Kihana Betaria Lutfi terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang sangat ia benci.
Ayahnya mengatakan jika keluarga nya memiliki hutang pada keluarga Dude yang tidak bisa di lunasi dan keluarga Dude menginginkan Hana menjadi istri dari anak pertama mereka bernama Reynan Dude yang juga merupakan guru di tempat Hana sekolah.
Pernikahan mereka di rahasiakan dari seluruh guru dan pihak sekolah karena Hana tidak ingin di keluarkan dari sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Hana tersenyum dan mengangguk. Ia tak tau mengapa hatinya sangat murahan seperti ini. Bisa dengan mudah memaafkan dan luluh dengan pesona Reynan.
Rey tersenyum lebar dan kembali memagut mesra bibir Hana. Kali ini pagutannya lebih menuntut hingga Hana kewalahan membalasnya.
Rey bahkan tak sungkan meremas dadda Hana yang masih terbungkus seragam sekolah hingga membuat Hana mendesis.
"Murahan sekali kamu Hana." batin Hana mengumpat diri nya sendiri karena menikmati sentuhan Rey yang intim.
Dan saat Rey sedang menyesap leher Hana memberikan tanda kepemilikan mereka mendengar pintu ruangan Rey di ketuk.
Tok
Tok
Tok
Hana meringis karena Rey menyesapnya semakin kuat sebelum melepaskannya.
"Jangan panik." kata Rey karena melihat raut wajah Hana yang ketakutan. Ia merapihkan kembali penampilan Hana yang ia buat berantakan sebelumnya.
Hana berdiri dan mengambil air minum di meja Reynan lalu menenggaknya untuk menghilangkan kegugupan.
Rey membuka pintu ruangannya sedikit dan berdiri di cela pintu yang terbuka, ia melihat Romi ketua kelas 12 IPA 1 datang menemuinya. "Maaf pak Rey, saya datang untuk menyusul bapak. barangkali bapak lupa jika harus mengajar di kelas kami." kata Romi sopan, semua ketua kelas di sekolah ini berkewajiban memanggil guru mata pelajaran yang akan mengajar jika sampai 15 menit sang guru tidak datang ke kelas.
"Baiklah, silahkan kembali ke kelas. Saya akan datang 5 menit lagi!" kata Rey.
Romi mengangguk paham. "Baik pak!" setelah mengatakan itu, Romi pergi meninggalkan ruangan Rey.
Rey menutup pintu ruangannya dan melihat Hana tengah berdiri di sudut ruangan dengan cemas.
Ia tersenyum dan mendekati Hana. "Jangan khawatir, sekarang keluar dan masuk kelas. Aku akan menyusul 5 menit lagi." kata Rey sambil merapihkan rambut Hana yang masih berantakan.
Hana mengangguk dan mulai berjalan menuju pintu. Sebelum Hana membuka pintu ruangan Rey. Rey lebih dulu menarik Hana hingga masuk kepelukannya. Rey lalu menangkup wajah Hana dan kembali melumat bibir Hana sesaat.
"Jangan tertawa dengan pria manapun juga. Mulai saat ini kamu milikku!" kata Rey mengingatkan. Hana tersenyum dan mengangguk. Ia kemudian keluar dari ruangan Rey dan berlari menuju ke tangga.
Suasana sepi karena pelajaran sudah di mulai. Sehingga tidak ada yang melihat jika Hana baru saja keluar dari ruangan wakil kepala sekolah.
Setelah sampai di dalam kelas, Hana langsung duduk di kursinya.
"Dari mana aja lo? Untung pak Rey belum dateng!" kata Laura.
"Sakit perut biasa tamu bulanan. Istirahat bentar di UKS." kata Hana berbohong. Ia tersenyum tipis karena telah membohongi temannya. Hati Hana berbunga-bunga mengingat kembali ciumannya yang manis dengan Rey tadi.
Setelah beberapa menit kemudian. Rey masuk ke dalam kelas dengan tampang datar seperti biasanya.
"Maaf saya terlambat, ada pekerjaan yang tidak bisa saya tunda." kata Rey dengan pandangan mata menatap Hana. Hana tersenyum tipis melihat Rey menatapnya. Rey membalas senyuman Hana dengan senyum yang sangat tipis sehingga tak ada satupun siswa yang menyadarinya kecuali Hana.
Pelajaran dimulai dan semua murid mengikuti pelajaran Rey dengan seksama. Mereka tidak berani membuat keributan karena Rey tidak segan melemparkan penghapus papan tulis pada siapa saja murid nya yang berbicara saat ia menerangkan pelajaran.
Hana pernah mendapatkan timpukan penghapus beberapa waktu lalu karena ketahuan tertawa bersama Laura. Saat itu mereka sedang membicarakan drama China yang mereka tonton sebelum pelajaran di mulai.
Kening Hana sampai benjol karena penghapus tersebut mengenai tepat di kening Hana. Hana menangis dalam diam karena jika ia berani bersuara Rey tak segan mengeluarkannya dari kelas dan mengadukannya pada kedua orang tuanya.
Mengingat hal itu Hana merasa dendam pada Rey. Ia menyeringai karena memiliki ide untuk membalas perlakuan kejam Rey padanya beberapa waktu lalu.
.
2 jam berlalu akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Rey menutup bukunya begitupun dengan para siswa.
Sebelum pulang Mereka semua berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Setelah itu dengan tertib mulai keluar kelas satu persatu. Rey tak akan segan menjegal kaki muridnya jika mereka berebut untuk keluar kelas.
Rey memang di kenal guru yang galak dan kejam oleh semua siswanya.
Hana sengaja berada di barisan paling belakang karena ia ingin berlama-lama menatap calon suaminya. Semakin di tatap Hana semakin menyetujui jika Rey memang sangat tampan.
Setelah semua murid keluar, kini giliran Hana dan Rey yang berada di dalam kelas. "Hana, tunggu aku di parkiran. Aku yang akan mengantarmu pulang kerumah!" kata Rey.
"Emm, ta-tapi aku bawa mobil!" jawab Hana. Jantungnya tak aman berada di dekat Rey. Hana kembali mengumpat dirinya yang tak tau diri. Dengan mudah menerima Rey dan menyukai pria yang selalu menindasnya.
"Pengawalmu sudah aku suruh pulang tadi, jadi biar aku yang mengantarkan mu pulang!"
"Emm!" Hana mengangguk dan tersenyum.
"Ya sudah! Jalan lebih dulu!" kata Rey sambil mengusap ujung kepala Hana.
Hana keluar kelas sendirian karena teman-temannya sudah berada di parkiran sekolah.
Rey berjalan di belakang Hana sambil memperhatikan Hana dengan wajah datar.
Sesampainya di lantai dasar. Hana berjalan menuju ke arah parkiran sementara Rey berbelok menuju ke ruangannya.
Mereka sempat saling memandang sebelum akhirnya berpisah. Hati Hana yang berbunga-bunga mendapatkan senyuman manis dari Rey mengulum senyumnya.
"Na, kita kerumah Leo yok!" ajak Laura yang sudah menunggu Hana sejak tadi. Laura tidak sendiri disana juga ada Leo, Sean, Anton, Lusy dan Sarah.
"Aduh, gw kayaknya nggak bisa ikut deh! Sory ya guys!" kata Hana menyesal sambil menangkupkan kedua tangannya.
"Yaah, nggak seru dong!" kata Laura lesu.
"Sory banget ya guys. Gw nggak bisa ikut karena,-"
"Karena Hana harus mengerjakan tugas dari saya! Tidak ada waktu untuk bermain-main kalian sudah kelas 3 sebentar lagi ujian. Lebih baik belajar daripada bermain!" sela Rey sebelum Hana menyelesaikan perkataannya.
Rey mendekati Hana dan teman-temannya dengan sorot mata yang dingin. Ia berdiri di sebelah Hana menatap satu persatu teman Hana.
Teman-teman Hana dibuat melongo dengan pengakuan Rey. Mereka lalu menatap Hana meminta penjelasan dari sorot mata yang mereka berikan.
Hana hanya mengangguk pasrah seolah ia terpaksa mengikuti keinginan Rey.
"Iya sudah deh! Lain kali aja kita main. Sebaiknya kita pulang ke rumah masing-masing dan belajar. Pak Rey tadi ngasih tugas kan!" kali ini Sean membenarkan perkataan Rey. Karena memang Minggu depan pak Rey memberikan ujian khusus untuk kelas 3 di bawah didikannya.
"Hmm, sebaiknya begitu. Sekarang kalian pulang kerumah masing-masing dan belajar." putus Rey.
Mereka semua akhirnya bubar menuju parkiran untuk mengambil motor dan mobil milik mereka.
Setelah teman-temannya pergi. Hana dan Rey berjalan menuju ke parkiran menuju mobil milik Rey.