Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harus Adil
Ceklekk...
Pintu kamar terbuka, terlihat sesosok Alfan. Sedari tadi mengetuk pintu kamar, istri pertamanya itu. Alfan,yang gelisah karena sang istri lama baru membukakan pintu.
"Dek,kenapa lama sekali baru di buka? Mas,boleh masuk?". Tanya sang suami, tumben sekali meminta ijin. Biasanya nyelonong masuk, apakah sang suami merasa tak enak hati dengan Adelia.
"Tidak apa,mas. Masuklah jangan lama-lama, yah". Adelia, langsung mengijinkan suaminya masuk. Mau apa dia, pasti ada sesuatu yang tidak beres. Apa jangan-jangan pelakor itu, sudah mulai menghasut mas Alfan.
"Loh,kenapa dek? Aku ini suamimu dan Devi,gak masalah aku lama di sini. Apakah kamu tidak merindukanku,hemm?". Tanya sang suami, mencoba membelai lembut rambut Adelia.
Secepatnya Adelia,menepis tangan suaminya itu. Entahlah,dia tiba-tiba jijik dengan tubuh suaminya. Apa lagi mendengar suara menjijikkan tadi sore, mereka berdua sempat-sempatnya bermain. "Gak papa mas,aku lagi datang bulan" alibinya, tersenyum kecil.
"Oh, pantesan diam aja. Rupanya lagi pms, maafkan mas yah". Alfan, memeluk erat tubuh istrinya. Wangi, tumben sekali Adelia menggunakan parfum.
"Lepas mas,panas tau". Adelia, melerai pelukkan suaminya. "Ada apa mas,ke sini? Apak Devi,gak marah." Ingin sekali dia secepatnya, pergi dari kamar. Aku benar-benar tidak betah ada dia, sungguh memuakkan.
"Ada yang mas bicarakan dek, penting untuk kita bersama. Masalah keuangan,karena uang suami sudah berbagi dengan Devi. Jadi,harus adil terhadap istri-istri mas". Ucap Alfan, mengulum senyumnya. Semoga saja Adelia, memahami keadaan ku.
"Atur sendiri uang mu mas, termasuk kebutuhan sehari-hari kita. Aku tidak mau mengelola uang,pusing memikirkannya untuk memenuhi dalam sebulan. Sedangkan kamu,mana pernah memikirkannya? Malah enak-enakan, dengan istri barumu". Kata Adelia, hatinya bergemuruh padam menahan amarahnya. Suruh saja istri pertamamu yang mengelolanya,malah lebih bagus lagi.
"Loh, kenapa begitu dek?Tugas di rumah ini,aku serahkan semuanya kepadamu. Aku mana tau Del". Alfan, mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan istrinya. Kenapa Adelia, tiba-tiba berubah seperti ini? Biasanya dia mau-mau saja,apa sudah mulai berani terhadap suaminya.
"Kenapa harus aku mas, bertugas di rumah ini? Devi,adakan! Dia harus adil mengerjakan tugas rumah,katanya adil terhadap istri-istri. Jangan mentang-mentang Devi, bekerja kantoran. Lalu,aku mengerjakan semuanya. Ck,aku bisa kok berkerja di luar sana". Akhirnya Adelia, mengeluarkan unek-uneknya. Hahahaha....Jangan heran mas,aku mana mungkin kalah dari pelakor itu. Tidak akan membiarkan dirinya tenang di rumah ini, walaupun pindah dari sini.
"Astaga,aku tidak mengijinkan kamu bekerja. Lalu, bagaimana dengan ibu? Dia membutuhkan dirimu,dek". Alfan, semakin kebingungan jadinya. Tidak,aku tidak mau Adelia bekerja. Sama saja aku, menelantarkan ibuku.
"Begini saja mas,pagi aku memasak untuk sarapan dan menjaga ibu. Selebihnya aku membereskan rumah ini, tidak termasuk kamar kalian dan keperluan kalian berdua. Jam 4 sore, Devi pulang dari kantor. Mulai detik itu juga,dia menjaga ibu dan masak untuk makan malam. Harus adil dong mas, terhadap istri-istri". Tegas Adelia, membungkam mulut suaminya. Hahahaha... Rasakan kau pelakor, siap-siap tanganmu rusak yang mulus itu. Apa lagi ocehan ibu, membuat kuping mu panas.
Alfan, mengusap wajahnya dengan kasar dan susah payah menelan ludahnya. Sudah pasti Devi, tidak mau melakukan hal itu. Waduhh..Mana mau Devi,mengurus ibuku.
"Beruntung Devi, mendapatkan jadwal malam. Ibu, tidak cerewet kok. Palingan ganti Pampers atau dia bab". Ujar Adelia,lagi. Rasakan tuh,tai ibu mertua Devi. Aku yakin sekali,kamu akan muntah-muntah dan terbayang-bayang.
"Tapi, Devi bekerja dek. Sudah pasti dia sangat lelah, mengurus ibu lagi". Alfan, membujuk istrinya.
"Oke,aku bisa kok berkerja mas. Jangan melarang ku, karena Devi bekerja juga. Apa jadinya seisi kantor, mengetahui pernikahan diam-diam kalian". Adelia, menyunggingkan senyumnya. Sudah pasti ini adalah ancaman yang terbaik, karena kamu takut kehilangan jabatan. Jika kehilangan jabatan,mana bisa menafkahi dua istri sekaligus.
"Astaga, jangan berbuat macam-macam Adel. Oke,mas akan berbicara dengan Devi. Semoga saja dia,mau menuruti perintah mu". Alfan, terpaksa harus mengalah. Gila! Kenapa Adelia bisa tau? Siapa yang memberitahu kepadanya, aaaarrgghh. Alfan, mengusap wajahnya dengan kasar.
"Kalau tidak mau, terserah saja. Toh,ibumu juga yang kesusahan. Bukan ibuku,karena tugasku sudah selesai!". Bentak Adelia, dengan tatapan tajam.
Alfan, melonjak terkejut mendengar bentakan istrinya itu. Sungguh tak menduga bahwa istri pertamanya,bisa Semarah ini.
"1 lagi mas,jika kalian berlibur bersama. Aku juga butuh liburan,tanpa di ganggu siapapun. Urus ibumu bersama Devi,dia ibumu yang melahirkan mu. Devi,bisa perawatan mahal-mahal dan merawat tubuhnya. Aku pun juga mas,ingat harus adil terhadap istri-istri. Jika tidak mau,aku akan pergi dari rumah ini". Adelia, langsung mengancam suaminya.
"Cukup, Adelia! Kamu sudah lancang terhadap suami,mau jadi durhaka?". Alfan, langsung membentak keras kepada istrinya. Karena Adelia, sudah berkata yang tidak masuk akal dan banyak maunya.
"Kenap mas,kamu tidak terima begitu ha? Sama mas,aku tidak terima atas perlakuanmu". Adelia,tak kalah nyaringnya bersuara.
Ceklekk
Pintu terbuka lebar terlihat bu Norma dan Devi, mereka terkejut mendengar suara Adelia yang keras.
Adelia,menghela nafas dan memejamkan matanya. Mencoba menenangkan pikiran dan hati, yang sudah berselimut amarah yang membara.
"Ada apa Adelia,kamu teriak-teriak? Apa tidak malu kedengaran tetangga,". Ucap bu Norma, langsung.
"Ibu,malu karena suaraku terdengar oleh tetangga? Lantas, bagaimana dengan sikap mas Alfan? Diam-diam menikah dan membawa wanita itu ke sini". Kata Adelia, dengan santainya.
Bu Norma dan lainnya, terdiam dan menatap tajam ke arah Adelia. Bukankah tadi baik-baik saja,kenapa dia berubah seketika.
"Adelia,cukup! Ibu, Devi, silahkan keluar dulu". Pinta Alfa, tidak mau ada keributan di antara mereka.
"Mas, pergilah dari kamar ini. Bicarakan tentang tadi, terhadap Devi. Tergantung mau atau tidaknya,karena pilihannya menyangkut ibumu". Adelia,juga mengusir suaminya itu.
"Aaaarrgghh...Oke,kita selesaikan masalah ini. Besok kita bicarakan lagi,aku akan mencari solusinya". Alfan,yang sudah kebingungan. Kepalanya terasa sakit,mau pecah.
Bu Norma dan Devi, keluar dari kamar. Alfan, mengiringi di belakang. Akhirnya Adelia, mengunci pintu dan bernafas lega. Air matanya yang di bendung sejak tadi, akhirnya tumpah sudah.
"Ada apa Alfan, kenapa dia marah-marah?". Tanya sang ibu,yang kebingungan.
"Ayo,bu. Masuk ke kamar dan tidurlah, masalah ini akan di bahas besok". Alfan, mendorong kursi roda ibunya ke dalam kamar.
"Gak bisa gitu dong,ibu memerlukan Adelia". Bu Norma, tidak mau jika Adelia mendiamkan diri didalam kamar. Alfan,yang sudah kebingungan mencari akal. Dia mengusap kepalanya ke belakang, harus berbuat apalagi.
Sadar, eling lah bu dah tua, cacat pula eh masih doyan banget harta duniawi..
Alfan berbakti siy ke ibunya cuma ga bisa kontrol nafsu syah*at nya..
Semangaat thor, ditunggu karya2 lainnya..
Tengkyuuuu..