Diakhir hidupku, akira sangat menyesal karena tak pernah menikmati hidup dan jika tuhan memberi ia kehidupan kedua maka ia akan hidup bersenang senang.
Tapi nyatanya hidup tetaplah sebuah perjuangan bukan hanya tempat untuk bersenang senang.
"Adelia yang kamu selamatkan itu sudah mati, Jendral Agra. Dia sudah mati. Dan aku bukanlah Adelia Putri Kerajaan Akris, aku bukan adik dari sahabat mu, aku bukan tuan putri yang hidup lemah lembut dan pemalu. Aku adalah jiwa yang berasal dari masa depan."
Penasaran gimana Akira yang pindah ke tubuh Adelia menjalani hidup di dunia kuno yang penuh dengan trik,
cus baca 👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
Makan malam berlangsung hening. Empat orang yang berada dalam meja makan itu hanya menundukkan kepalanya makan, begitu juga dengan Adelia yang tampak tak menghiraukan sekelilingnya, ia fokus menikmati makanan yang tersaji di depannya.
Sebelumnya Adelia kira makanan disini adalah makanan yang hambar tapi saat ia makan di ruang makan ini, makanannya kaya akan bumbu rempah seperti ia merasakan makanan kampung halaman.
Dan bahkan saat Jendral Agra sudah meletakkan sendoknya Adelia masih makan dan tidak menghiraukan orang orang di sekeliling menatap kearahnya.
Setelah makanan habis, Adelia pun meletakkan sendok dan minum dengan santai lalu mengelap sudut bibir menggunakan tisu dengan anggun.
"Ternyata Lady Adelia memiliki nafsu makan yang tinggi," ucap selir Serli dengan senyuman tapi kenyataannya ucapan itu berarti kalau Adelia adalah orang yang rakus.
Adelia menatap ke arah selir Serli dengan senyuman tak kalah lebar.
"Tentu saja selir, ini adalah nikmat yang diberikan Suamiku, mana mungkin aku menyia-nyiakannya,"balas Adelia dengan menekankan kata suamiku.
Adelia membalas kalimat selir dengan mengagungkan Jendral Agra sehingga di sini terlihat ia menjadi istri yang patuh karena mensyukuri apa yang diberikan suaminya.
Adelia tau hidup di dunia kuno ini tidaklah mudah, selain kekuatan orang orang juga menjaga nama baiknya dan oleh karena itu seseorang harus pandai bersilat lidah agar tidak nampak bodoh di depan orang lain.
"Benar yang dikatakan lady, memang seharusnya kita menghargai nikmat yang diberikan Jendral." dengan wajah memerah Selir Serli mengucapkan hal itu.
"Pada malam ini Jendral akan tidur dimana?" dibandingkan dengan selir Serli, ternyata selir han jauh lebih to the poin.
"Malam ini aku akan bermalam di kediaman Istriku," ucap Jendral Agra dengan menekankan kata istriku, karena melihat Adelia yang sering memanggilnya dengan suamiku dibandingkan dengan *jendral* membuat ia sedikit tertarik dengan Adelia.
'kenapa jendral sialan ini ingin tidur denganku, ahh hilang sudah angan angan ku untuk tidur sampai siang,'batin Adelia.
Walaupun wajah Adelia masih tersenyum tapi di mata jendral ia masih melihat ada ketidaksukaan Dimata Adelia saat ia mengatakan hal itu dan itu berhasil membuat sebuah senyuman tipis di bibir Jendral Agra.
Senyuman di wajah selir Han pun menjadi kaku, dia sebenarnya sengaja bertanya karena pad malam ini adalah waktu Jendral bermalam di kamarnya dan ia sebenarnya ingin memamerkan tapi ia tak menyangka akan jawaban Jendral malah diluar ekspektasi.
"Istri ini sangatlah senang jika Suami mau bermalam di kediaman saya, tapi bukankah tidak adil bagi selir Han karena malam ini waktu Jendral bermalam di kediaman selir Han." itu adalah penolakan halus yang diberikan oleh Adelia.
"Aku tak menyangka bahwa istriku adalah orang yang sangat adil dan bermurah hati. Tapi akan ku ingatkan lagi, saat ini kamu ada di istana Jendral dan aku tuannya disini. Jadi dimanapun aku tidur terserahku," ucap Jendral Agra dengan senyuman penuh kesombongan.
Selir Han tak bisa berkata kata lagi dia hanya diam dengan wajah memerah, lebih dari selir Serli, ternyata ia lebih dipermalukan.
"Jika begitu kata Suami, manalah mungkin untuk istri mengatakan tidak karena itu adalah kewajiban Istri," ucap Adelia dengan senyuman yang tidak sampai ke mata.
Dan akhirnya makan malam itu diakhiri dengan wajah penuh kemenangan Jendral dan wajah tertekan Lady Adelia.
.
.
.
bersambung
salam hangat dari author
Jangan lupa like and komen