Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 4
Saking asiknya memandang wajah teduh gadis kecil yang terlelap itu, tiba - tiba muncul ide di kepala Naya, sehingga membuat Naya tersenyum sendiri.
" Hmm... Bagaimana kalau aku berpura-pura mencari pekerjaan, siapa tahu di rumah gadis kecil ini aku bisa mendapatkan pekerjaan, hahaha... yah benar - benar, dengan begitu kan mommy tidak menuntut ku untuk mencari jodoh terus, yah ide bagus, terimakasih sayang, kehadiranmu memberi jalan keluar untuk masalah ku " cup... kata Naya dalam hati kemudian mencium kening gadis kecil yang sangat cantik itu menurut Naya.
Dengan senangnya Naya perlahan mengambil ponselnya, untuk mengabari sang ibu agar tidak mencarinya.
" Mom, Naya pergi liburan ke luar negeri bersama teman - teman untuk beberapa Minggu, jangan cari Naya ya. " kata Naya yang mengirimkan pesan itu lewat wa pada sang ibu.
" Iya, kalau bisa pulang bawa jodoh ya Naya, kalau tidak mommy yang akan carikan. " balas sang mommy melalui chat juga.
" Huuuh... tu kan mommy lagi - lagi jodoh yang di bahas, kebiasaan. " gumam Naya setelah membaca balasan chat dari sang ibu.
" Doakan saja Mom, semoga putri mommy ini bukan hanya membawa jodoh tapi sekalian bawa anak biar mommy tambah senang langsung dapat cucu. " balas Naya lagi sambil memanyunkan bibirnya membalas chat dari sang ibu.
" Aamiin, semoga ya Allah 🤲" balasan lagi dari sang ibu.
Bertambah masam lah muka Naya saat ini, sehingga ia tidak mau membalas lagi chat dari ibunya itu.
Sedangkan Nadiya yang berada di kantor nya saat ini tertawa saking senangnya menggoda sang putri walau lewat ponsel.
" Hahahaha Naya - Naya, siapa suruh sudah umur segitu belum punya pacar, aku saja dulu umur dua puluh sudah menikah, ini sudah umum dua puluh lima masih belum punya gandengan, rasain biar mikir tu anak, hahaha... " kata Nadiya sakit senangnya menggoda sang putri.
Tok tok tok...
Suara ketukan pintu menghentikan tawa Nadiya
" Masuk " jawab Nadiya yang masih merasa senang.
" Maaf Bu, ibu sudah di tunggu di ruang miting bersama klien baru kita dari perusahaan BATARA GRUP itu " kata asisten pribadi Nadiya yang bernama Rosa.
" Baiklah Rosa, ayo kita kesana sekarang " sahut Nadiya yang langsung di anggukan Rosa.
Dengan langkah elegan Nadiya melangkah lebih dulu menuju ruang miting di kantornya itu, meskipun umurnya sudah tidak muda lagi, di usianya yang sudah empat puluh lima tahun Nadiya masih terlihat sangat cantik dan anggun.
Bahkan kalau ia berjalan dengan sang putri, orang tidak menyangka kalau mereka berdua adalah ibu dan anak, tapi seperti adik dan kakak saja.
Sesampainya di ruang miting ia langsung di sambut oleh klien nya.
" Halo pak Dirga, maaf menunggu apa kabar hari ini ?" kata Nadiya basa basi terlebih dahulu sambil berjabat tangan dengan kliennya itu.
" Halo Bu Nadiya, tidak masalah kami juga baru datang, Alhamdulillah kami Baik - baik saja, bagaimana dengan ibu Nadia sendiri ?" tanya Dirgantara Pramuja seorang CEO yang berumur tiga puluh tahun itu yang memimpin perusahaan BATARA GRUP .
" Syukurlah, Alhamdulillah saya juga baik - baik saja. Baiklah Pak Dirga, kita mulai saja miting " kata Nadiya lagi dan langsung di anggukan oleh semua yang hadir di situ.
Selama tiga puluh menit miting berjalan dengan lancar sampai dering ponsel menghentikan sejenak jalanya miting itu.
" Oh, maaf semua saya angkat telpon dulu, silahkan di lanjutkan " kata Dirga yang sangat tidak enak.
" Oh tidak apa-apa Pak Dirga, silahkan di angkat siapa tahu penting, kita bisa menunda miting sebentar sambil istirahat " sahut Nadiya yang mengerti.
" Terimakasih Bu Nadiya atas pengertiannya, baiklah saya angkat telpon dulu " kata Dirga dan langsung di anggukan Nadiya dan para asisten pribadi mereka yang berada di situ.
" Halo ada apa, APA KENAPA BISA SEPERTI ITU, pokoknya saya tidak mau tahu, cari sampai dapat, awas sampai terjadi apa - apa pada anak saya, saya pecat kalian semua, dasar tidak becus menjaga anak kecil saja tidak bisa, CARI SEKARANG... ?" Dirga ya terlihat sangat emosi bahkan mengeraskan suaranya saat marah tadi setelah mengangkat ponselnya.
Mereka yang mendengar itu langsung menghentikan aktivitasnya, karena saking terkejutnya mendengar Dirga yang terlihat sangat kesal.
Apalagi Nadiya, ia begitu sangat terkejut setelah Dirga menyebutkan kata anak saya.