NovelToon NovelToon
Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.

Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.

Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".

Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?

Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'

Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 28 - Pengkhianat!!

Ep. 28 - Pengkhianat!!

🌺SINGLE MOM🌺

Sementara masalah sekolah Naya sudah terselesaikan dan sudah di jalani hingga hampir sampai di akhir tahun, cerita kini berfokus pada Rini yang sedang duduk di sudut kafe sederhana yang remang-remang dan terlihat menunggu seseorang.

Ia tampak resah sambil memainkan ujung ponselnya dengan gelisah. Tak lama kemudian, seorang pria bertubuh kekar dengan wajah tak terawat bernama Aryo, datang menghampirinya.

"Aku terlambat ya? Maaf, macet tadi," ucap Aryo sambil duduk di hadapan Rini tanpa rasa bersalah.

Rini pun tersenyum kecil dan mencoba menutupi kekecewaannya. "Enggak apa-apa, yang penting kamu datang."

Aryo lalu memesan kopi dan mulai membuka obrolan, "Jadi, gimana? Kamu udah pikirin soal tabungan kita?," tanyanya.

"Aku udah kasih kamu semua tabunganku, Aryo. Tapi... kalau kita mau nikah, aku harus mulai mikirin masa depan juga. Aku gak mau cuma ngasih uang terus tanpa rencana jelas," ujar Rini.

"Xi xi xi... 😅😅." Aryo tertawa kecil, suaranya rendah tapi terdengar tajam. "Kamu ini lucu, Rin. Kamu pikir aku gak punya rencana? Justru ini buat masa depan kita. Tapi ya, kita butuh modal gede buat semua itu."

Rini lalu menatap Aryo dengan tatapan penuh ragu. "Tapi dari mana lagi, Yo? Tabunganku udah habis. Aku juga harus bayar kebutuhan sehari-hari," jelas Rini.

Aryo kemudian mendekatkan wajahnya, suara bicaranya merendah, bahkan nyaris berbisik. "Denger, Rin. Kamu kan kerja di tempat itu, catering besar. Pasti ada banyak uang di situ. Gimana kalau kita manfaatin itu?."

Seketika mata Rini melebar. "Maksud kamu... ambil uang dari perusahaan? Gila kamu, Aryo! Itu bakal bikin aku dipecat, atau lebih parah, masuk penjara!," tolak Rini.

"Kamu ini mikirnya pendek. Siapa yang bilang kita bakal ketahuan? Kamu kan udah dipercaya sama bosmu. Kalau kita ambilnya rapi, gak akan ada yang sadar. Lagi pula, kamu bilang bosmu kaya, kan? Uangnya pasti gak bakal habis," bujuk Aryo.

Rini menggelengkan kepalanya dan merasa bimbang. "Tapi, Yo... Dia baik banget sama aku. Dia kasih aku tempat tinggal, kerjaan, semuanya..."

"Baik? Rin, baik itu gak bakal bikin kita hidup enak. Kita gak bisa terus-terusan bergantung sama orang lain. Kamu mau selamanya jadi bawahan? Atau kamu mau kita punya usaha sendiri, rumah sendiri, hidup bahagia?," potong Aryo dengan tajam.

Rini kini menunduk, pikirannya kalut. Di satu sisi, ia tahu apa yang diusulkan Aryo salah. Tapi cinta yang membutakannya membuat ia merasa harus percaya pada lelaki ini.

"Aku... aku gak tahu, Yo. Ini semua terlalu berat buatku," katanya lemah.

Aryo lalu memegang tangan Rini dan menatapnya dengan pandangan penuh keyakinan. "Percaya sama aku, Rin. Aku janji ini buat kita. Setelah ini selesai, kita gak usah mikirin masa depan lagi. Semua bakal aman."

**

Setelah beberapa hari mempertimbangkan, Rini akhirnya menyerah pada bujuk rayu Aryo.

Pagi itu, ruko catering Kirana terasa sibuk seperti biasanya. Para karyawan sibuk mempersiapkan pesanan yang harus dikirimkan.

Rini, seperti biasa, tampak sibuk di bagian administrasi, mencatat pesanan dan memeriksa stok bahan baku. Namun, tidak ada yang menyadari bahwa hari itu akan menjadi hari terakhir Rini berada di sana.

Suatu malam di kantor catering, saat suasana sudah sepi, Aryo datang untuk membantu eksekusi rencana mereka.

Di kantor belakang ruko, Rini membuka brankas yang selama ini Kirana percayakan padanya. Rini sudah tahu kombinasi kodenya, hasil mengintip Kirana secara diam-diam beberapa waktu lalu.

"Satu langkah lagi, Rini," batinnya, tangannya sedikit gemetar saat menyentuh brankas yang berisi tumpukan uang milik Kirana itu. "Aku butuh ini untuk memulai hidup baru."

Rini pun mulai membuka brankas dengan tangan yang lebih gemetar, sementara Aryo berdiri di belakangnya, mengawasi. "Ayo, cepat. Sebelum ada yang datang," desak Aryo.

"Aryo, aku takut...," bisik Rini, dengan suara yang hampir tak terdengar.

"Tidak ada waktu untuk takut, Rin. Ini saatnya kita ambil kesempatan," jawab Aryo dengan tegas.

Dengan berat hati, Rini segera membuka brankas dan mengambil tumpukan uang tunai di dalamnya. Ia lalu memasukkan semuanya ke dalam tas besar.

"Ini... terlalu banyak. Kalau ketahuan, aku habis," gumam Rini.

"Kamu gak bakal ketahuan kalau kamu mainnya bersih. Percaya sama aku," ujar Aryo seraya menepuk bahunya.

Setelah berhasil mengambil uang itu, Aryo pun langsung mengajak Rini pergi malam itu juga.

"Kita harus pergi sekarang, Rin. Besok pagi mereka pasti sadar," kata Aryo.

Rini hanya mengangguk lemah, lalu menatap sekali lagi ruangan yang sudah menjadi tempat kerjanya selama ini. "Maafkan aku, Bu Kirana," bisiknya pelan lalu mengikuti Aryo keluar dari ruko.

Malam itu, Rini menghilang bersama Aryo, meninggalkan Kirana dan semua kepercayaan yang telah diberikan padanya.

**

Keesokan harinya...

"Apa Rini sudah berangkat ke ruko?," gumam Kirana sambil menoleh ke arah kamar Rini. "Biasanya dia ikut sarapan bareng," lanjutnya.

Lalu, Kirana mencoba memanggil Rini yang belum juga terlihat di rumahnya itu. Namun saat membuka kamarnya, kamar itu sudah kosong.

"Hemm, dia memang sudah pergi ke ruko," gumam Kirana lagi.

Pagi itu, setelah mengantar Naya ke sekolah, Kirana datang ke ruko dengan senyum semangat. Ia ingin memastikan semua pesanan berjalan lancar.

Namun, saat ia memeriksa brankas untuk membayar beberapa supplier, wajahnya pun langsung pucat.

"Mana uangnya?!," serunya panik.

Para karyawan yang mendengar suara Kirana pun segera menghampirinya.

"Ada apa, Bu?," tanya salah satu karyawan, Bagas.

"Uang di brankas... hilang. Semuanya!," jawab Kirana dengan napas yang memburu.

"Apa!!."

Semua orang memekik secara bersamaan karena sangat terkejut.

"Apa mungkin kak Rini tahu soal ini? Dia yang terakhir di sini kemarin sore," tanya Sinta.

Kirana membisu, pikirannya mulai menyusun potongan-potongan kejadian. "Rini! Dimana Rini?," tanyanya.

"Kak Rini belum masuk Bu, biasanya dia paling awal datang kesini," jawab Bagas.

Kirana pun segera mencoba menghubungi Rini, namun nomor Rini tidak bisa dihubungi.

"Rini, apa mungkin?."

**

Sore harinya, Kirana duduk di kantor dengan wajah kusut. Lalu, salah satu karyawan perempuan, Lila, masuk dan membawa secangkir teh.

"Bu, coba minum dulu. Biar agak tenang," kata Lila lembut.

"Terima kasih, Lila. Tapi bagaimana aku bisa tenang? Semua uang itu hasil kerja keras kita," jawab Kirana dengan suara yang parau.

"Menurut saya, kak Rini memang sudah merencanakan ini. Dia sering terlihat gelisah beberapa hari terakhir," ujar Bagas yang ikut masuk ke ruangan.

Namun Kirana hanya menunduk dan mencoba menahan air matanya. "Aku mempercayainya seperti keluarga sendiri. Kenapa dia tega melakukan ini?," gumamnya.

Malam itu, di rumah, Kirana duduk di ruang tamu sambil memeluk Naya yang tertidur di pangkuannya. Ia berbicara sendiri dan mencoba mencari solusi.

"Aku tidak bisa membiarkan ini menghancurkan segalanya. Aku harus bertindak," gumamnya.

Kirana pun memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke polisi. Meski ia tahu prosesnya mungkin panjang, ia berharap bisa menemukan Rini dan mendapatkan kembali uangnya.

Uang yang tidak sedikit. Uang hasil jerih payahnya selama ini. Uang yang tentu saja jika sampai raib mengharuskan Kirana untuk punya modal dari nol lagi.

Esok paginya, saat sarapan, Naya yang peka terhadap perubahan ibunya bertanya, "Ibu, kenapa Ibu sedih?."

"Ibu cuma sedang ada masalah di tempat kerja, Sayang. Tapi jangan khawatir, Ibu akan menyelesaikannya," jawab Kirana, tersenyum lemah.

Naya pun mengangguk polos lalu menyemangati ibunya itu. "Ibu kan selalu kuat. Aku yakin Ibu bisa."

Kirana terharu mendengar kata-kata anaknya itu. Lalu ia teringat pada suaminya yang sudah pergi selama hampir dua tahun ini.

"Aku akan bangkit, apapun yang terjadi. Ini bukan akhir, ini hanya ujian."

Bersambung...

1
mbok Darmi
Alhamdulillah naya dpt sekolah lagi tetap semangat kirana jgn patah semangat hidup penuh perjuangan jgn menyerah ingat orang2 yg merundung dan menghina mu akan melihat kesuksesan mu nanti
mbok Darmi
sabar kirana semoga setelah ini kebahagiaan buat kamu dan naya segera hadir, ku doakan ada laki2 baik yg tulus mencintai kamu dan naya sehingga ngga akan ada lagi yg berani menggunjing mu sebagai pelakor bila perlu laki2 tersebut orang kaya dan berpengaruh
Aurora: Hahahah... 😄😄Siap di tampung 😅👍
mbok Darmi: iya kak munculkan tokoh baru yg kaya tampan dan bucin sama Kirana 😂
total 3 replies
🌹Nabila Putri🌹
tidak perlu menjelaskan apapun pada mereka Kinara... karena orang yg membenci mu tidak butuh itu... mereka tetap beranggapan bahwa kamu salah.
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
Aurora: Setuju...
total 1 replies
Suanti
kenapa tak di pecat aja si rini 🤣🤣🤣
Aurora: Pengennya 😅😅😅
total 1 replies
Queen
salam kenal kakak
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
Aurora: Salam kenal juga... Terima kasih... 😊
total 1 replies
Queen
Semangat up kaka
ceritanya menarik 😍
Aurora: Terima kasih... 😊
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
semangat up nya kak
Aurora: Siap...
total 1 replies
mbok Darmi
apakah arga blm meninggal ?
mbok Darmi
yg sabar dan tegar ya... semoga kebahagiaan akan datang ditempat yg baru
dewidewie
salam kenal kakak, aku sudah tambah subscribe ya kakak, nanti mampir juga di karyaku
Aurora: Salam kenal juga kakak... Terima kasih... Siap aku mampir
total 1 replies
dewidewie
Sadis bener tuh mulut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!