Azka Mahespatih (28th) bersembunyi di rumah Nandita (20th) saat ia tengah di kejar oleh beberapa orang preman yang hendak mencelakainya.
Dita yang kaget saat mendapati lelaki asing yang memasuki rumahnya sontak ingin berteriak,tapi sebelum itu terjadi Azka dengan cepat berlari menuju Dita tetapi kakinya tersandung oleh kaki kursi hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas tubuh mungil Dita,di saat bersamaan para warga sekitar menggrebek mereka dan menikahkan mereka. mau tidak mau mereka menikah juga. bukan tanpa sebab Azka tidak menolak menikahi Dita,karena Azka pernah di tolong oleh Dita maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Dita dengan menikahi gadis itu.
bagaimana kelanjutan ceritanya apakah pernikahan mereka akan langgeng atau sebaliknya?
jangan lupa dukung author dengan cara klik love,komen dan subcreb ya...🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yadah elek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengetahui pelakunya
"Lah pengantin baru kok masuk kerja."
"ish...apaan sih Rani?"
hari ini Dita masih seperti biasa ia masuk kerja,kalau ada yang bertanya dimana Azka? tadi pagi dia mendapat telpon harus segera berangkat ke kantor ada meeting penting katanya. dan terpaksa menunda membawa Dita untuk pergi ke rumah orang tuanya.
"aku mau ke kantor,ada yang hal penting yang harus aku kerjakan,nanti aku akan kesini dan mungkin lain kali kita akan bertemu dengan mama sama papa." ucap Azka mencium kening Dita dan memberikan kartu kredit no limit kepada Dita,katanya itu nafkah dari seorang suami untuk seorang istri. lalu Azka pergi meninggalkan Dita yang masih terbengong dengan ucapan Azka yang panjang kali lebar itu.
"memangnya gak boleh abis nikah terus kerja?lagian heran ya kenapa berita itu cepet banget nyebarnya." ucap Dita jengkel
"ingat ya Dita sepanjang-panjangnya jalan itu lebih panjang lidah tahu."
"hmmm...iya sih,padahal semalam itu cuma salah paham,tapi gak ada yang mau denger satupun."
"sebenarnya apa sih yang terjadi,sampai kamu bisa nikah sama tu orang?" tanya Rani penasaran.
Dita menghembuskan nafas lelahnya dan mulai menceritakan semua apa yang terjadi. memang Dita dan Rani ini bersahabat sudah sejak lama tepatnya mereka saat masih SMP dan sampai sekarang masih terjalin baik persahabatan mereka.
"waduh....kok bisa gitu ya,harusnya mereka gak main asal tuduh aja kayak gitu, kalau laki lu sekarang orang jahat gimana?"
"entahlah... Ran,padahal aku udah nyuruh dia pergi semalam dan menganggap pernikahan ini tak pernah terjadi tetapi dia masih kekeh mau melanjutkan pernikahan ini."
"ya udah sih jalanin aja dulu,siapa tahu dia memang jodoh kamu. ngomong-ngomong kak Abi tahu gak kalau kamu udah nikah."
Dita tak langsung menjawab, sebenarnya ia takut untuk bilang ke kakaknya ia takut akan mengganggu konsentrasi kakanya saat bekerja dan malah membuatnya semakin mengkhawatirkan dirinya.
Dita menggeleng lemah,lalu menunduk.
"udah jangan terlalu dipikirin,nanti pelan-pelan kamu bilang ke kak Abi. aku yakin kak Abi pasti ngerti kok."
"kalian mau kerja apa ngobrol?" ucap pengawas dimana mereka bekerja.
sontak kedua sahabat itu menghentikan obrolan merek dan melanjutkan pekerjaan mereka.
jam menunjukkan pukul empat sore Dita mulai berkemas bersiap untuk pulang.
"Dita,aku nebeng kamu ya motor lagi di bengkel soalnya."
"ok deh ayo,tapi nanti mampir ke toko sayuran dulu ya, mau masak soalnya."
"ecieee...yang udah punya suami." goda Rani
"udah ah, ayo keburu malem nih."
"iya deh iya...."
Dita melajukan motornya dengan kecepatan sedang. butuh waktu sepuluh menit mereka sampai di toko sayuran. Dita memang suka memasak selain lebih hemat juga lebih higeinis juga porsinya lebih banyak pikir Dita.
"kamu gak mau belanja sekalian?"
"gak' ah masih ada banyak stok di kulkas." Rani seperti Dita tinggal sendiri kedua orang tuanya lebih memilih menetap di desa tempat kelahiran ibunya,Rani memang di ajak untuk tinggal disana,tetapi Rani lebih memilih disini karena masih harus menyelesaikan kuliahnya
Dita sampai rumah tepat pukul lima sore,ia menaruh belanjaannya dan mulai mengeksekusinya,lama berkutat di dapur akhirnya makanan pun jadi, oseng ati ampela sambel tomat dan sayur bening menjadi menu makan malam. setelah selesai menata makanan dan membersihkan alat dapur yang ia gunakan untuk memasak ia putuskan untuk segera mandi.
Azka bersiap untuk pulang kerumah dimana istrinya berada.tapi saat hendak melangkahkan kakinya keluar,ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk.
"hallo..." jawab Azka datar
"tuan saya sudah menyelidiki siapa yang ingin mencelakai anda tuan."
"siapa?"
"dia adalah nona Arini tuan, motifnya Karena sakit hati atas penolakan anda kemarin tuan."
"sudahlah biar nanti saya yang akan mengurusnya,terima kasih atas informasinya."
Azka menutup sambungan telponya.
dia benar-benar tidak menyangka kalau Arini bisa berbuat seperti itu,dia kira dengan sikap Arini yang tidak membuat drama berlebih,ternyata malah berniat menyakitinya.
"untung aku menolak perjodohan ini,kalau tidak aku akan menikah dengan wanita gila." gumam Azka
ia lebih memilih pulang,urusan Arini biarlah menjadi urusannya nanti,ia rasa ini tidak penting.
saat akan menyalakan mesin mobilnya,lagi-lagi ponselnya berdering nyaring. dia melihat siapa yang menelponnya.
"Azka kamu kemana,kenapa tidak segera pulang." omel sang mama begitu nyaring,hingga dia menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"bisa gak sih ma gak teriak-teriak." kesal Azka
"kamu sudah berani ya sama mama."
"aduh ma,jangan marah-marah nanti cepet tua loh ma."
"dasar anak ini,baiklah...cepat pulang mama tunggu."
"maaf ma,Azka tidak bisa pulang karena Azka nginep di apartemen Azka ma."
"kamu itu sudah dua hari tidak pulang."
"ma,Azka capek dan rumah mama jauh dari kantor Azka,besok deh insya Allah,Azka pulang."
"ya sudah kamu hati-hati di jalan." suara mama melembut.
"iya ma, assalamualaikum."
"walaikumsalam."
sambungan telpon tertutup, mama menghembuskan nafas kasar. ia hanya ingin sang putra segera menikah dan memiliki seorang cucu agar ia tak kesepian seperti ini.
suaminya sedang pergi keluar kota untuk urusan bisnis,sebenarnya ia ingin ikut,tetapi ia tidak bisa karena butik miliknya sedang ramai-ramainya dan dia harus turun tangan sendiri. memang mama ini mempunyai butik,meskipun ia sibuk di butik tapi tak dapat di pungkiri ia kesepian,ia membutuhkan menantu dan cucu untuk menemaninya saat dirumah ketika selesai pulang dari butiknya."
sementara itu Azka membelah jalanan yang begitu padat,ia melihat jam yang melingkar di lengannya.
"sudah jam segini kok masih saja macet ya?" gumamnya.
tiga puluh menit berlalu akhirnya Azka sampai di rumah Dita ,saat akan mengetuk pintu,tidak terkunci.
"kebiasaan Dita ini ceroboh,kalau ada orang jahat masuk gimana." grutu Azka
ia melangkahkan kakinya kedalam,ia mencium bau masakan yang begitu menggugah seleranya tiba - tiba perutnya keroncongan minta di isi.
ia clingak clinguk mencari keberadaan Dita,ia putuskan untuk mencari ke kamarnya.
Azka masuk tepat Dita akan membuka handuk yang di kenakanya,sontak ia kaget dan berteriak.
"aaaa,...mesum." ucap Dita sambil melompat ke atas ranjang dan menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.
Azka hanya geleng kepala.
"makanya pintu itu di kunci,jangan sembarangan gak di kunci kalau bukan aku yang datang gimana?" ucap Azka melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
"ngapain kamu masuk,cepat keluar aku mau ganti baju dulu."
"ish iya -iya bawel." ucapnya
saat memastikan Azka sudah keluar buru-buru ia memakai pakainya dan keluar kamar.
"huh....kenapa bisa lupa gak kunci pintu sih." grutu Dita,ia kira Azka tidak akan kembali tapi ternyata Azka kembali.
Dan benar2 bkn orang tuanya yg melakukan
padahal pelakunya bkn ibunya dita.
hanya saksi hidup sdh tdk ada