NovelToon NovelToon
Menjadi Selingkuhan Suamiku 2

Menjadi Selingkuhan Suamiku 2

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Diam-Diam Cinta
Popularitas:769.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Pasca kematian sang ibu, Naina mencoba melakukan apa yang di wasiatkan padanya di secarik kertas. Ia memberanikan diri mencari sahabat ibunya untuk meminta pertolongan.

Tak di sangka, pertemuan itu justru membuatnya harus menikahi pria bernama Ryusang Juna Anggara, seorang dokter anak yang memiliki banyak pasien.

Arimbi yang sudah bersahabat sejak lama dengan ibunya, begitu yakin jika pilihannya adalah yang terbaik untuk sang putra satu-satunya.

Namun, perjodohan itu justru membuat Naina harus menjadi selingkuhan suaminya sendiri.

Lantas bagaimana dia menjalankan dua peran sekaligus?

Sampai kapan wanita dengan balutan pakaian syari'inya harus menjadi wanita simpanan untuk suami yang tanpa sadar sudah ia cintai?

Menjadi selingkuhan Suamiku 2, akan menyelesaikan kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Pov Naina

Aku tersentak kala wanita bernama Arimbi memelukku secara tiba-tiba. Benar-benar sebuah respon yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Entah apa isi dari surat itu, yang jelas setelah membacanya bu Arimbi langsung beralih menatap lembaran kertas yang ternyata adalah sebuah foto. Aku pun tak tahu siapa yang ada di balik foto tersebut.

Di sini aku sangat bersyukur karena beliau langsung mempercayaiku, akan tetapi juga penasaran. Kira-kira apa yang ibu tulis sampai bu Arimbi percaya begitu saja. Padahal dalam ekspektasiku, aku akan di usir dari sini atau di anggap sebagai seorang penipu, tapi yang terjadi justru sebaliknya.

Ada sedikit kelegaan dalam hati, namun juga was-was sebab pria bernama Ryu sepertinya meragukanku.

Ah itu urusan bu Arimbi nanti, dia pasti akan menyakinkan anak laki-lakinya bahwa aku benar-benar anak dari sahabatnya.

Lewat bermenit-menit aku dan bu Arimbi saling berpelukan dalam diam, tiba-tiba sebuah suara membuat pelukan kami terurai.

Pria itu tadinya sedang bernyanyi lagu milik Naff, lagu yang kebetulan adalah lagu kesukaanku 'masih kekasihku', namun nyanyian itu mendadak terhenti saat dirinya mendapati kami tengah berpelukan.

Ku lihat ada ekspresi bingung di wajahnya hingga keterkejutannya itu membuatnya membatu.

"Bun, semua baik-baik saja?" Tanyanya sambil melangkah mendekat.

"Ryu" Sahut Arimbi, mengusap bulir bening yang meluncur di pipinya.

Ternyata bu Arimbi menangis.

Sepeka itukah perasaannya? Hanya menyangkut sahabatnya, dia sampai meneteskan air mata. Sungguh hubungan yang luar biasa.

"Bunda nggak apa-apa?" Tanyanya lagi dengan wajah penasaran.

"Enggak, nak"

"Terus kenapa nangis?"

"Ternyata Naina memang benar anaknya tante Lintang, Ryu" Bu Arimbi membenarkan posisi duduknya menghadap ke sang putra. "Wanita yang juga pernah mendonorkan darahnya waktu kamu sakit DBD"

Nampak bu Arimbi menjeda kalimatnya untuk mengambil nafas lalu kembali melanjutkan ceritanya.

"Mungkin kamu nggak ingat saat kecil, kamu pernah terkena demam tinggi sampai trombosit kamu turun drastis. Tante Lintanglah yang menyelamatkanmu karena saat itu ayah sedang tugas di luar provinsi jadi tidak bisa mendonorkan darahnya buat kamu. Beruntung bunda bertemu tante Lintang di rumah sakit dan dia mendonorkan darahnya yang satu tipe denganmu, dia juga nemenin bunda di rumah sakit selama dua malam buat jagain kamu" Ungkapnya dengan mimik serius.

"Kalau tidak ada tante Lintang, entah apa yang terjadi dengan kamu, Ryu" Tambahnya menatap nyalang ke arah putranya.

"Tapi bagaimana bunda seyakin itu kalau dia" Pria itu melirikku sekilas. "Adalah anak tante Lintang?"

Sebelum menjawab, bu Arimbi tersenyum kemudian berucap.

"Ini" Wanita yang duduk di sebelahku menunjukkan benda yang masih dia pegang, sementara Ryu langsung mengulurkan tangan untuk menerima sodoran benda dari tangan bundanya.

Sesaat setelah menatap penuh lekat sebuah foto, dia kembali melirikku dan persekian detik aku langsung menundukkan kepala.

Sembari menelan ludah, aku meremat jemariku yang saling bertaut. Sedetik kemudian pria itu berkata padaku.

"Oh jadi kamu benar-benar anaknya tante Lintang?"

Ku anggukkan kepalaku untuk meresponnya. Jujur aku tak berani menatap wajahnya sebab sebelumnya, dia sudah memperingatkanku untuk menjaga pandangan dari lawan jenis.

"Syukurlah, akhirnya bunda menemukan sahabat bunda. Aku turut senang bun"

Ku lirik bu Arimbi menyunggingkan senyum tipis.

"Okay bun, aku ke dalam dulu, gerah. Pengin mandi"

"Iya sayang"

Tanpa mengatakan apapun lagi, Ryu melangkahkan kakinya masuk ke arah ruang tengah.

Aku dan bu Arimbi kembali berbincang.

"Tinggal di mana sekarang, Naina?"

"Saya di Banyuwangi bu_"

"Boleh panggil bunda, sayang" Potongnya cepat yang membuatku justru merasa kian canggung.

Aku tersenyum ramah. "I-iya bun" Ucapku sedikit terbata. Enggak enak hati sebenarnya. "Saya tinggal dengan bibik saya di Banyuwangi" Lanjutku.

"Jadi dari Banyuwangi ke sini sendirian, atau sama teman?"

"Sendiri"

"Ya ampun Naina, Banyuwangi jauh lho, nak"

"Lumayan, bun"

"Ya sudah nanti kamu nginep dulu di rumah bunda, kebetulan suami bunda lagi nggak ada, Ryu juga jaga malam di rumah sakit hari ini, bunda kesepian karena cuma ada ART saja"

"Maaf bun, nggak bisa, saya nggak bawa baju ganti, saya juga belum izin ke bibik mau menginap di sini"

"Ini sudah jam tiga, Naina, sudah sore. Bunda nggak bisa biarkan anak gadis naik kendaraan umum dari Surabaya ke Banyuwangi. Bisa di pastikan sampai malam perjalanannya. Nginep aja ya, nanti hubungi bibimu supaya nggak khawatir, soal baju, kamu bisa pakai bajunya Jihan atau kak Lala, mereka anak-anak bunda"

"Tapi bun_"

"Please Naina, bunda pengin denger cerita tentang ibu kamu selama beberapa tahun terakhir ini"

Menghela napas, mau tidak mau aku menyetujuinya. Ku anggukan kepala bahwa aku bersedia menginap di rumahnya. Bu Arimbi pun langsung tersenyum riang. Tapi di sisi lain aku heran. Tadi bu Arimbi bilang kalau beliau ada anak perempuan, tapi dimana mereka? Kenapa bu Arimbi mengatakan kalau beliau di rumah hanya dengan ART?

Mengerutkan bibir, aku berfikir dan mulai menebak-nebak. Mungkin saja anaknya yang lain sedang menempuh pendidikan di luar negri.

****

Setelah ada sedikit drama yang mengharu biru antara aku dan bu Arimbi tadi, beliau mengajakku masuk lebih dalam ke dalam rumahnya.

Bu Arimbi mengantarku ke sebuah ruangan yang merupakan kamar tamu.

Ruangan yang cukup luas untuk ukuran sebuah kamar, ada fasilitas lemari serta kamar mandi di dalamnya.

Sangat mewah menurutku.

"Ini kamar tamu, kamu tidur di sini nanti"

"Iya bun, terimakasih"

Bu Arimbi tampak mengangguk sambil mengulas senyum. "Jangan sungkan, anggap saja rumah sendiri"

"Iya bun"

Kemudian hening. Aku fokus menatap setiap sudut ruangan, sementara bu Arimbi melangkah ke arah jendela untuk membuka korden.

Mungkin karena ruangan ini jarang terpakai, jadi jendela serta kordennya tertutup rapat. Mungkin juga jarang di bersihkan atau hanya di bersihkan dua kali dalam seminggu.

Uhh.. Kenapa aku jadi suka menebak-nebak?

"Usiamu dua puluh empat tahun kan Na?" Konsentrasiku buyar mendengar suara bu Arimbi.

"Iya, bun"

"Sama kayak usia Jihan, anak bunda" Cicitnya, membuatku kembali fokus. "Ngomong-ngomong di bulan apa kamu lahir?"

"Agustus, bunda"

"Kalau Jihan Oktober"

"Aku lebih tua dua bulan berarti ya bun" Entahlah, kami menjadi akrab hanya dalam waktu hitungan menit.

Beliau mengangguk mengiyakan. "Nanti bunda ambilkan baju Jihan di kamarnya. Kamu bisa pilih mau pakai yang mana"

"Sekali lagi terimakasih, bun"

"Sama-sama. Jangan sungkan, ya!

"Iya"

Bersamaan dengan anggukan kepalaku, sosok Ryu tiba-tiba menyela.

"Bun"

Aku dan bu Arimbi sama-sama menoleh ke arah pintu. "Iya Ry?" Jawab bu Arimbi.

"Aku pergi ya"

"Loh, jam segini udah mau pergi aja, kamu nggak makan malam dulu?"

"Enggak bun, makan di rumah Jihan saja nanti. Dia dan Sagara mau ada acara, aku di suruh jagain si mungil sampai dia pulang, setelah itu baru aku ke rumah sakit"

"Memangnya ada acara apa mereka?" Bu Arimbi menghampiri putranya yang berdiri di ambang pintu kamar tamu. Aku sendiri masih berdiri di tempat semula tanpa melakukan pergerakan apapun sambil berfikir dari mana dia tahu kalau usiaku dua puluh empat tahun? Apa surat itu yang menjelaskannya?

Entahlah...

"Mau kondangan katanya" ku dengar jawaban dari pria yang kini mengenakan pakaian sangat rapi. Ada snelli menggantung di lengan kiri serta tas yang ia pegang di tangan kanannya.

"Ya sudah, hati-hati di jalan, salam buat cucu bunda"

"Okay, bun" Saat mengatakan itu, untuk sesaat Ryu melirik ke arahku, dengan cepat aku menjatuhkan sepasang netraku ke arah lain.

Sepintas ku lihat pria itu menarik tangan bundanya dan membawanya keluar.

"Bunda jangan terlalu baik pada orang yang baru saja kita kenal, ya. Memang ibunya baik, tapi belum tentu anaknya juga baik kan?"

"Ryu!" Desis bu Arimbi, meski aku tak tahu seperti apa ekspresinya.

Dasar badak bercula, dia pikir aku enggak mendengarnya, apa. Meskipun suaranya sangat lirih, tapi aku tahu kalau dia sedang berfikir buruk tentangku.

Bersambung

1
Supiah Susilawati
Luar biasa
Supiah Susilawati
Lumayan
Lilik Juhariah
naina bodoh disini
Lilik Juhariah
pergi gk ijin dosa ngelawan dosa kl punya suami selingkuh sampe nikah siri dholim kan sama istri apa itu hukumnya, kok baru sadar ma hukum sih
Lilik Juhariah
laki gini minta di tabok ,
Lilik Juhariah
lucu ya , waktu nikah apa GK nyebutin nama lengkapnya ya, sebodoh bodohnya dokter masih piintar kan , setidaknya masih ingat nama istrinya
Ira
keren
Arsen Arsenio
maaf q berhenti aja🙏 udah jelas2 ryu orang yg taat agama tp masih aja gk bisa setia mending di bikin kerakter yg mafia atau brutal jd kesany gk mempermainkn agama...trus yg baca jg pasti ny banyak yg percaya sekelas ustad aja pasti kayak ryu juga di dunia nyata
Anne: Mau berhenti, berhenti saja nda usah nulis di komen ya..
total 1 replies
Arsen Arsenio
kamu mau membela pria pecundang seperti dia yaaa karna naina perempuan yg naif
Arsen Arsenio
bener trus keliatan kan kalo si ryu juga mata keranjang bkn tipe yg setia buktiny liat cewek cantik walaupun istri ny dia tergoda
Inooy
ternyata apa yg d katakan salah satu reader g terbukti klo cerita ini jelek at g layak baca..menurut aq cerita nya bagus aq bisa ngikutin walaupun cerita nya ada hubungan nya dgn novel sebelum nya, d sini qta g d tutut utk baca novel sebelum nya..
ka author nya ternyata peka jg, krn kadang2 aq suka malas klo hrs baca dlu novel2 sebelum nya...good job kaaa!!! 👍👍👍👍👍
Inooy
makasih bwt ka Elok Pratiwi,,krn kaka aq jd penasaran novel yg menurut kaka g bagus, ternyata menurut aq asyik utk d baca..cerita nya ringan g bikin emosi meledak ledak, alur cerita nya jelas dn yg aq suka g hrs baca cerita sebelum nya......👍👍👍
Inooy
kata nya ajib klo d kirimin makanan buatan istri k RS,,tp wkt itu d bawain makan siang kata nya lg puasa Ry..🤣🤣🤣🤣
Inooy
aaah mertua spek malaikat ini maaah...baik bangeeeeet ma menantu 🥰
Inooy
jadi hati2 Ryu, skali lg kamu nyakitin Naina..d luaran sana pria2 siap menjadikan istri satu2 nya dn membahagiakan nya!!!
Inooy
rasain kamu Ryu, jangan kamu anggap Naina wanita penurut skali nya kamu bikin sakit hati..d situ tanduk nya keluar 🤣🤣🤣🤣
Inooy
karena gengsi mu melebihi burj khalifa..mana berani kamu mengakui klo kamu benar2 ngebutuhin Naina......
Inooy
perlakuan mu yg bikin hati Naina sakit, dlu kamu bersikukuh g mau nerima pernikahan kamu..skarang setelah Naina lelah dgn perilaku mu justru kamu yg bersikukuh ingin Naina kembali k rumah...
sungguh kamu suami yg g punya pendirian 😠
Inooy
Naina berubah berani sama kamu krn keadaan Ryuuuu..🤦‍♀️

sadar atuh Ryuu!!!!
Inooy
good Naina 👍👍,,kamu jd keras kepala jg krn Ryu....

jangan mau d ajak pulang Nai, biarin Ryu uring2an jg,,,suami kaya Ryu mah hrs balik d cuekin!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!