Ini adalah lanjutan dari seven R Anak genius bagi yang sudah membaca novel sebelum nya pasti tau dong siapa mereka?
Kejeniusan mereka sudah sudah diketahui dunia. Mereka pun menjadi incaran para mafia yang menginginkan otak mereka.
Bisakah sikembar menghadapi Semuanya?
Cerita ini juga diselingi kisah cinta mereka.
Penasaran ikuti yuk...
Seperti biasa cerita ini hanya khayalan semata alias fiksi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan jalan
.
.
.
Alfredo mengamuk diruang kerjanya membanting apa saja yang ada diruangan itu.
"Bagaimana bisa anggota inti kita kalah dengan bocah itu? dan juga putraku sekarang lumpuh karena mereka?" tanya Alfredo pada bawahannya.
"Anak itu bukan anak sembarangan tuan, saya sudah mencoba mencari tahu tentang mereka tapi identitas mereka tidak bisa ditembus. yang saya tahu mereka kembar tujuh tuan dan lagi mereka adalah anak jenius." ucap Mark asisten pribadi Alfredo.
"Darimana kamu tau kalau anak itu jenius?" tanya Alfredo.
"Coba tuan pikir, mana ada anak umur 10 tahun bisa kuliah di universitas ternama?" Mark.
"Hmmm masuk akal juga, aku tidak peduli kamu kerahkan anggota kita untuk menangkap anak itu, aku mau otak jeniusnya menjadi milikku," perintah Alfredo.
"Tapi tuan, pasukan inti kita saja bisa kalah bag..." perkataan Mark terhenti.
"Aku tidak peduli, aku mau bocah itu hidup hidup, cepat tangkap mereka." perintah Alfredo.
"Kalau memerintahkan sesuatu seenaknya saja gak mikirin orang lain," gumam Mark dalam hati.
"Kenapa diam? cepat kerjakan..!" Alfredo.
"Ba.. baik tuan," ucap Mark gugup, dan segera keluar dari ruangan itu, kalau tidak bakal dicincang hidup hidup oleh bos mafia kejam itu.
Sementara sikembar sedang memeriksa email yang dikirim oleh asistennya, sikembar sudah punya perusahaan masing-masing, dan mereka hanya bekerja dibelakang layar.
Ray mengelola perusahaan IT terbesar yang dulu mereka bangun sama, yang bernama I T S R CORP GROUP, sedangkan Ren mengelola perusahaan yang bergerak di bidang properti yang diberi nama S R Properti Corp, Ram telah mewujudkan impiannya dengan membangun perusahaan yang bergerak di bidang obat obatan yang diberi nama S R Medica corp, Roy membangun perusahaan pembuatan pesawat yang diberi nama S R Airline group, Sedangkan Rakha perusahaan pembuatan mobil yang diberi nama S R Mobile corporation, Raffa mendirikan perusahaan hiburan dan musik yang diberi nama S R Entertainment, dan Rasya mendirikan perusahaan bagian arsitektur yang diberi nama S R Arsitektur Corp.
Begitulah kehidupan sikembar yang tidak diketahui oleh orang lain, bahkan orang tua mereka baru tahu setelah mereka bercerita kepada Mommy dan Daddy mereka.
Awalnya Darmendra terkejut ternyata nama nama perusahaan besar yang bersaing dengan perusahaan miliknya ternyata milik putra kembarnya. bahkan Darmendra ada bekerjasama dengan perusahaan tersebut sebelum ia tau pemilik perusahaan yang sebenarnya.
Pintu ruang kerja mereka diketuk oleh pelayan, dan memberitahu bahwa makan siang sudah siap.
"Tuan kecil makanan sudah siap," ucap pelayan.
"Baik bik sebentar lagi kami makan," jawab Ram. Lalu pelayan itu kembali kedapur.
"Sikembar pun sudah selesai mengecek laporan dari asistennya, kemudian mereka menuju dapur dan duduk dikursi meja makan.
"Bibik sudah makan?" tanya Ram.
"Sudah tuan kecil, bibik makan lebih dulu tadi karena Bibik pikir kalian lama pulangnya." ucap pelayan itu.
"Gak apa apa bik, lain kali kalau kami terlambat pulang, bibik makan saja lebih dulu," ucap Ram.
"Terimakasih tuan kecil," ucap pelayan itu.
"Itulah sebabnya mengapa aku betah bekerja dengan keluarga ini? mereka tau menghargai orang rendah seperti kami yang hanya seorang pelayan," batin pelayan.
Akhirnya sikembar pun selesai makan, dan mereka ngobrol diruang tamu.
"Bagaimana kalau kita jalan jalan, kayanya seru deh," Ram.
"Boleh juga tuh, ehh tunggu sepertinya Mommy nelpon," Ren.
"Halo Mom," sapa sikembar serentak,
"Halo sayang, bagaimana kabar kalian?" tanya Diva.
"Baik Mom, adik bagaimana?" tanya Ram, kemudian Diva mengarah kamera belakang kearah kembar tiga yang sedang bermain. saat ini usia sikembar tiga baru 2 tahun tapi mereka sudah sangat lancar berbicara hanya menyebut R saja yang masih belum bisa.
"Abang..!" teriak kembar 3.
"Abang Lina lindu sama Abang," ucap Angelina.
"Lita juga lindu Abang," ucap Angelita.
"Lica juga," ucap Angelica tidak mau kalah.
"Abang juga rindu adek," jawab sikembar serentak.
"Bagaimana kuliah kalian?" tanya Diva.
"Lancar Mom, ternyata perjanjiannya berubah," jawab Ram.
"Berubah? maksudnya?" tanya Diva.
"Diperjanjian awal, kami kuliah hanya sampai gelar S3, tapi setelah datang kesini ternyata sampai gelar profesor," ucap Ren.
"Bagus dong, tapi waktunya sampai berapa tahun?" tanya Diva.
"Waktunya tidak berubah Mom masih 8 tahun, cuma gelar nya saja yang berubah, dan kami dapat bimbingan langsung dari profesor Albert." Ram.
"Itu karena kalian orang pilihan, profesor Albert juga orang jenius. Dan untuk kalian harus berhati-hati karena kejeniusan kalian sudah dikenal dunia," Diva.
"Itulah sebabnya kami selalu menyembunyikan kejeniusan kami, bukan karena kami takut, tapi kami malas berurusan dengan orang orang seperti itu," Ram.
"Ya apa boleh buat, yang penting kalian bisa jaga diri," Diva.
"Mommy jangan risau tentang kami, doakan saja kami bisa mengatasi semuanya," Roy.
"Tanpa kalian minta pun Mommy selalu mendoakan kalian," Diva.
"Terimakasih Mom, kami sayang Mommy," ucap sikembar serentak.
"Lina juga sayang Abang," ucap Lina.
"Iya Abang juga sayang kalian adik adik Abang," Ram.
Setelah itu panggilan video pun berakhir, sikembar menghela nafas, baru beberapa hari berpisah tapi sudah terasa lama bagi mereka.
"Jadi gak jalan jalan," Roy.
"Jadi dong, sekalian refreshing," Rakha.
Lalu mereka pun keluar jalan jalan menggunakan skateboard milik mereka, tapi sebelum itu tidak lupa mereka pamit kepada pelayan agar nantinya pelayan tidak terlalu khawatir.
Mereka pun jalan jalan ketempat tempat yang sekiranya menarik.
"Kemana kita?" tanya Rakha.
"Jembatan yuk.!" ajak Ram
"Tapi tempat itu cukup jauh dari sini, sedangkan kita hanya pakai skateboard," Ren.
"Habis kemana dong?" tanya Roy.
"Aku sih ikut aja," Ram.
"Ya sudah kita jalan jalan biasa saja lah, sudah kaya turis saja mau ketempat tempat menarik," Raffa.
Akhirnya mereka pun hanya jalan jalan biasa, dan tidak ketempat tempat menarik. tapi yang mereka datangi sebenarnya juga menarik.
"lihat Nenek itu sepertinya ia kesulitan." Ram.
Lalu mereka pun menghampiri Nenek tersebut.
"Bisa kami bantu nek, sepertinya Nenek kesulitan." Ren.
Wanita itu mengangguk, memang ia sangat memerlukan bantuan. Nenek itu membawa banyak barang belanjaan dan cukup kesulitan.
"Mari Nek ku bawakan," Rasya.
Dan yang lain juga ikut membawakan belanjaan Nenek tersebut.
"Terimakasih banyak ya cu," ucap Nenek itu
"Sama sama Nek,"
Setelah mereka menolong Nenek itu, sikembar pun melanjutkan jalan nya setelah mereka mengantarkan belanja wanita itu kemobil.
"Kita sudah dekat dengan pasar, aku ingin membeli jajanan disini, siapa tau enak," Ram.
"Yuk lah, aku juga pengen," Rasya.
Mereka terus berjalan menggunakan skateboard hingga jalan mereka jadi lebih cepat.
"Sepertinya itu enak," Rakha.
"Aku juga ingin mencoba." Ren
Akhirnya mereka pun membeli apa yang mereka mau, terlihat dari bentuknya sangat menggiurkan.
.
.
.