoran... Jadi cafe tersebut sangat ramai dari pengunjung maha siswa dan karyawan kantor entah karena urusan pekerjaan atau sekedar meeting petinggi perusahaan.
Mama nya yang sudah tua kini tidak sanggup lagi mengurus anaknya karena kondisi tubuh mama nya yang sering bulak balik rumah sakit akhirnya Devan menerima perjodohan itu menjadi ibu sambung anaknya tapi Vano membuat jarak...
kita Lanjut di cerita saja ya ------>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4...
Devan benar benar emosi sama mami Lena yang mengambil keputusan sendiri Tanpa persetujuan dari dirinya... Akibat perdebatan itu mami Lena jatuh pingsan dan segera di larikan kerumah sakit untung saja Tasya sudah di ajak pelayan tidur saat mami Lena dan Devan berdebat.
"Pak Budi tolong siapkan mobil." ucap Devan yang menggendong mami Lena.
Di dalam mobil Devan selalu menepuk pelan wajah mami nya menyadarkan Mami nya Devan sangat panik Mami nya tidak sadar kan diri diri nya benar benar tidak sanggup bila kehilangan mami Lena, karena wanita ini lah yang sekarang Devan punya... Meski Devan memiliki adik tapi adiknya berada di luar kota merintis karilnya.
"Tuan Tunggu lah di luar kmi akan memeriksa nyonya Lena." Ucap dokter pribadi yang selalu menangani nyonya Lena.
Sudah 20 menit mami Lena di periksa tapi tidak ada salah satu yang keluar memberi nya kabar... Sampai akhirnya Devina adik Devan menghubungi dirinya.
"Hallo..." Ucap Devan.
"Kak, kemana mami kenapa aku telepon tidak di jawab.?" Ucap Devina.
"Ada apa.?" Ucap Devan seakan tidak terjadi apa apa bersikap tenang.
"Aku Tadi nya mau kasih tau mami, bahwa aku akan tinggal disana dan ingin membuka cabang butik ku disana kak." ucap Devina.
"Bagus lah kakak akan mendukung, kapan itu.?" ucap Devan.
"Minggu depan tapi kaka jagan kasih tau mami ya aku ingin buat kejutan sama mami." ucap Devina..
"Baik lah." Ucap Devan lalu mengakhiri panggilannya.... Bersamaan itu dokter pun keluar.
"Bagaimana mami saya.?" Ucap Devan pada dokter bernama Bima adalah sahabatnya.
"Tante hanya terlalu stres serta kecapean mengakibatkan gula darah nya rendah... Apa kamu tidak mau mencari istri Van, agar Tante tidak terlalu capek.?" Ucap Bima.
"Kamu hanya untuk menyembuhkan mami ku bukan menceramahi hidup ku." ucap Devan.
"Huft... Aku hanya kasi saran saja." Ucap Bima lalu pergi nepuk pundak Devan.
"Kamu sudah Boleh temui Tante." Ucap Bima sambil melambai tangan sambil berjalan.
Devan yang melihat mami nya yang berbaring dengan selang infus tersebut tanpa terasa air matanya keluar, Devan mengambil salah satu tangan mami nya yang tidak terpasang selang Devan duduk di samping mami nya.
"Mami... Bangunlah maafin Devan, Devan janji mi akan mendengar apa kata mami." ucap Devan tertidur di samping mami nya dengan posisi duduk dan memegang tangan Lena yang sudah terlihat garis halus nya bila di perhatikan.
Keesokannya mami Lena sadar melihat Devan mami Lena mengusap kepala putranya dengan lembut, Devan yang merasakan sesuatu di kepalanya dia pun segera bangkit dan melihat ke arah mami nya bersama suster masuk.
"Tuan permisi biar aku periksa dan panggil dokter dulu." ucap Suster.
"Kak apa yang terjadi sama mami.?" Ucap Devi datang bersama dokter Bima.
"Kamu kenapa datang.?" ucap Devan
"Putri mu tadi m penelepon ku dia menangis kak, kenapa semalam kamu tidak beritahu aku.?" Ucap Devina.
"Mami baik baik saja.?" Ucap Vina menghampiri sang mami.
"Biar aku periksa dulu." Ucap Bima meminta izin Devan dan Devina pun berdiri menunggu sambil memperhatikan dokter Bima memeriksa mami Lena.
"Tante Lena anemia kekurangan darah merah Jadi tante harus di rawat beberapa hari." Ucap Bima.
"Dok saya harus pulang kasian cucu saya sendiri." Ucap Mami Lena.
"Tante tapi kesehatan tante lebih penting." ucap Bima.
Bersambung...