Perasaan Bisma yang begitu besar kepada Karenina seketika berubah menjadi benci saat Karenina tiba-tiba meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Akankan Bisma dan Karenina bisa bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3 Kebencian Bisma
Bisma duduk di kursi yang sudah disediakan, pandangan Bisma tidak lepas kepada Nina. Sedangkan Nina menundukkan kepala, dia tidak mau sampai bertatap mata dengan Bisma.
"Pak, ini adalah tiga orang kandidat yang kami sudah pilih. Mereka sangat kompeten dalam bekerja, yang ini namanya Intan dari bagian produksi, ini Rossa dari bagian gudang, dan ini Karenina dari bagian pemasaran," ucap Pak Zul.
Bisma kembali memperhatikan satu persatu, Intan dan Rossa terlihat cari perhatian dan dari gestur tubuh mereka terlihat sekali jika mereka berusaha menggoda Bisma. Berbeda dengan Karenina yang dari tadi menundukkan kepalanya. Nina menggenggam pulpen dengan sangat erat, dia sedang memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba Nina bangkit dari duduknya membuat semua orang melihat ke arah Nina termasuk Bisma. "Maaf Pak, sepertinya saya mengundurkan diri dari audisi ini. Rasanya saya belum siap, mungkin saudara Intan dan Rossa lebih pantas untuk mengisi jabatan sekretaris. Kalau begitu, saya pamit," ucap Nina dengan sopannya.
Intan dan Rossa tampak menyunggingkan senyumannya karena merasa saingan mereka sudah berkurang satu. Nina melangkahkan kakinya, tapi baru saja beberapa langkah tiba-tiba terdengar suara bas yang sangat Nina kenal.
"Tidak ada yang boleh keluar dari ruangan ini!" tegas Bisma.
Nina langsung menghentikan langkahnya. "Saya sudah putuskan, yang jadi sekretaris saya adalah dia," tunjuk Bisma kepada Nina.
"Nina, kamu terpilih menjadi sekretaris Pak Bisma," ucap HRD.
Nina membelalakkan matanya dan langsung membalikan tubuhnya. Intan dan Rossa ikut terkejut juga, Nina memberanikan diri untuk menatap Bisma. Mata yang dulu terlihat penuh cinta itu sekarang terlihat tajam dengan rasa benci yang sangat besar.
"Maaf Pak, saya tidak bisa," tolak Nina.
"Kamu berani menolak permintaan saya? baik, kamu boleh resign dari perusahaan saya namun saya akan membuat surat keterangan tidak baik supaya tidak ada perusahaan yang mau menerima karyawan pembangkang seperti dirimu!" tegas Bisma.
Lagi-lagi Nina membelalakkan matanya, bisa-bisanya Bisma berubah kejam seperti itu. Nina sadar, dulu dia bersalah karena sudah menghilang dan memutuskan Bisma hanya lewat pesan tapi Bisma tidak perlu sejahat ini kepadanya. Bisma pun bangkit dari duduknya.
"Rapatnya sudah selesai, dan saya sudah memutuskan siapa yang menjadi sekretaris saya," ucap Bisma.
Bisma pun melangkahkan kakinya, tapi dia menghentikan langkahnya tepat di samping Nina yang masih berdiri mematung. "Kamu sudah mulai bekerja menjadi sekretarisku," ucap Bisma.
Bisma pun keluar dari dalam ruangan itu, tapi Nina masih berdiri. "Nina, kamu ikuti Pak Bisma!" tegur HRD.
"I--iya, Pak," sahut Nina tersadar.
Nina pun dengan cepat mengikuti langkah Bisma yang cepat itu. Jantungnya berdetak tak karuan, kali ini dia merasa takut kepada Bisma. Mereka memasuki ruangan Bisma dan Bisma langsung duduk di kursi kebesarannya sedangkan Nina berdiri dengan menundukkan kepalanya.
Bisma memperhatikan Nina dari ujung kepala sampai kaki. "Ternyata hidup kamu baik-baik saja, syukurlah mungkin sekarang kamu sudah puas membuat hati seorang pria hancur lebur," ucap Bisma dengan dinginnya.
Nina langsung mengangkat kepalanya dan menatap Bisma. Bisma kembali bangkit dari duduknya dan menghampiri Nina, lalu berdiri di hadapan Nina membuat Nina seketika memalingkan wajahnya ke arah lain. Bisma tersenyum ketus, kala melihat reaksi Nina.
"Beri aku satu alasan, kenapa dulu kamu mencampakkan aku?" ucap Bisma.
"Jawaban aku akan tetap sama seperti 7 tahun yang lalu, aku pergi karena aku sudah tidak mencintaimu lagi," sahut Nina dengan mencoba menahan air matanya supaya tidak jatuh.
Bisma mengepalkan tangannya, bahkan rahangnya sudah mulai mengeras. "Apa itu sifat asli kamu? setelah apa yang aku lakukan dan berikan kepadamu, lalu kamu dengan kejamnya pergi meninggalkanku? kamu tahu, seberapa hancurnya hati aku waktu itu!" bentak Bisma.
Nina memejamkan matanya mendapat bentakan dari Bisma. "Apa arti 2 tahun bersama? ternyata selama 2 tahun menjalin hubungan, aku tidak ada artinya sama sekali di hati kamu, kamu adalah wanita paling jahat yang pernah aku kenal dan aku sangat membenci kamu," ucap Bisma penuh amarah.
Hati Nina begitu ngilu mendengar kata-kata itu, tapi Nina sadar dia memang pantas mendapatkannya. Tiba-tiba Bisma mencengkram wajah Nina membuat Nina kaget.
"Rasa sakitku belum sepenuhnya menghilang, dan saat ini aku dipertemukan kembali denganmu itu artinya semesta mendukungku untuk membalas semua yang sudah kamu lakukan kepadaku di masa lalu," ucap Bisma dengan seringainya.
Bisma pun menghempaskan wajah Nina, Bisma kembali duduk. Dia melemparkan map ke hadapan Nina.
"Aku minta laporan mengenai perusahaan ini, dan laporan itu harus selesai sore ini juga," tegas Bisma.
Nina mengambil map itu lalu dia keluar dan duduk di meja kerjanya yang berada di depan ruangan Bisma. Bisma mengusap wajahnya kasar saat Nina keluar dari ruangannya. "Sial, kenapa aku tidak bisa membenci wanita itu?" batin Bisma dengan kesalnya.
Sedangkan Nina, dia dengan cepat mengusap air matanya yang tiba-tiba jatuh. Entah kenapa hatinya begitu sangat sakit mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Bisma. Bisma yang dulu begitu lembut dan penyayang, sekarang berubah menjadi kasar dan kejam.
"Ya, Allah kuatkan hamba dalam menjalani semua ini," batin Nina.
Nina sadar, jika semua ini salah dirinya. Dia yang sudah membuat Bisma berubah seperti itu. Tapi, dulu dia meninggalkan Bisma karena ada sesuatu yang tidak bisa Nina ungkapkan sampai saat ini.
Setelah merasa sedikit tenang, Nina pun mulai mengerjakan tugas pertamanya dari Bisma. "Sepertinya tugas ini tidak akan selesai sampai sore," batin Nina.
Menjelang makan siang, Nina masih mengerjakan pekerjaannya hingga dia pun merapikan pekerjaannya karena dia ingin makan siang terlebih dahulu. Pada saat dia bangkit dari duduknya, ternyata bersamaan dengan Bisma yang keluar dari ruangannya.
"Mau ke mana kamu?" tanya Bisma.
"Sudah jam makan siang Pak, aku mau makan siang dulu," sahut Nina.
"Pekerjaan kamu sudah selesai?" ketus Bisma.
"Belum Pak, nanti habis makan siang aku lanjut lagi," sahut Nina.
"Lanjutkan pekerjaan kamu!" tegas Bisma.
"Tapi Pak----"
"Apa, mau membantah lagi? mau aku pecat dari sini!" geram Bisma.
Nina menggelengkan kepalanya, dia pun terpaksa kembali duduk dan melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Bisma, dia hari ini harus pulang ke rumah karena tadi pagi dia langsung ke perusahaan dan belum sempat pulang ke rumah. Nina hanya bisa menghela napasnya panjang, mana perutnya lapar sekali.
Rendra dan Gisel sudah beberapa kali menghubungi Nina namun Nina harus menolak ajakan teman-temannya, tidak lupa dia juga mengatakan kalau dia sudah makan supaya mereka tidak khawatir dengan keadaan Nina.