NovelToon NovelToon
Gelang System Universum

Gelang System Universum

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kaya Raya
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: F3rdy 25

Di tengah kesibukan kota modern yang serba cepat, Ferdy, seorang pria yang dulunya memiliki segalanya, kini menjadi pecundang. Ditinggal istri yang telah meninggalkannya, Ferdy merasa hidupnya hancur dan tak memiliki arah. Kesehariannya dipenuhi dengan kesedihan dan keraguan, mengingat kembali kejatuhannya dari puncak keberhasilan hingga menjadi seseorang yang tidak diperhitungkan.

Suatu hari, untuk melarikan diri dari kenyataan pahitnya, Ferdy memutuskan untuk pergi ke gunung, mencari ketenangan dan mungkin sebuah jawaban. Dalam perjalanan menuju puncak, ia terperosok ke sebuah gua misterius yang tersembunyi dari pandangan umum. Di dalam kegelapan gua itu, Ferdy menemukan sebuah gelang antik yang mengeluarkan cahaya lembut. Tanpa disadari, gelang itu adalah kunci dari sebuah sistem kekayaan dan kekuatan yang tak terbayangkan sebelumnya.

bagaimana cerita ferdy bangkit dari keterpurukan menuju ke kekuasaan tetapi masih memiliki kebaikan dan membantu sesama yang kesusahan dan menderita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F3rdy 25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayah pulang...

ditempat para relawan yang sedang beristirahat karena lelah

Setelah seharian pencarian yang penuh kelelahan, para relawan berkumpul di basecamp utama untuk beristirahat.

Wajah-wajah mereka menunjukkan kelelahan, namun ada rasa berat yang lebih dalam, yakni ketidakpastian nasib Ferdy.

Ryan, Sukirman, Anto, Warto, Yoga, serta Gilang duduk melingkar sambil mendiskusikan berbagai kemungkinan tentang di mana Ferdy bisa berada.

**Ryan:** "Aku rasa mungkin Ferdy tersesat di semak-semak atau jatuh ke jurang kecil yang tak terlihat. Hipotermia bisa saja terjadi dalam kondisi seperti ini."

**Anto:** "Mungkin dia terjebak di salah satu jurang atau celah gua. Aku masih ingat, dia cerita soal jalur yang dia temukan saat ekspedisi sebelumnya, jalur yang jarang dilewati pendaki lain."

**Warto:** "Ferdy orang yang tangguh, tapi kalau sudah berhari-hari begini... siapa tahu apa yang terjadi."

**Yoga:** "Ya, dia tahu banyak soal bertahan hidup di alam, tapi tak peduli seberapa tangguhnya seseorang, alam bisa saja mengalahkannya."

**Gilang:** "Ferdy selalu berkata bahwa mendaki gunung bukan sekadar melarikan diri dari kenyataan, tapi justru melatih kita untuk menghadapi dunia nyata, rimba beton yang lebih keras. Dia mengajari kita menghargai alam, bukan hanya sebagai tempat petualangan, tapi juga sebagai tempat belajar tentang kehidupan."

Obrolan mereka terhenti sejenak. Masing-masing terjebak dalam pikiran tentang sahabat mereka yang hilang.

Mereka semua berusaha memikirkan setiap momen terakhir sebelum Ferdy menghilang, berharap ada petunjuk yang bisa membawa mereka menemukannya.

Namun, menjelang sore, kabar datang dari HT bahwa pencarian akan dihentikan karena waktu sudah habis.

**Pak Manto (lewat HT):** "Semua tim, harap segera turun ke basecamp. Pencarian secara resmi akan dihentikan setelah hari ini. Terima kasih atas partisipasi kalian semua."

Para relawan turun gunung dengan suasana hati yang berat.

Keheningan melingkupi mereka, tak ada lagi canda tawa, hanya langkah kaki yang perlahan menuju basecamp.

Sesampainya di basecamp, masing-masing tim melaporkan hasil pencarian mereka.

**Tim Sungai:** "Tidak ada jejak di sepanjang jalur sungai yang kami telusuri."

**Tim Tebing:** "Kami sudah menyisir seluruh area tebing, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Ferdy."

**Tim Pendakian:** "Jalur utama pendakian bersih, tidak ada tanda-tanda dia lewat di sana."

Setelah mendengar laporan dari semua tim, Pak Manto, ketua Basarnas, berdiri dan mengucapkan terima kasih mewakili keluarga Ferdy.

**Pak Manto:** "Kami berterima kasih atas segala upaya yang telah kalian lakukan. Mari kita bersama-sama mendoakan Ferdy, semoga dia ditemukan dalam keadaan yang lebih baik."

Doa bersama pun dimulai. Suasana di basecamp hening, hanya suara lirih doa yang mengisi udara malam.

Di tengah kesunyian itu, Syahida, putri Ferdy, yang tak sepenuhnya mengerti situasi, bermain-main dengan senter di tangannya.

Tanpa sengaja, ia mengarahkan sinar senter ke arah jalan setapak yang menuju ke gunung.

**Syahida (sambil tertawa kecil):** "Ayah…"

Sekilas, Syahida melihat sesuatu yang membuatnya terdiam.

Di ujung sorotan lampu, dari arah gelap malam, ada seseorang yang mendekat perlahan. Gadis kecil itu terpaku sejenak sebelum menyadari siapa yang datang.

**Syahida (berteriak sambil berlari):** "Ayah! Ayah pulang!"

Semua orang di basecamp menoleh kaget ke arah suara Syahida.

Dalam gelap, mereka melihat sesosok tubuh bergerak mendekat dengan langkah tenang. Ferdy, dengan baju compang-camping dan wajah yang penuh kelelahan, berjalan keluar dari kegelapan. Tubuhnya terlihat kumal, namun senyum tipis menghiasi wajahnya.

Syahida langsung memeluk ayahnya dengan penuh kebahagiaan.

Ferdy, yang telah lama merindukan anaknya meski baru beberapa hari terpisah, meraih putrinya dengan lembut dan erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi.

**Ferdy (lembut):** "Ayah pulang, nak… Ayah pulang."

Teriakan Syahida menarik perhatian semua orang. Para relawan, teman-teman Ferdy, dan keluarga yang menunggu di basecamp langsung berlari ke arah Ferdy. Wajah mereka tercengang dan penuh keheranan.

**Gilang (tak percaya):** "Ferdy... Kau... kau hidup!"

**Ryan (memeluk Ferdy):** "Sialan kau! Kami semua khawatir setengah mati!"

**Warto:** "Bagaimana caranya kau bisa selamat? Apa yang terjadi di sana?"

Ferdy hanya tersenyum lemah, seolah mencoba menenangkan semua orang dengan kehadirannya.

**Ferdy (sambil mengusap kepala Syahida):** "Tenang... Aku baik-baik saja sekarang. Maaf sudah membuat kalian khawatir."

Basarnas segera memeriksa kondisi Ferdy. Luka-luka di tubuhnya yang terlihat sebelumnya telah menghilang, seolah tak pernah ada. Ini tentu saja menimbulkan lebih banyak pertanyaan di benak semua orang.

**Pak Manto (dengan penuh rasa ingin tahu):** "Ferdy, kami menemukan jejakmu di area hutan. Kami pikir kau tersesat didalam hutan dan kemungkinan bahaya lebih tinggi karena hutannya sangat lebat. Bagaimana bisa kau kembali tanpa cedera, hanya baju yang compang camping seperti ini?"

Ferdy terdiam sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang terjadi.

la tahu, kebenaran tentang gelang yang ia pakai dan pertemuannya dengan Raja Zan Elysia bukanlah sesuatu yang bisa ia ungkapkan begitu saja. Namun, ia juga tak ingin berbohong.

**Ferdy (tersenyum samar):** "Aku tersesat, tapi... aku menemukan cara untuk bertahan. Alam memberiku kekuatan untuk kembali."

Jawaban Ferdy menggantung, namun tidak ada yang berani bertanya lebih jauh. Mereka semua terlalu bahagia melihat Ferdy kembali dengan selamat.

**Gilang (tertawa kecil):** "Kau selalu saja misterius, Fer. Tapi yang penting sekarang kau selamat."

**Bab 14: Kepulangan yang Tak Terduga**

Setelah seharian pencarian yang penuh kelelahan, para relawan berkumpul di basecamp utama untuk beristirahat. Wajah-wajah mereka menunjukkan kelelahan, namun ada rasa berat yang lebih dalam, yakni ketidakpastian nasib Ferdy. Ryan, Sukirman, Anto, Warto, Yoga, serta Gilang duduk melingkar sambil mendiskusikan berbagai kemungkinan tentang di mana Ferdy bisa berada.

**Ryan:** "Aku rasa mungkin Ferdy tersesat di semak-semak atau jatuh ke jurang kecil yang tak terlihat. Hipotermia bisa saja terjadi dalam kondisi seperti ini."

**Anto:** "Mungkin dia terjebak di salah satu jurang atau celah gua. Aku masih ingat, dia cerita soal jalur yang dia temukan saat ekspedisi sebelumnya, jalur yang jarang dilewati pendaki lain."

**Warto:** "Ferdy orang yang tangguh, tapi kalau sudah berhari-hari begini... siapa tahu apa yang terjadi."

**Yoga:** "Ya, dia tahu banyak soal bertahan hidup di alam, tapi tak peduli seberapa tangguhnya seseorang, alam bisa saja mengalahkannya."

**Gilang:** "Ferdy selalu berkata bahwa mendaki gunung bukan sekadar melarikan diri dari kenyataan, tapi justru melatih kita untuk menghadapi dunia nyata, rimba beton yang lebih keras. Dia mengajari kita menghargai alam, bukan hanya sebagai tempat petualangan, tapi juga sebagai tempat belajar tentang kehidupan."

Obrolan mereka terhenti sejenak. Masing-masing terjebak dalam pikiran tentang sahabat mereka yang hilang. Mereka semua berusaha memikirkan setiap momen terakhir sebelum Ferdy menghilang, berharap ada petunjuk yang bisa membawa mereka menemukannya. Namun, menjelang sore, kabar datang dari HT bahwa pencarian akan dihentikan karena waktu sudah habis.

**Pak Manto (lewat HT):** "Semua tim, harap segera turun ke basecamp. Pencarian secara resmi akan dihentikan setelah hari ini. Terima kasih atas partisipasi kalian semua."

Para relawan turun gunung dengan suasana hati yang berat. Keheningan melingkupi mereka, tak ada lagi canda tawa, hanya langkah kaki yang perlahan menuju basecamp. Sesampainya di basecamp, masing-masing tim melaporkan hasil pencarian mereka.

**Tim Sungai:** "Tidak ada jejak di sepanjang jalur sungai yang kami telusuri."

**Tim Tebing:** "Kami sudah menyisir seluruh area tebing, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Ferdy."

**Tim Pendakian:** "Jalur utama pendakian bersih, tidak ada tanda-tanda dia lewat di sana."

Setelah mendengar laporan dari semua tim, Pak Manto, ketua Basarnas, berdiri dan mengucapkan terima kasih mewakili keluarga Ferdy.

**Pak Manto:** "Kami berterima kasih atas segala upaya yang telah kalian lakukan. Mari kita bersama-sama mendoakan Ferdy, semoga dia ditemukan dalam keadaan yang lebih baik."

Doa bersama pun dimulai. Suasana di basecamp hening, hanya suara lirih doa yang mengisi udara malam. Di tengah kesunyian itu, Syahida, putri Ferdy, yang tak sepenuhnya mengerti situasi, bermain-main dengan senter di tangannya. Tanpa sengaja, ia mengarahkan sinar senter ke arah jalan setapak yang menuju ke gunung.

**Syahida (sambil tertawa kecil):** "Ayah…"

Sekilas, Syahida melihat sesuatu yang membuatnya terdiam. Di ujung sorotan lampu, dari arah gelap malam, ada seseorang yang mendekat perlahan. Gadis kecil itu terpaku sejenak sebelum menyadari siapa yang datang.

**Syahida (berteriak sambil berlari):** "Ayah! Ayah pulang!"

Semua orang di basecamp menoleh kaget ke arah suara Syahida. Dalam gelap, mereka melihat sesosok tubuh bergerak mendekat dengan langkah tenang. Ferdy, dengan baju compang-camping dan wajah yang penuh kelelahan, berjalan keluar dari kegelapan. Tubuhnya terlihat kumal, namun senyum tipis menghiasi wajahnya.

Syahida langsung memeluk ayahnya dengan penuh kebahagiaan. Ferdy, yang telah lama merindukan anaknya meski baru beberapa hari terpisah, meraih putrinya dengan lembut dan erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi.

**Ferdy (lembut):** "Ayah pulang, nak… Ayah pulang."

Teriakan Syahida menarik perhatian semua orang. Para relawan, teman-teman Ferdy, dan keluarga yang menunggu di basecamp langsung berlari ke arah Ferdy. Wajah mereka tercengang dan penuh keheranan.

**Gilang (tak percaya):** "Ferdy... Kau... kau hidup!"

**Ryan (memeluk Ferdy):** "Sialan kau! Kami semua khawatir setengah mati!"

**Warto:** "Bagaimana caranya kau bisa selamat? Apa yang terjadi di sana?"

Ferdy hanya tersenyum lemah, seolah mencoba menenangkan semua orang dengan kehadirannya.

**Ferdy (sambil mengusap kepala Syahida):** "Tenang... Aku baik-baik saja sekarang. Maaf sudah membuat kalian khawatir."

Basarnas segera memeriksa kondisi Ferdy. Luka-luka di tubuhnya yang terlihat sebelumnya telah menghilang, seolah tak pernah ada. Ini tentu saja menimbulkan lebih banyak pertanyaan di benak semua orang.

**Pak Manto (dengan penuh rasa ingin tahu):** "Ferdy, kami menemukan jejak darah di area gua. Kami pikir kau terluka parah. Bagaimana bisa kau kembali tanpa cedera?"

Ferdy terdiam sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang terjadi. Ia tahu, kebenaran tentang gelang yang ia pakai dan pertemuannya dengan Raja Zan Elysia bukanlah sesuatu yang bisa ia ungkapkan begitu saja. Namun, ia juga tak ingin berbohong.

**Ferdy (tersenyum samar):** "Aku tersesat, tapi... aku menemukan cara untuk bertahan. Alam memberiku kekuatan untuk kembali."

Jawaban Ferdy menggantung, namun tidak ada yang berani bertanya lebih jauh. Mereka semua terlalu bahagia melihat Ferdy kembali dengan selamat.

**Gilang (tertawa kecil):** "Kau selalu saja misterius, mas. Tapi yang penting sekarang kau selamat."

Dengan kepulangan Ferdy, rasa syukur dan kebahagiaan melingkupi basecamp.

Semua orang berkumpul, merayakan kembalinya seorang sahabat, seorang ayah, dan seorang sosok yang telah menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Di tengah suasana penuh kelegaan itu, Ferdy memandang langit malam yang dipenuhi bintang.

Ia tahu bahwa perjalanan baru saja dimulai—perjalanan sebagai penjaga alam semesta yang akan terus membawanya ke dalam petualangan yang lebih besar.

dia hanya duduk hanya ditemani sang anak yang tertidur dipangkuannya, mereka akan kembali esok pagi.

Tak lama kemudian teman-temannya datang ryan, anto, sukirman,warto dan yoga mereka duduk bersama sambil memberikan kopi kepada ferdy dan ingin tahu bagaimana dia bisa kembali dengan selamat.

1
my story
mantap
Nino Ndut
ini yg pertama ditingkatin tuh otak sama insting mc..bodoh bener jd orabg dah..g paham kek gini jd disuruh ngelindungin semesta..baik sih iya tp y gimana dah..
Nino Ndut
salah satu bab yg mgkn g ada gunanya dibaca..wkwkwkwkwk
Nino Ndut
apaan dah??..garing bener mc nya..diawal perkenalan tuh penting, humoris boleh tp wibawa kudu tetep..karena itu penting buat bawahan, mereka akan bisa nilai hal baik n percaya ke kita..bukan kek garing n aneh begini..atau jgn2 bab ini cm efek gabut n no idea dari otor yak????..wkwkwkwkwk
Nino Ndut
betul saatnya upgrade diri, lupain tuh mantan istri busuk biarin aj dia tau sendiri kebenaran soal cowo barunya..mending fokus ma perceraian n anaknya..soal pasangan mah tinggal nunggu aj yg baik..
Ryan Hidayat: betul bang lebih baik perbaiki diri sendiri dan barokah setiap kita melangkah dengan "Bismillah"
total 1 replies
Nino Ndut
ini cm preman 3 orang lho, bukan ahli beladiri atau bahkan master, kok kayaknya susah bener alias butuh effort gitu..padahal secara fisik udh diubah kan pas di gua plus udh ada bekal beladiri tingkat lanjut..hadehh
Nino Ndut
dah beberapa bab belakangan selalu diakhiri dgn kalimat yg memiliki arti mirip tp sejauh ini mc kayak g ada niat buat belajar tentang sistemnya..jd kayak sia2in waktu aj nih
Jasmin Melor
Luar biasa
my story: terimakasih kak, pasti akan update lanjutan cerita2 nya
total 1 replies
George Lovink
Gaya tulisan apaan nie...ini bukan cara menulis novel...
my story: terimakasih kak kritikannya /Smile/
total 1 replies
my story
ya mumpung lagi sepi orderan ini kak. dan alur cerita juga seputara kehidupan nyata pribadi dicampur fantasi heheh
my story
ya kak maaf, disambi kerja ojek online...
D'ken Nicko
wih mantap ..update meraton
D'ken Nicko
cukup mengalir ,,walau kadang agak susah dipahami..komunikasi dgn sisum.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!