NovelToon NovelToon
Cinta Kedua Setelah Penghianatan Suamiku

Cinta Kedua Setelah Penghianatan Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Janda / Selingkuh / Pelakor / Trauma masa lalu
Popularitas:233.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ara julyana

Dania adalah wanita yang lemah lembut dan keibuan. Rasa cintanya pada keluarganya begitu besar.


Begitupun rasa cintanya pada sang suami, sampai pada akhirnya, kemelut rumah tangganya datang. Dengan kedua matanya sendiri Dania menyaksikan penghianatan yang di lakukan oleh suami dan kakaknya sendiri.


Penghianatan yang telah di lakukan orang-orang yang di kasihinya, telah merubah segalanya dalam hidup Dania.

Hingga akhirnya dia menemukan cinta kedua setelah kehancurannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara julyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4.Curiga

"Memang itu urusan pribadi kak Sinta mas, tapi kamu juga harus ingat pesan terakhir almarhum suaminya, yang menitipkan kak Sinta pada kita berdua. Kamu jangan acuh mas, kita wajib mengawasinya dan harus dengan siapa kak Sinta punya hubungan," sahut Dania.

"Uhuk!" Bobby tersedak, padahal ia sedang tidak makan atau minum apapun.

"Terserah kalau itu maumu!" sungut Bobby kemudian.

"Bukan mauku mas, tapi aku mengikuti suara hatiku, siapa lagi yang akan menjaga dan memberikan nasehat pada kak Sinta kalau bukan kita."

"Hemmm," sahut Bobby yang seperti orang kehabisan kata-kata.

Sinta menghampiri mereka.

"Bob, bisa nggak antarkan aku?" tanya Sinta.

"Kemana?"

"Ke salon dan jumpa teman-temanku, mereka nggak bisa jemput aku,"

"Baiklah tunggu sebentar," jawab Bobby lembut, ia berdiri dan berjalan masuk ke rumah untuk mengambil kunci mobilnya.

Berbeda saat ia bicara dengan Dania begitu ketus dan dengan raut wajah yang kesal. Saat bicara dengan Sinta raut wajahnya berseri dan dengan suara yang lembut.

Dania memperhatikan perubahan suaminya itu.

"Mas, kamu bilang tadi sangat lelah. Biar aja kak Sinta naik taxi atau panggi pak Tono untuk mengantarnya," seru Dania yang seakan tak terima suaminya mengantar Sinta. Kakaknya.

"Oh, ya udah kalau begitu nggak usah di antar Bob, biar aku naik taxi saja," Sinta terlihat kecewa.

"Dania, bukannya kamu sendiri yang barusan bilang kita harus menjaga Sinta, lalu kenapa kamu keberatan aku mengantarkannya."

"Bukan begitu mas, bukannya tadi mas bilang sangat capek, lebih baik mas istirahat saja, aku tidak mau terjadi sesuatu pada kalian di jalan, aku hanya khawatir mas,"

"Selagi kamu berdoa yang baik-baik tidak akan terjadi apa-apa pada kami, kecuali kamu mendoakan yang tidak baik."

"Aku sangat menyayani kalian jadi tidak mungkin aku berdoa yang buruk tentang kalian."

"Lagi pula ya Dania, ini hari libur aku tidak enak memanggil pak Tono, walaupun dia supir pribadi kita tapi kita juga harus ngerti waktunya libur ya libur."

"Iya baiklah mas, pergilah aku titip kak Sinta," ucap Dania pasrah.

"Ayo Sinta," ajak Bobby.

Mereka pun berjalan beriringan menuju ke mobil. Dania hanya memperhatikan mereka dari kejauhan.

Bobby membukakan pintu mobil untuk Sinta. Dania menatapnya tak percaya. Bahkan suaminya itu sudah lama tak memperlakukannya semanis itu.

Bahkan saat ia sakit dan Bobby terpaksa mengantarnya ke rumah sakitpun Dania harus membuka pintu mobil sendiri dengan sisa-sisa tenaga yang di milikinya.

"Ah, pasti mas Bobby merasa segan pada kak Sinta, walaupun usia kak Sinta lebih muda darinya tapi statusnya adalah kakak iparnya," monolognya pelan.

Dania melambaikan tangannya ke arah mobil suaminya yang membawa kakak kandungnya itu. Entah ada balasan dari mereka atau tidak, Dania tak melihatnya.

Bahkan kaca mobil yang gelap itu telah di tutup dengan rapat. Kaca itu membuat siapapun tak bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana.

Hening.

Dania berdiri mematung menatap mobil itu hingga tak terlihat lagi.

Rupanya bik Titin memperhatikan semuanya ada rasa iba di hatinya pada sang majikan.

"Non, sebaiknya anda sarapan dulu, saya perhatikan dari pagi anda belum makan apa-apa, nanti maag nya kambuh," ucap bik Titin.

Dania tersenyum, ia senang mendengar pembantunya itu begitu perhatian padanya.

"Iya bik, makasih ya udah perhatian sama saya," jawabnya.

"Ah, non Dania, saya hanya mengingatkan saja."

Mereka pun sama-sama masuk ke ruang makan.

"Bik, si kembar mana?" Dania menanyakan anaknya, matanya menyapu ke ke mana-mana.

"Masih menonton non, mereka serius menonton film kartun doraemon," cerita bik Titin.

Dania kembali mengulas senyum. Ia menarik nafas panjang. Sampai helaan nafas itu terdengar oleh bik Titin. Bik Titin menoleh ke arahnya. Tatapan mereka bertemu.

"Bibik pasti sudah mendengar semuanya, aku kasihan pada anak-anak bik," ucap Dania dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sabar non, jangan berpikir hal yang tidak-tidak," kata bik Titin kemudian.

"Maksud bibik?" tanya Dania, ia merasa pembantunya itu mengetahui sesuatu.

"Maksud saya, non Dania juga harus ngerti mungkin tuan Bobby sedang sibuk di kantor, hingga saat beliau pulang pasti sudah sangat capek dan ingin istirahat, dan tak ada lagi keinginan untuk bercanda dengan anak-anak."

Dania diam. Kata-kata yang di ucapkan bik Titin tidak mampu menghapus kecurigaanya pada sang suami. Dia merasa ada sesuatu yang terjadi pada suaminya. Bahkan ia mulai curiga suaminya telah mendua. Dan dengan siapa dia tidak tahu.

Dania menoleh pada pembantu setengah baya yang mengasihinya seperti anaknya sendiri itu.

"Iya bik, mungkin aku terbawa perasaan saja. Apa mungkin karena Mita menelponku waktu itu," Dania pernah menceritakan pada bik Titin waktu Mita menelpon dan mengatakan melihat Bobby makan malam romantis dengan seorang wanita.

"Ah mungkin non Mita salah lihat non," sahut bik Titin lagi sambil menyiapkan sepiring nasi goreng untuk Dania.

"Terimakasih bik," ucap Dania saat bik Titin meletakkan nasi goreng di depannya.

Dia mulai memakan nasi itu dengan pelan seperti tak berselera. Bik Titin masih memperhatikannya.

"Non, sudahlah jangan terlalu banyak pikiran, nanti non Dania sakit ingat anak-anak, mereka sangat membutuhkan enon," bik Titin berbicara sambil meletakkan segelas air putih hangat di depan Dania.

Dania hanya tersenyum tipis dan menoleh sekilas ke arah bik Titin. Ia berpikir benar juga apa yang di katakan bik Titin.

Setelah selesai sarapan Dania menghampiri kedua anaknya yang sedang asyik menonton televisi.

"Hai sayang, seru ya filmnya? boleh nggak mama ikut nonton?"

"Oleh dong ma, sini ma kita nonton," ucap Marleen si celat.

"Papa mana ma? kok enggak ikut nonton ma?" Marteen ikut memberi pertanyaan pada sang mama.

"Oh itu, papa sedang sibuk sayang," jawab Dania yang terpaksa berbohong, karena tak ingin melihat buah hatinya bersedih.

"Mama, papa daat ya ama mama?" tanya Marleen kembali.

"Tidak kok sayang, papa tidak jahat, papa baik sekali," Dania tak bisa menyembunyikan raut wajah sedihnya pada sang putra.

Mendengar pertanyaan bocah tiga tahun yang bicara saja belum lancar, tapi justru bisa bertanya apakah papanya jahat pada mamanya apa tidak, hal itu justru membuat Dania bersedih. Ia merasa pasti anak-anaknya juga merasakan perubahan sikap papanya selama ini.

Setelah anak-anaknya kembali asyik menonton Dania ke dapur untuk memasak makan siang.

Sedangkan bik Titin ia sedang mencuci pakaian. Hal itu biasa Dania lakukan, ia akan memasak sendiri bila sedang tidak repot.

Di tengah-tengah aktivitas memasaknya Dania teringat kembali suami dan kakaknya.

"Kenapa mas Bobby lama sekali? bukannya dia hanya mengantar kak Sinta saja, tidak mungkin dia menunggui kak Sinta yang sedang di salon dan juga sedang berkumpul dengan teman-temannya," monolognya.

Dania termenung sejenak hingga akhirnya ia melanjutkan aktivitas memasaknya.

Setelah semua masakannya siap Dania menyuapi makan kedua anaknya. Lalu mengajak mereka tidur siang.

Hingga anak-anaknya tertidur, Bobby belum juga menampakkan batang hidungnya.

Dania begitu gelisah. Lebih setengah hari sendiri Bobby pergi mengantar Sinta dan belum kembali.

Ingin ia menelepon suami atau kakaknya. Tapi ia urungkan niatnya, karena ia tahu suaminya itu akan marah-marah jika ia menelepon. Apalagi jika sedang membawa mobil. Suaminya itu angkat membentaknya di telepon, "kamu ingin aku mati kecelakaan ya selalu menelepon saat aku lagi nyetir!" kata-kata dari suaminya itu yang selalu Dania ingat dan menjadikannya malas menghubungi Bobby saat Bobby di luar.

Ingin menelepon Sinta, tapi ia merasa tak enak pada kakaknya itu.

Hingga akhirnya suara deru mobil membuyarkan kembali lamunannya.

Dania seger berjalan cepat ke arah teras ia ingin menyambut suaminya dan bertanya banyak hal padanya.

Baru saja tiba di ambang pintu utama, Dania di kagetkan dengan suara-suara tawa cekikikan kakak dan juga suaminya.

Mereka terlihat akrab dan sesekali Sinta tampak mendorong lengan Bobby. Sinta kelihatan begitu bahagia dan bersemangat bicara dengan Bobby.

Bersambung.....

1
angel
kog rumah sakit gk pakai baju pasien ??
Lia Wafiroh
ipar adalah maut.kakaknya biadab suaminya durjana
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Ara Julyana: Terimakasih kak
total 1 replies
Ririn Nursisminingsih
semoga berjodoh mereka sama dikhianati oleh perselingkuhan
Ririn Nursisminingsih
emang benerr yaa iparku adah mautku....ktak film yg lagi viral ini...tidak dinovel atau di dunia nyata pelakor itu bener jahat....
Ilham Dwi Putra
Luar biasa
Ara Julyana: terimakasih dukungannya kak🙏
total 1 replies
Ilham Dwi Putra
semakin seru nih ceritanya
Ara Julyana: terimakasih kak atas dukunganmu🙏
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
Ara Julyana: terimakasih kak
total 1 replies
Julik Rini
Thor untuk tahanan laki laki dan perempuan beda 🫢🫣
Elok Pratiwi
buruk
Ara Julyana: saya tidak memaksa anda untuk membaca karya saya apalagi menilai dengan tidak menghargai karya orang.
total 1 replies
Elok Pratiwi
kok cerita nya lelet muter muter n pemeran wanita nya kok bego amat ... pada suka ya bikin cerita pemeran wanita nya bego amat ... cerita yg sangat tidak mengasyikkan
Ara Julyana: tidak memaksa anda untuk membaca apalagi untuk berkomentar, silahkan anda buat cerita sendiri dan baca sendiri🤣🤣
total 1 replies
Surati
bagus
Ara Julyana: terimakasih kak
total 1 replies
IKA UMY
apik apik.... sy syuka sy syuka
Ara Julyana: terimakasih kak
total 1 replies
arniya
bagus kak
Ara Julyana: terimakasih...
total 1 replies
Nur Halima
Luar biasa
Ara Julyana: terimakasih dukunganmu kakak
total 1 replies
arniya
ternyata banyak rahasia
Ara Julyana: benar sekali kakak
total 1 replies
Osie
nah kan aku dha curiga aja gitu tau nama pengacara dania herman anggara.. anggara nya itu loh sm dgn nama belakang arjuna..pastilah padanya arjuna itu..secara arjuna pernah bilang papanya seorang pengacara
Ara Julyana: pintar kakak
total 1 replies
Jouliani Jouliani
Lumayan
Dewi Nurani
haarusnya bobby dan sinta diusir juga dari kontrakannya pasti lebih seru
Ara Julyana: siap kakak
total 1 replies
Hera Imoet
Alhamdulillah... aamiin... maacii suguhan karyanya yang bagusss bingitttt 😘
Hera Imoet: Aamiin... maacii... Do'a yg sama dan terbaik buat dikau yaaa... love sekebon😘😘😘
Ara Julyana: terimakasih telah menemaniku berkarya dan terimakasih atas dukunganmu kakak...
Bahagia selalu untuk mu🤗🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!