Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Dimana Suamimu? ~ Bunda Siska
Pagi-pagi sekali, Nadia sudah rapi dengan gamis dan hijab pashmina yang menutupi kepalanya. Dia akan pergi ke rumah orang tuanya untuk menemui sanak saudara dari keluarga ayah dan ibunya serta mendiang ibu kandungnya, memang rencana mereka akan berkumpul di sana. Walaupun masih tinggal di kota yang sama tetapi karena kesibukan masing-masing sehingga jarang bertemu, jadi momen pernikahan Nadia ini menjadi ajang mereka untuk berkumpul.
Nadia segera keluar ketika mendengar suara sebuah mobil berhenti di depan rumah itu. Memang Nadia akan dijemput oleh Om Bimo, seseorang yang sudah menjadi supir dan bodyguard pribadinya sejak kecil.
" Assalamualaikum, Om Bimo " salam Nadia tersenyum melihat Om Bimo yang sudah berdiri di samping mobil.
" Walaikumsalam, Nona Nadia " jawab Om Bimo tersenyum.
Sebenarnya Om Bimo ini termasuk orang yang berwajah datar dan dingin, tetapi pengecualian jika pada keluarganya dan Nadia. Keduanya memang sangat dekat karena sedari usia Nadia 10 tahun, dia akan kemana-mana bersama Om Bimo. Apalagi kedua orang tuanya juga saat itu sedang sibuk-sibuknya mengurus kedua adik kembarnya yang nakalnya luar biasa.
" Silahkan, Nona " ucap Om Bimo membukakan pintu mobil untuk Nadia.
"Iya, terima kasih, Om " jawab Nadia masuk ke dalam mobil.
Nadia akan duduk di kursi penumpang dan Om Bimo akan menyetir di belakang, tapi tidak jarang juga Nadia duduk di samping pria itu. Nadia sudah menganggap Om Bimo sebagai ayahnya karena sangat menyayangi, begitu juga sebaliknya. Terlebih lagi Om Bimo tidak dikaruniai seorang anak dari pernikahannya dengan sang istri, jadi dia sangat menyayangi dan menjaga Nadia.
Kemudian, mobil itu melaju meninggalkan rumah itu menuju kediaman kedua orang tua Nadia yang tidak terlalu jauh. Nadia juga bisa pergi ke sana sendiri tetapi kedua orang tuanya tidak mengizinkannya dan mengirim Om Bimo untuk menjemputnya.
***
Sekitar dua puluh menit menempuh perjalanan, Nadia sudah sampai di rumah kedua orang tuanya yang sudah terlihat sangat ramai. Nadia langsung keluar dari mobil saat Om Bimo membukakan pintu mobil untuknya. Dia tersenyum melihat anak-anak yang sedang berlarian di taman samping, padahal mereka sudah beranjak remaja.
" Anak-anak itu memang tidak bisa diam kalau sudah berkumpul " gumam Nadia menggelengkan kepalanya, apalagi disana juga terdapat dua adik kembarnya.
Dia pasti akan merindukan kedua adiknya itu nanti setelah tinggal bersama dengan sang suami, karena mereka berdua sangat dekat dan manja kepadanya.
" Om, Nadia masuk dulu ya " pamit Nadia pada Om Bimo.
" Iya Nona " jawab Om Bimo.
Nadia pun segera masuk ke dalam rumah untuk menemui kedua orang tuanya terlebih dahulu. Mungkin nanti dia akan membantu menyiapkan makanan dan minuman untuk dibawa ke taman samping karena tempat berkumpul di sana.
" Assalamualaikum " ucap Nadia memasuki ruang keluarga.
Di sana ada kedua orang tuanya serta kakek dan neneknya dari kedua ibunya, sedangkan dari pihak ayahnya sudah meninggal dunia karena kecelakaan jauh sebelum dia lahir.
" Walaikumsalam " jawab semua orang langsung menoleh ke arah Nadia.
Nadia menghampiri mereka dan menciumi tangan mereka satu per satu lalu mendudukkan tubuhnya di samping sang ibu.
" Sayang, kamu sendiri? Dimana suamimu? " tanya Bunda Siska, ibu sambung Nadia.
Walaupun hanya ibu sambung, tetapi Bunda Siska sangat menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri. Bahkan ibunya itu lebih menyayangi dan perhatian kepadanya ketimbang kedua adiknya yang merupakan anak kandungnya.
" Mas Anwar tidak ikut, Bun " jawab Nadia dengan memaksa senyumnya.
Sebenarnya Nadia sedikit tidak siap mendapat pertanyaan seperti itu. Apa kata orang jika mengetahui dirinya di tinggalkan di malam pertama ya walaupun dengan alasan yang jelas.
" Memangnya Anwar kemana, Sayang? " tanya Nenek Fatimah yang merupakan ibu dari ibu kandungnya, Bunda Annisa.
" Mas Anwar ke Palembang, Nek. Tadi malam dia mendapatkan telepon dari seseorang yang memberitahu kalau kedua orang tua kandungnya sudah ditemukan dan langsung berangkat ke Palembang " jawab Nadia.
Semua orang yang ada di sana cukup terkejut mendengar jawaban itu seperti yang sudah mereka duga.
" Jadi, Anwar meninggalkan kamu di malam pertama kalian? Kamu ditinggal pergi di rumah itu sendirian? " tanya Bunda Siska pada Nadia dengan wajah tidak percaya.
Nadia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
" Benar-benar keterlaluan ya si Anwar itu, bisa-bisanya dia meninggalkan kamu sendiri, di malam pertama kalian lagi. Baru satu hari menikah saja sudah tidak bertanggung jawab seperti ini, apalagi seterusnya. Sedari awal Bunda itu memang sedikit tidak suka dan tidak setuju kalau kamu menikah sama dia, tetapi karena kamu menerima dan yang lainnya seperti ya Bunda tidak bisa apa-apa. Lihat sekarang, apa yang dia lakukan sama kamu! Bisa-bisanya dia begini, setidaknya kalau mau pergi tunggu pagi atau bisa dia mengantarkan kamu pulang ke sini " ucap Bunda Siska sangat emosi.
Bunda Siska sangat menyayangi Nadia melebihi apapun sehingga dia tidak terima putrinya diperlakukan seperti itu oleh Anwar. Apalagi memang wanita itu tidak menyukai Anwar walaupun menantunya itu memang pria yang baik, tapi entah mengapa dia merasa ada yang mengganjal saja menyerahkan Nadia pada Anwar.
Sebelumnya Bunda Siska hanya diam dan tidak berani berbicara karena ada yang lebih berhak atas diri Nadia yaitu sang suami. Terlebih lagi dia juga sungkan pada kedua orang tua istri pertama suaminya yang menjadi wali dari Anwar, tapi sepertinya sekarang tidak perlu lagi.
Nadia hanya menunduk kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh Bunda Siska dan mulai membenarkannya. Jika suaminya itu adalah seorang pria yang bertanggung jawab, maka dia tidak akan akan meninggalkan di malam pertama mereka, setidaknya bisa menunggu keesokan paginya. Anwar juga tidak berpamitan kepada kedua orang tuanya, bukankah lebih baik seharusnya suaminya itu mengantarkannya ke rumah kedua tuanya daripada meninggalkannya di rumah itu sendirian.
" Siska, mungkin saja ada sesuatu yang membuat Anwar harus segera pergi. Bukankah Nadia mengatakan kalau Anwar ingin menemui kedua orang tuanya " ucap Kakek Umar, suami Nenek Fatimah.
Pria itu masih membela Anwar yang di mata Bunda Siska sudah sangat keterlaluan, mungkin karena Anwar sudah seperti cucunya sendiri.
" Iya Abi, Siska tahu, tapi tidak seharusnya begini. Dia bisa mengantar Nadia ke sini sebelum pergi, bukan pergi begitu saja tanpa memperdulikan istrinya " jawab Bunda yang sangat kecewa.
" Sayang, tenang dulu ya. Nanti kita bicara dengan Anwar setelah dia kembali dari Palembang " ucap Ayah Reno, ayah dari Nadia, menenangkan istrinya.
" Terserah " jawab Bunda Siska langsung bangkit dari duduknya.
Bunda Siska langsung pergi meninggalkan mereka semua dengan kemarahan dan rasa kecewa.
" Bunda " panggil Nadia pelan melihat kepergian ibunya dengan wajah sedih.
" Jangan terlalu dipikirkan ya. Bunda begitu karena terlalu menyayangi kamu " ucap Ayah Reno mengusap bahu sang putri.
Nadia pun menganggukkan kepalanya. " Iya Ayah " jawab Nadia pelan.
Sedangkan Opa Smith dan Oma Amelia yang merupakan kedua orang tua dari Bunda Siska hanya diam karena tidak ingin terlalu ikut campur karena mereka tidak memiliki hak apa-apa. Walaupun begitu, mereka tetap tidak tega melihat Nadia yang terlihat sangat sedih.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘