Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 - Kekejaman
Masih di desa terpencil. Beberapa warga membagi barang-barang yang di bawa oleh Dion kepada setiap orang. Lalu mereka juga mengumpulkan mayat-mayat warga desa yang sudah meninggal.
Dan mayat-mayat itu di kuburkan dekat dengan desa. Penduduk disana mulai tenang karena ada bantuan dari Dion. Dan air yang keluar dari udara, di masukkan kedalam gentong satu persatu lalu mereka simpan.
Di tempat lain. Dion membawa Lisa ketempat yang sepi.
"Kita mau kemana kak.?" tanya Lisa sambil mengikuti Dion.
Tiba-tiba Buk. "Aduh." Lisa pun menabrak Dion yang tiba-tiba berhenti.
"Mungkin disini sudah cukup." kata Dion yang melihat pemandangan luas di depannya.
"Hm.?" sahut Lisa yang masih kebingungan. Lalu Dion pun membalikkan badanya dan berjongkok di depan Lisa.
"Perkenalkan, namaku Dion Siga. Kau bisa memanggilku Dion saja." Kata Dion dengan tersenyum.
"Ah, eeh. Baik kak Dion." sahut Lisa dengan malu-malu.
"Hm, baiklah. Jadi ada hal ingin aku bicarakan denganmu Lisa. Pertama, cahaya yang keluar dari tubuhmu barusan adalah pencapaian mu karena sudah menerobos ke tingkat Dom lebih tinggi." kata Dion.
"Hm.? Apa itu kak ?" tanya Lisa
"Eh ? Jadi kau tidak tau tentang Dom.? Itu adalah semacam kekuatan yang ada di dalam tubuhmu." sahut Dion
"Em, apa maksudnya adalah Spirit.?" sahut Lisa.
"Spirit.? Apa kalian menyebutnya seperti itu.? Hm, itu adalah kekuatan jiwa yang dinamakan Dom. Tapi tidak salah juga sih kalau menyebutnya Spirit. Itu masih sama." kata Dion.
"Dom.? aku tidak mengerti kak." sahut Lisa.
"Intinya kau sudah memasuki ranah Dom Bride Bintang 7. Itu pencapaian yang sangat luar biasa di umurmu yang sekarang." kata Dion.
"Em.?" sahut Lisa dengan kebingungan.
"Haaissh. Sudahlah, nanti akan aku ajarkan sedikit demi sedikit. Yang terpenting sekarang adalah maukah kau ikut denganku.? Aku akan menjagamu Lisa." kata Dion.
"Apa.?" sahut Lisa dengan sangat terkejut. Bahkan ia mulai gelisah dan takut.
"Oh iya, apa kau punya orang tua ? Aku harus meminta ijin pada mereka dulu kan.?" sahut Dion.
Lisa pun hanya terdiam, lalu ia meneteskan airmatanya. Dan menangis disana.
"Eh, apa yang terjadi Lisa ?" tanya Dion dengan panik.
"Maafkan aku, maafkan aku." kata Lisa sambil menangis.
"Tenanglah Lisa, ada apa.?" sahut Dion.
"Hiks hiks. Ayah, ibu, Kakak, mereka sudah mati kelaparan. Huaaaa."
Dion pun langsung terdiam seketika, dan melihat Lisa dengan sedih.
"Mereka, mereka membiarkanku untuk makan makanan yang ada. Bahkan kakakku mencuri makanan untukku, tapi dia di bunuh sama orang-orang itu. Huaa."
"Chik." Dion pun menggenggam tangannya dengan erat.
"Hiks hiks. Aku juga melihat ayah dan ibu di pukuli mereka. Hiks hiks. Bahkan ibu memelukku agar aku tidak terkena pukulan."
Dion pun hanya terdiam sambil mendengarkan Lisa disana. Padahal hatinya juga terpukul mendengar cerita itu.
"Maafkan aku, maafkan aku. Huaa."
"Jadi mereka juga melakukan hal seperti itu. Memang orang-orang seperti mereka tidak pantas di lindungi. Kekuatan ini, dan tujuannya, hanya untuk melindungi orang-orang yang berguna bagi manusia lainnya. Untuk apa aku melindungi orang-orang bajingan seperti mereka "
"Huaa, huaa."
"Tenanglah Lisa, kau tidak sendirian, masih banyak orang-orang desa yang peduli sama kamu. Dan semua orang juga merasakan hal yang sama." kata Dion.
"Hiks, Aku hampir mati kelaparan dan di tendang oleh orang-orang itu. Bahkan ibuku berkata, tetaplah hidup, tetaplah hidup. Huaa."
Dion pun mengelus kepalanya dengan sedih.
"Bahkan anak sekecil ini sudah menderita cukup dalam. Di tinggalkan keluarganya di depan matanya sendiri. Aku bahkan tidak bisa membayangkan, betapa sakitnya hatinya itu."
Dion pun menemani Lisa disana sampai dia benar-benar tenang. Sampai sore hari tiba. Lisa pun tertidur disamping Dion.
"Apa orang-orang dari Clan Siga waktu itu juga merasakan hal yang sama seperti Lisa.? Melihat keluarganya di bantai habis oleh kekaisaran. Dan kekejaman itu masih berlanjut hingga saat ini."
Dion pun mengepalkan tangannya dengan erat. Lalu, tidak berlangsung lama, Lisa pun membuka matanya.
"Maafkan aku kak. Maafkan aku." kata Lisa kepada Dion sambil duduk dan membungkukkan badannya.
"Em.? Kenapa kau meminta maaf padaku Lisa.? Kau tidak bersalah." sahut Dion.
"Aku sudah menangis di depan kakak. Bahkan orang-orang itu langsung menendang ku saat aku menangis." kata Lisa.
"Dia terkena trauma yang sangat dalam."
"Aku bukan bagian dari orang-orang itu. Bahkan sekarang aku sedang mengejar mereka." kata Dion
"Kenapa mengejar mereka kak.?" tanya Lisa.
"Aku sedang memburu mereka Lisa. Alasannya adalah, membersihkan wabah manusia yang sangat merugikan." jawab Dion.
"Hm.?" Lisa pun sangat kebingungan.
"Emm, jadi, apa kau mau ikut denganku ? Membersihkan orang-orang seperti mereka." kata Dion.
"Aku sebenarnya tidak tau, apa yang kakak maksud. Aku juga tidak punya tempat tinggal, dan tidak punya orang yang peduli padaku. Orang-orang desa juga menderita dan memikirkan diri mereka sendiri. Jadi jika Kak Dion memberikan kesempatan padaku, aku akan ikut dengan kakak." kata Lisa dengan gelisah.
Dion pun langsung tersenyum padanya. Lalu, ia pun berdiri.
"Baiklah, kita berangkat sekarang." kata Dion.
"Lalu, bagaimana dengan orang-orang desa kak. Bagaimana jika orang-orang itu datang lagi.?" kata Lisa.
"Ah, kau benar. Sebaiknya aku memasang alarm disekitar desa. Jika terjadi sesuatu disana aku akan datang sekejap mata." kata Dion.
"Skill Teleportasi. Aku bisa menggunakan skill itu jika aku pernah datang kesuatu tempat. Mungkin aku akan mengingat air yang keluar dari udara didalam desa. Dan jika terjadi apa-apa, aku bisa berteleportasi kesana." kata Dion dalam hati.
Lalu, tubuhnya pun melayang ke udara. Dan sebuah sistem perlindungan pun di bentuk olehnya yang mengelilingi desa. Woot Woot.
Lisa yang melihatnya, hanya tercengang melihat tubuh Dion yang bisa melayang.
"Hep. Sudah selesai Lisa. Kau tidak perlu takut lagi." kata Dion sambil turun dari sana.
"Kenapa tubuh kakak bisa melayang.?" tanya Lisa.
"Ah, itu sangat sulit di jelaskan, aku bahkan tidak mahir menjelaskan sesuatu padamu. Lebih baik, kita bergerak sekarang." kata Dion sambil memberikan tanda di punggung Lisa. Wingg.
Dan tiba-tiba tubuhnya pun melayang mengikuti Dion.
"Eh, eh. Aku terbang." kata Lisa.
"Jangan takut Lisa, kau akan baik-baik saja."
Mereka berdua pun langsung melesat menuju reruntuhan desa Majaren.
..
Di tempat lain.
Terlihat rombongan dari kerajaan Neverland sedang bergerak menuju ke kerajaan Alden. Dan salah satu kereta disana, di naiki oleh Tuan Putri yang sedang duduk seorang diri sambil memejamkan matanya.
"Setelah ini kita akan memasuki wilayah kerajaan Alden Tuan Putri." kata Teo yang menunggangi kuda di samping kereta yang di naiki Rachel.
"Baiklah. Tetap waspada." sahut Rachel.
...