Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.28
Malam tiba seorang wanita di sebuah kamar sederhana, tengah sibuk dengan lamunannya. Kini hanya berpasrah kepada sang Ilahi. Hati kini benar-benar terkoyak disebabkan oleh seseorang.
Hanya air mata yang menemani kesendiriannya dalam sepi.
" Jika memang takdir ku bersama Dirga cuma sampai di sini, Kinan ikhlas ya Allah. " Lirihnya.
Pandangan saat ini tertuju pada dua orang yang lagi asyik bercengkrama di ruangan tengah, seolah-olah dunia milik mereka berdua.
Kinara lebih memilih masuk ke dalam kamar daripada menyaksikan kedua orang itu yang sedang menikmati kebersamaan.
Sungguh nyesek dalam dada dirasakan Kinara.
" Besok, aku harus pergi dari rumah ini, bagaimana pun caranya," gumam Kinan.
Sejak tadi dia ingin pergi, tiba-tiba Dirga datang. Sempat hatinya luluh ketika melihat suaminya datang, namun hal yang tak terduga terjadi. Apa yang dilihat matanya hari ini seolah mimpi. Dinding-dinding dalam ruangan pun ikut menjadi saksi atas pedih yang dirasakan wanita itu.
" Aku pulang ya, Dir. " Ujar Bianca sengaja memberi kode.
" Aku antar, boleh?" tukas Dirga, membuat Bianca makin memiliki kesempatan untuk mengejar cinta sahabatnya.
" Tentu saja, aku senang banget,"ujarnya cepat, aurah kebahagiaan terpancar di wajah.
" Mas, perut aku sakit," teriak Kinara dalam kamar.
Saat ini Kinara melenguh kes4kit4n seraya memegang perut yang sudah mulai berisi.
"Dir, mau kemana?" Bianca menahan lengan Dirga agar tidak masuk ke kamar melihat Kinara.
" Kinara sakit, aku ingin ngecek kondisinya dulu."Ujarnya, menghempaskan tangan Bianca.
" Ini sudah larut malam, Dir. Bagaimana kalau pamanku nanyain ke mana saja aku keluyuran seharian ?" Alasan Bianca.
Dengan terpaksa Dirga mengantar Bianca pulang.
"Baiklah," ujarnya melupakan Kinara yang sedang meringkuk kesakitan dalam kamar.
Kinara berharap Dirga datang menolongnya, rasa s4kit di perutnya sungguh luar biasa.
Tangannya menggapai handphone yang ada di nakas berusaha menelpon seseorang.
" Hallo, Non ?" Jawab seseorang di seberang sana.
" Pak, Reihan. Tolong Kin..!
"Hallo non, ada apa ? Tolong jawab aku !"
teriak Reihan panik kala suara Kinara tak terdengar lagi.
Kinara
kini pingsan tak s4d4rkan diri, rasa sakit bagian perutnya tak dapat ditahan lagi.
Sementara di tempat lain, Dirga asyik membahas bisnis bersama paman Bianca. Dirga terkabung amarah sehingga tak peduli lagi dengan kondisi istrinya.
Bianca tersenyum tipis melihat pemandangan keakraban sang paman dengan pria dambaannya.
"Drrt Drrt."
"Hallo, Non. Apakah aku harus meneruskan rencana kita sebelumnya ?" tanya pria misterius itu pada Bianca.
" Tentu saja, aku baru tenang jika perempuan itu tak n4mp4k lagi di tengah-tengah kami." Ujarnya mengepalkan tangan.
" Baiklah, non." Ujar pria mist3rius lalu mematikan telepon.
"Kamu mengh4langi jalanku untuk dapatin Dirga, pria yang selama ini tersemat di hatiku. Aku tidak ingin kehilangan sahabatku sekaligus cintaku." Ucapnya sendirian penuh tekanan.
" Kirim foto-foto mesra aku dengan Dirga di ponsel perempuan itu saat ini juga!" Titah Bianca pada pria misterius itu melalui aplikasi hijau miliknya.
" Siap laksanakan," jawab pria misterius.
" Sampai kapan pun, kamu tidak akan pernah melupakan kenangan ini, Kinara.
" Aku ingin sekali menyaksikan kesedihanmu malam ini, tapi sungguh seribu sayang, Dirga ada di sini. Aku lebih memilih bersama Dirga dibandingkan menyaksikan ratapanmu.
****
"Tolong tolong tolong!"
Teriak orang -orang melihat keb4k4r4n beberapa rum4h w4rg4.
" Telepon tugas pem4dam keb4k4r4n cepat, pak !
Sahut seorang wanita paruh khawatir, apalagi saat ini rumah miliknya hampir ikut terb4kar.
" Tolong kami, pak !
"Sudah beberapa rumah yang kena keb4kar4n, tolong kami! " histeris orang-orang sekitar lokasi kejadian.
" Astaghfirullah !" Ucap Dirga terhenyak seketika melihat keb4k4r4n itu.
" Jangan masuk, pak ! Di dalam sangat berb4h4y4.
Dirga tetap beranjak m4suk ke dalam, tak peduli dengan teriakan orang-orang di luar sana.
Pikirannya saat ini adalah Kinara istrinya. Ia tak akan membiarkan terjadi sesuatu pada wanita tambatan hatinya. Wanita yang mengisi relung hatinya belakangan ini.
" Kinara, kamu di mana?"
"Kinara ?" teriaknya, di teng4h k0b4r4n 4pi.
" Pak, keluarlah ! Biarkan kami yang melakukan tugas kami. "teriak salah satu seorang pem4dam keb4kar4n.
" Mana mungkin aku pergi tanpa menemukan istri aku, pak. " teriak Dirga keras kepala.
Api mulai mulai padam sehingga petugas tersebut memudahkan pencarian k0rban.
" Istri bapak sudah ditemukan atau belum ?" Tanya seseorang.
Dirga menggeleng kecil terlihat sangat sedih.
Badan luruh ke lantai lemas tak bertenaga.
" Bagaimana bisa ini terjadi ? Kinara tidak mungkin ikut t3rb4k4r, aku yakin dia baik-baik saja. " Ujarnya tidak percaya apa yang dilihat malam ini.
Dirga menggusar rambutnya seperti orang d3pr3si, mencari ke mana-mana tapi tetap tidak menemukan istrinya.
"Aaaaakh...!" Teriaknya.
" Kinara, kamu di mana?Kamu tidak boleh pergi meninggalkan aku seorang diri. Kamu harus tetap menemani suamimu. "Teriaknya dengan histeris.
" Tidak mungkin, ini tidak boleh terjadi. Bagaimana aku bisa hidup tanpamu ?"
" Kinara..!" Teriaknya masih memanggil istrinya.
" Pak, percayakan pada kami untuk mencari istri anda, "ujar beberapa petugas pencarian.
" Tidak, aku tidak akan keluar dari tempat ini tanpa menemukan istriku. " Ujarnya dan petugas menggeleng kecil melihat kenekatan
pemuda tampan itu.
" Anda bisa mencari k0rban di sana, Tuan !" Mungkin ada salah satu keluarga anda.
Dirga segera mengikuti orang tersebut dan langsung menemui p4r4 k0rb4n.
Ada beberapa k0rb4n yang tidak bisa Dirga kenali, namun yang pasti istrinya tidak ada diantara mereka.
" Drrt Drrt."
Sudah berapa kali Dirga menghubungi Reihan, namun sampai saat ini belum dijawab.
" Kamu di mana, Reih ?Kenapa tidak menjawab telepon ku ?" Ujarnya meremas ponselnya.
Dirga memejamkan mata, menetralkan perasaannya. Air mata jatuh begitu saja.
"Maaf, maafkan suami mu yang tak bertanggung jawab ini, Kinara. Aku yang salah, aku meninggalkanmu sendirian.
"Aaaaakh."
"Aku tak becvs sebagai suami, aku begitu egois. "Teriaknya sembari menjambak r4mbutnya sendiri.
"Alhamdulillah, tidak ada k0rban meningg4l. Hanya ada beberapa orang yang luk4-luk4 kecil, dan akan segera di bawah ke rumah sakit terdekat. " Ujar petugas tersebut.
Dirga terdiam sejenak, lalu menatap sekelilingnya.
" Aku belum menemukan istriku, Pak !"
" Tolong bantu aku mencarinya sekali lagi. " Ujar Dirga tak ingin putus asah.
" Baik, kami akan mencoba mencarinya kembali, mumpung api sudah hampir padam.
Mereka kembali mencari istri Dirga namun hasilnya tetap nihil. Mereka tidak menemukan jejak Kinara sedikit pun.
Ada yang ganjal menurut Dirga, rum4hnya ikut keb4k4r4n, tapi tidak sep4r4h dengan rum4h tetangga. Bagaimana Kinara bisa menghil4ng begitu saja ?" pikirnya.
" Lalu di mana jejak, istriku ?" Tanyanya penuh sesak.
" Apa bapak yakin, jika istrinya sedang berada dalam rumah saat kej4di4n?" Tanya seorang petugas memeriksa lokasi tersebut.
Dirga a tak mampu menjawab, telinganya masih terngiang-ngiang suara Kinara memanggil dirinya kala itu. Kinara meminta pert0l0ngan padanya, bagaimana bisa dia abai pada istrinya begitu saja.
Sesal, pasti sangat menyesal tiada terkira.
" Di mana aku harus menemukan, istriku?" Lirihnya.
" Hiks Hiks."
Bima menangis tak tahan lagi mengingat r1ng1s4n kes4kit4n istrinya sedang memanggilnya.
" Aku tidak percaya jika kamu meningg4lk4n diriku, Suci. Kamu tidak boleh melakukan ini.
" Tolong, maaf kan aku.
" Aku tak sanggup hidup tanpamu ?"