zahra seorang wanita cantik yang sederhana menikah dengan alif. mereka menikah bukan dari hasil perjodohan namun mereka menikah karena mereka saling mencintai.
zahra pikir suami nya ialah suami yang setia, padahal ia menyembunyikan sesuatu dari nya.
bagaimana kelanjutan rumah tangga zahra dan alif, apakah zahra masih mau mempertahankan rumah tangganya demi anak nya atau lebih memilih pergi?
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isy_yuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
📞suamiku
"mas alif " lirih zahra. ia bingung apa ia harus jawab apa tidak. tapi hati nya mengakatan untuk menjawab panggilan tersebut.
(hallo)
(hallo selamat siang ibu. maaf ini dengan istri nya pak alif )
(iya bener. ini dengan siapa? kenapa Handphone suami saya ada pada anda? ) tanya zahra, perasaan zahra sudah tidak enak
(saya dari pihak polisi ingin mengkonfirmasikan bahwa pak alif mengalami tabrak beruntun. sekarang sudah di larikan ke rumah sakit bunda kasih) ucap polisi di sebrang.
zahra tercengang seketika badannya menjadi tegang, tatapannya kosong, ketika mendengar apa yang di katakan polisi.
Bu wati yang melihat anak nya tidak baik baik. menghampiri di gubuk yang terdapat di ladang.
"nduk.. kamu baik baik saja? " tanya bu wati memegang bahu sang anak.
Ratih tersentak kaget ia melihat ibu nya dengan mata yang berkaca kaca.
"bu.. mas alif " lirih zahra air mata nya sudah hampir menetes
"ada apa nak? tarik nafas dulu.. kamu bilang ada apa dengan nak alif? " tanya bu wati khawatir kepada sang anak yang sudah air matanya luruh.
"mas alif mengalami kecelakaan bu hikss" lirih zahra sambil terisak
"astaghfirullah al adzim" kaget bu wati
"ayo bu kita ke rumah sakit " ajak zahra wajah nya sangat cemas.
"iya ayo.. tunggu sini. ibu bilang ke bapak mu" ucap ibu wati. diangguki oleh zahra dengan lesu
bu wati berlari kecil ke arah suami yang berada di tengah ladang. bu wati mengerti perasaan anak nya walaupun rumah tangga nya ada masalah sekarang tapi perasaannya masih ada cinta terhadap suaminya.
"pak.. hahh hah" teriak bu wati dengan nafas yang ngos ngossan. pak eko yang melihat istrinya berlari ke arah nya mengkerutkan kening nya.
"ada apa bu? . kenapa teriak teriak sambil lari ini bukan di India bu" tanya pak eko sambil bergurau
"ih bapak, bukan saatnya bercanda ini " kesal bu wati
"ayo pak kita ke rumah sakit sekarang! " ajak bu wati menarik tangan suaminya
"ehh eh tunggu, ngapain kita ke rumah sakit. siapa yang sakit? " tanya pak eko memberhentikan langkah kaki sang istri
"alif pak. alif kecelakaan. " jawab bu wati
"astaghfirullah. yaudah ayo bu kita ke rumah sakit. cepat! " kaget pak eko. langsung meninggalkan bu wati di tempat.
Bu wati melihat punggung sang suami dengan tatapan kesal.
"bapak ini, bisa bisanya ibu di tinggal. " gerutu bu wati mengikuti di belakang pak yusuf.
mereka pulang ke rumah terlebih dahulu. karena zahra harus menjemput sisil yang berada di tetangga nya sedang bermain.
Setelah menjemput sisil. mereka bersiap pergi ke rumah sakit. di perjalanan perasaan zahra sudah tidak enak. ia menggenggam tangan kecil sisil.
"ma. kita mau ke mana? " tanya sisil karena dia di jemput waktu bermain.
"kita ke rumah sakit sayang " ucap lembut zahra menatap sang anak yang duduk di sampingnya.
Bu wati yang duduk di sebelah sang anak mengusap punggung zahra memberi kekuatan kepada nya. mereka menggunakan mobil yang di sewa oleh bapak nya. pak eko duduk di sebelah supir yang menyetir, para wanita duduk di kursi belakang yang dimana sisil berada di tengah
hanya membutuhkan 15 menit mobil mereka sampai di rumah sakit bunda kasih. keluarga alif sudah diberitahukan oleh zahra. mungkin mereka masih berada dalam perjalanan.
zahra langsung menuju ke arah resepsionis , dibelakang ada ibu wati dan pak eko yang sedang menggendong sang cucu.
"mbak saya mendapatkan kabar bahwa suami saya yang mengalami kecelakaan di larikan di sini. atas nama muhammad alif " tanya zahra kepada resepsionis
"baik tunggu sebentar mbak. saya liat dulu"
zahra menunggu dengan hati gelisah . ia ingin cepat cepat menemui suaminya.
"benar mbak. ada nama muhammad alif, sekarang beliau berada di icu. mbak tinggal lurus dan belok kiri"
"makasi mbak kalau gitu. ayo bu " ucap zahra. mereka langsung menuju ke arah icu.
zahra berpapasan dengan dokter yang baru keluar dari ruang icu. zahra langsung menhampiri dokter tersebut.
"dok bagaimana dengan keadaan suami saya? " tanya zahra to the point. dokter tersebut melihat zahra.
"ibu ini istri nya dari pak alif ? " tanya dokter memastikan hal tersebut.
"iya dok saya istrinya. bagaimana dengan keadaan suami saya. apa dia baik baik saja ? " tanya zahra khawatir
"huf maaf bu. saya berat hati mengakatan bahwa pak alif mengalami kritis." ucap dokter
Deg.
"a.. apa dok. dokter gak bohong kan ? " lirih zahra dengan tatapan kosong nya. pak eko dan bu wati yang mendengarkan nya juga kaget mereka tidak menyangka bahwa kecelakaan itu bisa membuat alif sampai kritis.
Bu wati memegang tubuh sang anak. karena zahra tiba tiba lemas seketika.
"dok apa boleh kami masuk? " tanya pak eko
"boleh tapi hanya 1 atau 2 orang " kata dokter
selepas dokter meninggalkan mereka. bu wati memeluk sang anak dengan erat.
"yang sabar nduk. sekarang kamu masuk temui nak alif. biar kami di sini jaga sisil " ucap bu wati. zahra melihat sang ibu dan menganggukkan kepalanya. zahra melangkah memasuki ruang icu.
"mama mau ke mana nek kek? " tanya sisil sedari tadi ia sangat bingung. kenapa mereka harus ke rumah sakit? siapa yang sakit?
pak eko dan bu wati saling pandang, mereka bingung bagaimana mereka mengatakan.
"nak. dengerin kakek. ayah alif sedang sakit, kita ke sini mau jenguk ayahnya sisil" ucap pak eko hati hati
"ayah... ayah cakit apa kek. kenapa ayah cakit? kemalin ayah cehat kok. cicil mau lihat ayah kek" tanya sisil khawatir mata kecilnya sudah berkaca kaca
"iya nanti sisil liat ayah. tapi sekarang biar mama yang lihat dulu " ucap pak eko yang tidak tega dengan cucunya yang hampir menangis.
.
zahra memasuki ruang icu. di sana terlihat suami nya yang sudah terbaring lemah dengan semua alat alat yang menempel di seluruh badan alif.
Zahra melihat pemandangan tersebut. menjadi sakit di dada nya. ia melangkah pelan ke arah brankar yang ditempati alif.
"mas.. " gumam zahra air mata nya sudah menetes dengan deras. zahra gengam tangan dingin suami nya.
"hiks hiks mas alif.. bangun mas hiks di sini ada aku" bisik zahra dengan isak tangisnya
alif perlahan lahan membuka mata nya dengan pelan , ia tersenyum melihat istri tercinta nya berada di depannya.
"sa.. sayang" lirih alif suara nya yang lemah
"iya mas. ini zahra" bisik zahra menatap lekat suami nya
"sa.. yang mas sudah mentalak ratih. mas sudah menepati janji mas bahwa hanya kamu istri mas. istri yang sangat mas cintai" lirih alif suaranya terputus putus
"mas hiks. jangan bahas itu. sekarang mas harus sembuh. disini ada aku dan sisil yang menunggu mu" bisik zahra
alif tersenyum melihat zahra.
"maafin mas sudah buat kamu sakit hati. mas sayang kamu zahra " lirih alif dengan sekuat tenaga
"zahra juga sayang mas" bisik Zahra air mata nya sudah luruh
"makasi sayang. anak kita mana, mas ingin bertemu? "
"zahra akan panggil sisil ke sini" ucap zahra. zahra keluar dan mengambil sisil ke dalam gendongan zahra. ia bawa masuk sisil ke dalam icu.
"ayah.. hiks hiks" lirih sisil tangissannya sudah pecah melihat sang ayah yang terbaring.