Raden Tresnoka Herlambang Agung memiliki perasaan lebih dari saudara kepada adik angkatnya yang bernama Rindu Hagika Agung. Namun Rindu sangat menghindari hubungan dengan kakaknya itu lebih dari saudara karena tidak ingin mengecewakan orang tua yang telah membesarkannya yaitu orang tua Noka. Saat pulang dari luar negeri selepas menyelesaikan pendidikan S2 di New York, niat Noka ingin menyatakan cinta kepada Rindu malah dikenalkan dengan kekasih adik angkatnya itu. Murka lah Noka hingga kehilangan akal dan mengambil keperawanan sang adik angkat. Bagaimana respon orang tua mereka? Bagaimana Rindu bisa menerima Noka kembali setelah merusak dirinya dan cintanya kepada sang kekasih? Lanjutan Novel "TRESNO KARO KOWE" , anak pertama Saka dan Fina bersama anak angkat mereka.
#konfliketika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MULAI MENERIMA IBU
Rindu mendengarkan dari awal recorder hingga selesai dan air matanya tak bisa terbendung.
Kini ia tau asal usulnya namun belum mengenal keluarganya yang asli. Dalam pelukan Fina, Rindu menangis terhisak.
Saka menyuruh Noka dan lainnya untuk pergi dari pendopo depan rumah, membiarkan Fina menenangkan Rindu.
"Mommy memang tidak tau bagaimana perasaanmu saat ini sayang, tapi mommy berharap kamu bisa memberikan kesempatan kedua untuk ibumu. Kamu seorang dokter dan tau keadaan pasien yang terkena kanker serviks stadium 4. Jadi mommy harap, kamu bisa berlapang dada dan tentunya jangan memaksakan diri juga. Ada calon bayi didalam perutmu yang juga harus kamu jaga" ucap Fina sambil mengelus punggung anak angkatnya yang kini sebagai menantunya itu.
"hiksss...aku tidak tau harus berbuat apa kepadanya mom...aku bingung" sahut Rindu dengan isakan tangis yang belum mereda juga.
"Sekarang kamu kuatkan hatimu. Berusaha berdamai dengan masa lalu. Lagipula coba pikirkan takdir Allah ini sudah terbaik untukmu karena kamu tumbuh bersama kami disini, menjadi keluarga kita. Jika ibumu dulu memaksa untuk membesarkanmu dengan kesulitan hidup yang dia alami, kamu tidak akan menjadi Rindu, anak mommy dan daddy. Tidak akan menjadi istri Noka dan menantu kesayangan kami. Namamu juga bukan Rindu, melainkan nama lainnya. Jadi terimalah dulu dengan ikhlas ya sayang. Mommy akan mendampingi mu" ucap Fina lembut.
Rindu hanya bisa mendengarkan dan menangis hingga puas.
Saat tangisnya sudah mereda, tiba tiba wanita hamil ini merasa lapar, perutnya berbunyi.
Krucuuk...krucuuuk...
Fina tertawa kecil mendengarnya.
"Aduh cucu mommy sampai kelaparan nih karena mommy nya nangis terus. Ayo masuk sayang, kita makan siang. Mungkin Bibi udah siap menata makan siang kita semua" ajak Fina dan Rindu tersenyum tipis.
Lalu mereka masuk ke rumah.
Sampai di ruang tengah, mereka melihat para pria di keluarga ini sedang menonton pertandingan sepak bola antar liga Eropa dan heboh sendiri.
"Wah wah wah, ini yaa tiga pria dirumah ku rame banget" sindir Fina.
"Hehehee, udah jarang Noka nginep disini, Mom. Jadi daddy menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kebersamaan dengan kedua putra daddy kan?" sahut Saka.
"Bener, mom! Noka udah lama gak taruhan sama daddy soal siapa yang menang pertandingannya" ujar Noka lalu lengannya dipukul oleh sang ayah.
Puk!
"Huuusst! Ngapain kamu pake bilang bilang taruhan segala! Bisa diamuk mommy kamu" lirih Saka yang ketakutan sambil melirik ekspresi istrinya yang sudah tidak suka saat mendengar taruhan.
Naka pun menjadi pahlawan kesiangan.
"Bukan taruhan biasa ini, Mom. Abang sama daddy taruhannya siapa yang kalah nanti bayarin kuliah ku hehe" timpal anak paling kecil di keluarga ini.
"Hmmm, ck..kalian ini emang..dasar para priaaaa" cibik Fina lalu berjalan bersama Rindu duduk disofa ruang tengah itu.
Noka pun dapat melihat jika istrinya sudah lelah menangis hingga mata wanita itu sembab. Ia pun duduk disamping Rindu.
"Sayangkuu...kalau habis nangis gini jadi inget kalau dulu aku godain dan panggil cengeng..ternyata masih cengeng yaa istriku ini, calon ibu dari anak anakku" gurau Noka malah mendapatkan pukulan di lengannya dari sang istri.
Puk!
"Gak romantis banget kalau bahas masa lalu, kamu itu Mas" ucap Rindu.
"Hehehe maaf maaf sayaang...aku cuma mau kamu balik jadi dirimu sendiri yang cerewet sama aku. Aku suka begitu daripada bersedih begini" sahut Noka.
Lalu suara Rada membuat mereka semua segera menuju meja makan.
"Ayoo daddy mommy, Noka, Rindu, dan Naka makan dulu... mumpung aku dirumah dan bisa masakin kalian bareng bibi. Gantiin mommy jadi chef di dapur" ujarnya.
"Horeee!!!! Makan siang!" seru Naka semangat.
Rindu yang juga tadi sudah merasa lapar tersenyum mendengar panggilan makan siang dari kakak perempuannya itu.
Mereka langsung duduk di kursi masing masing.
Sangat nikmat melihat satu keluarga bisa makan bersama di meja makan seperti ini. Saka dan Fina memang selalu berupaya untuk membuat kebiasaan makan bersama seperti ini hingga anak anak dewasa dan memiliki keluarga sendiri.
Setelah setelah makan, Noka dan Rindu izin untuk kembali ke kamar beristirahat, Naka izin keluar untuk main dan Rada juga izin keluar untuk pergi ke rumah produksi usahanya.
Saka dan Fina juga memilih beristirahat siang.
Didalam kamar, Noka dan Rindu mulai melakukan percakapan berdua.
"Gimana perasaanmu saat ini sayang? Sudah membaik" tanya Noka sambil mengelus rambut sang istri yang berada didadanya.
Mereka berada diatas ranjang dengan posisi Noka bersandar di kepala ranjang sedangkan Rindu memeluk dan meletakkan kepalanya di dada sang suami.
"Hmmm, lebih baik. Ditambah makanan masakan Rada ternyata sangat enak juga, jadi menaikkan mood ku kembali" jawab Rindu.
"Apa yang kamu rencanakan sekarang? Ingatlah, aku selalu mendukung apa keputusanmu" sahut Noka.
Rindu menghela nafas panjang sebelum menjawab.
"Aku sedang hamil, jadi aku berusaha berdamai dengan masa lalu seperti yang mommy katakan tadi. Aku harus bersyukur dengan takdir yang sudah Allah berikan kepadaku sehingga aku bisa tumbuh di keluarga ini dan menjadi istrimu, Mas" ucapnya.
Cup!
Karena bangga dengan apa yang dikatakan sang istri, Noka mencium pucuk kepala sang istri.
"Aku bangga sama kamu, Rindu, istriku. Jujur ya, melihat ibu mertua kemarin, hatiku sangat teriris. Ternyata seperti ini kehidupan ibu mertuaku yang telah melahirkan wanita yang sangat aku cintai" ujar Noka.
Rindu melepaskan pelukan dan menatap suaminya lekat.
"Kamu tidak malu memiliki mertua sepertinya, Mas?" tanyanya.
"Nanti kalau orang orang tau gimana?" tanya Rindu lagi.
"Hahaha, malu kenapa? Ibumu juga manusia, sayang. Mudanya juga cantik, mungkin kalau kehidupannya tercukupi dan lebih sehat lagi, akan tetap cantik" jawab Noka.
Rindu sangat terharu mendengar ucapan sang suami.
"Kamu suami terhebatku, Mas. Terima kasih sudah mengerti asal usul ku dan tidak merendahkan ibuku" ujar Rindu dengan mata berkaca kaca.
"Ih kamu kembali cengeng ya pas udah hamil begini, apa ini hormon ibu hamil ya sensitif banget istriku sekarang" ejek Noka berniat begurau sambil mencubit pipi sang istri lembut.
"Yakan mulai mulai merusak romantisme di antara kita kalau kamu ngejek aku terus. Gak jadi terharu deh" balas Rindu yang merajuk, lebih tepatnya pura pura merajuk.
"Hahahhahaa, maaf sayaang..lucu banget kamu sekarang. Apa gini ya kalau adik sendiri jadi istri? Beda 180 derajat sikapnya, tapi aku suka. Aku selalu suka tentang kamu" sahut Noka.
"Gombaal!!! Tidur aja deh, daripada kamu gombalin terus, Mas" ujar Rindu lalu kembali memeluk sang suaminya.
Noka pun memeluk kembali tubuh sang istri yang tidur dengan kepala di dadanya.
Cup!
Noka mencium lagi pucuk kepala Rindu saat wanita itu sepertinya benar benar akan tidur.
"Selamat tidur siang sayang" lirihnya kemudian.
Karena dirinya tidak mengantuk, Noka menggunakan kesempatan untuk melihat saham di handphonenya. Ia sangat suka bermain saham dan mengambil banyak keuntungan dari jual beli saham investasi.
