Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Sampai Rere tidak bisa berkata apapun, ia menjadi terhipnotis dengan apa yang Galih katakan dan pandangan mata pria itu. Tangan Rere memegang pipi Galih, mengelus pipi itu perlahan turun menuju bibir.
“Tapi, aku membutuhkan perintahmu untuk bisa melakukan apa yang aku inginkan itu..” Ujar Galih.
Timbul senyuman diwajah cantik Rere karena perkataan Galih tadi, ia membuka lilitan handuk tersebut hingga seluruh tubuhnya terpampang nyata kembali di hadapan Galih.
“Lakukan, kau harus bisa memuaskan aku lagi pagi ini..” Rere memberikan lampu hijau kepada Galih.
Tentu saja Galih sangat senang dengan semua itu, ia langsung menunduk meraup bibir manis milik Rere. Melakukan pergerakan bibir dengan sangat lembut tapi penuh menuntut hingga suara kecipak dari bibir mereka terdengar di area kamar Hotel.
Sembari melakukan pergulatan bibir Galih membuka satu persatu pakaiannya. Lalu bibirnya perlahan menurun hingga menuju bagian dada, memberikan bekas percintaan lagi disana.
“Kau cantik, cantik sekali..” Puji Galih disaat tubuh Rere penuh dengan bekas percintaan darinya.
Rere tersenyum manis, ia menutupi bagian bawahnya karena terus diperhatikan oleh Galih. Tapi, tangan Rere disingkirkan oleh Galih, pria itu tidak mau semua keindahan tubuh Rere tertutupi oleh apapun lagi.
“Tidak perlu malu, Baby. Aku suka dengan segala bentuk tubuhmu, sempurna.” Itulah yang Galih katakan yang mana bahkan Saka tidak pernah memuji Rere seperti itu.
Tubuh Rere tiba-tiba saja membusung disaat Galih memakan habis inti bongkahan miliknya. Sedikit sakit serta geli tapi Rere suka, ia memegang rambut Galih untuk memperdalam lagi. Sungguh semua sentuhan dari Galih membuat Rere tidak terkendali, ia suka diperlakukan lembut serta penuh kasih sayang seperti ini.
Perlahan terus turun hingga menuju belahan miliknya, Galih menghisap serta menjilat belahan milik Rere. Hingga tubuh Rere bergerak kesana-kemari merasakan kenikmatan yang sangat menyiksa, sampai suara Rere tidak terkendali.
“Ohhhh… Ahhhhh!” Tubuh Rere menggelinjang mendapatkan pelepasan pertama untuk satu ronde ini.
Galih memakan habis semua cairan yang Rere keluarkan, lalu pria itu kembali naik untuk melihat kearah wajah Rere yang lemas. “Manis, aku suka..” Puji Galih hingga membuat pipi Rere memerah menahan malu.
Langsung Galih menarik kaki Rere untuk mengubah posisi, membawa Rere untuk bangkit menuju area jendela besar yang menghadap Kota besar itu. Rere memegang kaca jendela sembari melirik kearah belakang, ia melihat Galih yang siap memasuki dirinya.
“Cepat lakukan, Galih. Aku sudah tidak tahan lagi,” Pinta Rere, ia sudah sangat ingin dimasuki Galih sekarang.
“Sabar, Baby. Kita memiliki banyak waktu, tenang saja..” Galih memegang bokong indah milik Rere, kembali ia memasuki liang Rere lagi.
Terdengar lenguhan kenikmatan bercampur sakit dari Rere, mungkin karena masih kedua kali hingga membuat milik Galih masih menyakiti Rere.
“Sakit?”
Rere memegang erat gorden karena Galih sudah bergerak perlahan, ia memejamkan mata sambil menikmati kecupan diarea wajannya.
“Sudah tidak, milikmu masuk sepenuhnya kalau posisi ini.. Ahhh..” Rere tidak mampu berkata apapun lagi karna pergerakan lamban tapi penuh hentakkan dari Galih.
Mendengar apa yang Rere katakan membuat Galih semakin bersemangat, ia bergerak semakin cepat dan tidak beraturan. Hingga tubuh Rere terus bergerak serta suara rintihan sudah tidak terkendali. Ia mengatakan untuk Galih Pelan-pelan saja tapi disaat Galih melakukan sesuai yang ia minta..
“Lebih cepat lagi, Galih.. Lebih cepat!” Ternyata Rere bukanlah tipe suka dengan pergerakan lembut, ini yang Galih suka dari Rere.
“Sesuai permintaanmu, Nona..” Galih mengubah posisi, membalikkan badan Rere agar saling pandang dengannya. Memegang pinggang Rere hingga menempel sepenuhnya padanya, melakukan lumatan bibir sembari memasukkan kembali senjata miliknya.
“Ohhh..” Rere melepaskan tautan bibir itu karena milik Galih yang perkasa kembali masuk, bahkan Galih tidak memberikan jeda langsung bergerak semakin liar saja.
~
Satu jam berlalu tapi Rere serta Galih belum juga selesai dengan adegan mereka. Kali ini dengan posisi Rere yang berada dipangkuan Galih yang duduk disofa. Rere bergerak kebawah dan keatas sambil menatap Galih yang juga sama menatapnya.
“Penuh sekali..” Ucap Rere, ia memegang perutnya yang sedikit ada tonjolan.
Sudah pasti tonjolan itu adalah milik Galih yang besar, memasuki area Rere sepenuhnya. “Terus bergerak, Baby..” Ucap Galih, ia memejamkan mata karena pergerakan kaku Rere lebih nikmat dari pada apapun.
Tiba-tiba saja ponsel Rere berdering langsung Galih mengambil ponsel tersebut sambil menikmati setiap pergerakan dari Rere.
“Ohhh.. Ahhhhh..” Rere melenguh karena mendapatkan pelepasan lagi, ia ngos-ngosan didada bidang Galih.
“Lelah?” Tanya Galih, ia mengangkat panggilan tersebut yang tertera nama Saka. Memberikannya kepada Rere, awalnya Rere bingung tapi karena sudah terlanjur terangkat maka tidak ada pilihan lain bukan.
“Halo?”
“Sayang, malam nanti aku pulang. Ada yang kau inginkan dari Yogyakarta?” Tanya Saka dari sebrang telpon, sementara Rere masih saling menyatu dengan Galih.
“Tidak ada, Mas. Pulanglah lebih cepat, ada yang ingin aku katakan.. Ahhhh..” Tiba-tiba saja Galih bergerak dari bawah hingga membuat Rere langsung mendesah.
“Ada apa, sayang?”
Rere menatap tajam Galih yang terus bergerak semakin cepat serta liar dari bawah sana sampai Rere langsung mematikan panggilan tersebut. Tangan Rere memegang pundak Galih sambil tubuhnya terus terhuyung karena pergerakan Galih.
“Aku tidak suka kau memanggil pria lain disaat sedang menyatu dengan aku, Nona..” Ucap Galih, ia semakin tidak terkendali bergerak ke atas mengaduk milik Rere.
“Ohhh.. Maafkan aku, ahhhh..!”
“Ahhhh!”
Rere serta Galih sama-sama mendapatkan pelepasan mereka, milik Galih keluar sangat banyak didalam belahan milik Rere. Sambil terus mengeluarkan sisa percintaan, Galih menggerakkan tubuh Rere maju mundur hingga wanita itu terus merintih sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang ada.
Tubuh lemas Rere dipeluk erat oleh Galih, keduanya saling berpelukan sambil menatap cahaya terang dari jendela. Sementara Rere memandang kearah ponselnya, terlihat pesan dari Saka hingga foto pernikahan mereka terlihat.
“Apakah suamimu akan pulang sore nanti, Baby?” Tanya Galih kepada Rere yang masih terdiam menikmati liangnya yang masih berkedut.
Kalau bisa Rere sangat tidak ingin bertemu dengan Saka, ia muak kalau terus mendengarkan omongan palsu dari pria itu.