Yang sudah baca Mami sambung bisa langsung pindah ke sini ya...!!! ini kisah Dani duda tampan yang sudah beberapa kali gagal dalam membina rumah tangga
kali ini Dani tertarik pada bawahan nya lagi tapi bukan sekretaris melainkan office girl
Savira perempuan cantik dan ramah membuat hati Dani tergetar apalagi senyum Vira mirip dengan Melinda mantan istri nya
apakah Dani bisa mengambil hati Savira sang Office girl atau Savira sudah memiliki tambatan hati lain
lanjut baca kisahnya di Noveltoon 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kehidupan Vira
Ojek motor yang membawa Vira telah sampai dan didepan rumahnya
Rumah yang tampak sederhana tapi rapi dan bersih yang sering di katakan Vira hanya gubuk kecil dihalaman ada beberapa pepohonan dan tanaman buah
Rumah itu peninggalan kakeknya dan punya sejuta kenangan di dalamnya
Vira turun dari motor membawa barang belanjaan dan di bantu oleh tukang ojek langganannya tersebut
"Terima kasih pak..." ucap Vira sambil menyodorkan uang bayaran untuk ojek juga helm ke pemiliknya
"Sama-sama neng, kalau begitu bapak permisi dulu ya" pamit tukang ojek nya berlalu pergi dari hadapan Vira
"Assalamualaikum, nek Vira pulang" pekik perempuan cantik itu
Vira memasuki ruang tamu rumahnya.
"Waalaikumsalam ra"
Vira mencium punggung tangan neneknya yang sudah sangat keriput
"Nenek sudah makan?" tanya Vira sembari menuntun neneknya duduk di sofa yang sudah usang.
"Alhamdulillah sudah ra,tadi ada yang mengantarkan nasi sama lauk masih ada di belakang kalau kamu lapar bisa langsung makan saja" jawab sang nenek mengelus lengan cucu semata wayangnya, mata yang tidak lagi bisa melihat dengan jelas itu berkaca-kaca.
" siapa yang antar nek?" tanya Vira
" Herman,katanya ada acara di rumah nya jadi sekalian di antar nya makanan untuk kita"
" mas Herman anak buk Ida nek?" tanya Vira memastikan
" iya...Herman mana lagi cu,hanya dia yang sering mengantar kan kita makan...!!"
Herman memang sering mengantar makanan untuk Vira dan nenek nya dengan alasan selalu ada acara di rumah nya tapi tak pernah di tanggapi Vira karena Vira tahu Herman lelaki yang terkenal playboy di gang rumah mereka banyak perempuan yang patah hati bahkan ada yang pernah mengaku hamil anak Herman tapi Herman malah tak mengakui nya itu yang membuat Vira tak ingin berdekatan dengan lelaki itu tapi Herman terus menerus mengantarkan makanan bahkan sering memberikan nenek Sumi pakaian
" lain kali kalau bisa di tolak,tolak saja nek" ujar Vira tidak suka
" tidak baik menolak niat baik seseorang ra, apalagi bu Ida memang sudah kita kenal lama"
dulu nenek Sumi pernah bekerja sebagai tukang cuci di rumah keluarga Herman jadi dia cukup mengenal keluarga itu
"Maafkan nenek, yang telah merepotkan mu ra"
Setetes embun jatuh di pipinya yang keriput, dan langsung di hapus oleh Vira
"Nenek ngomong apa sih, nenek tidak merepotkan Vira kok malahan Vira bahagia bisa bersama nenek sampai saat ini hanya nenek satu-satunya keluarga yang Vira punya nek,Vira ingin mengabdikan hidup Vira untuk mengurus nenek"" jawab Vira mengulas senyum, dia menahan air matanya, jangan sampai dia menangis dan membuat neneknya tambah merasa bersalah lagi
"nenek beruntung memiliki cucu seperti kamu Vir,kamu persis seperti ibu mu rendah hati dan penyayang nenek berdo'a agar kamu mendapat kan suami yang baik,bisa membimbing dan menjaga mu kelak saat nenek tiada" ujar nenek Sumi sambil memegang kedua punggung tangan cucunya.
"Vira yang beruntung karena memiliki nenek penyayang seperti nenek,nenek dan kakek banyak berkorban untuk membesarkan Vira,sudah saat nya Vira yang membalas semua kebaikan kalian pada Vira,Vira berharap kita masih bisa bersama nek,Vira ingin nenek melihat anak-anak Vira besar nanti" ucap Vira dengan berusaha menahan air mata nya tapi tetap turun tanpa permisi,Vira langsung memeluk sang nenek, terisak pelan dia tak ingin tuhan memisahkan mereka saat ini karena hanya nenek Sumi Sumi yang Vira miliki
"Terima kasih telah merawat Vira dari kecil nek, terima kasih." sang nenek mengelus punggung cucunya, merekapun sama-sama menangis.
" ayah dan ibu mu, pasti bangga memiliki putri cantik sepertimu"
Vira semakin terisak mendengar ucapan neneknya. Justru Vira lah yang bangga telah memiliki orang tua seperti ayah dan ibunya.
Kemudian mereka mengurai pelukan setelah beberapa menit menangis.
"Nenek harus sehat terus, biar suatu hari bisa melihat aku sukses."
Vira kembali dengan nada ceria, sang nenek tertawa renyah.
"Nenek sudah tua ra, nenek tidak tahu kapan nenek akan meninggal,tapi nenek hanya minta satu hal pada Tuhan" ucapnya sendu, tubuh nya menegang lalu tersenyum.
" apa nek?" tanya Vira penasaran "Vira akan terus berdoa kepada Allah, semoga Allah mengabulkan keinginan Vira yang ingin nenek hidup lebih lama bersama Vira"" neneknya semakin tertawa mendengar penuturan cucu nya ini
" nenek hanya ingin melihat kamu menikah,nenek ingin kamu bahagia nak menikah dengan lelaki yang bertanggung jawab"
"Oh ya, hari ini Vita belanja beberapa bahan makan, nenek mau Vira masakin apa?"ucap Vira mengalihkan pembicaraan dia belum bisa menjawab untuk mengabulkan permintaan nenek nya itu karena memang belum ada calon yang cocok bagi dirinya
"Apapun yang kamu masak, nenek pasti suka."
" ayo Vira antar ke kamar,Vira masak dulu untuk makan malam kita nanti" ujar Vira membantu nenek nya berdiri
Mereka berjalan dengan Vita yang menuntun neneknya menuju arah kamar,dia tak ingin nenek nya bekerja membantu nya,dia bisa mengerjakan semua sendiri nenek nya cukup beristirahat saja, terkadang perempuan tua itu bosan karena selalu di larang oleh Vira
" Vir,, nenek ingin melihat mu memasak" pinta Nenek nya
" tapi jangan bekerja ya nek,nenek cukup duduk saja" ucap Vira dan di anggukki oleh nenek Sumi,betapa sayang nya Vira pada dirinya membuat nya tak bisa berpisah lama dari cucu nya ini
" nenek duduk,di sini biarkan aku yang akan memasak." ucapnya menarik satu kursi yang akan di duduki Nenek nya
"Semoga kamu suatu hari, mendapatkan jodoh yang terbaik ra" do'a nya tulus.
"Aamiin nek." jawab Vira tersenyum
Vira perempuan multitalenta dia bisa menjadi koki, merawat nenek nya dan dia pandai bernyanyi dalam segi memasak dia cukup pintar karena semenjak neneknya sakit 5 tahun yang lalu dia sudah belajar memasak. Kata sang nenek, bakat memasak Vira diperoleh oleh almarhumah ibunya yang memang jago masak.
Makan malam Vira dan neneknya cukup sederhana ada nasi putih untuk lauk-pauknya ada tahu, tempe, ikan asin dan sambal
Waktu menunjukkan jam 22: 00 WIB.
Neneknya sudah tertidur sementara Vira duduk di tepi ranjang neneknya menatap sang nenek yang sudah tidur.
"Semoga Allah berbaik hati membuat nenek hidup lebih lama lagi bersama ku" gumamnya dengan nada sedih menatap wajah keriput sang nenek
Vira beranjak menuju kamar yang berada tepat di samping neneknya,kamar yang sangat sederhana hanya ada satu kasur di atas semen yang di alasi karpet dan satu lemari kecil,Vira berjalan ke lemari untuk mengganti pakaian nya dengan piyama matanya melirik benda kecil yang berada dia atas meja.
Berjalan mendekat, kemudian dia menatap pigura kecil yang telah usang. Dimana dia yang masih berusia 1,5 tahun duduk di pangkuan ibu nya, sedangkan ayahnya berdiri memegang pundak istri ibu nya
Mereka tersenyum bahagia di foto itu.
Vira mengambil foto lalu dia duduk ditepi ranjang kecil miliknya.
"yah, bu, kalian apa kabar di sana,Vira kangen kalian,Vira di sini bersama nenek bu" tangannya mengusap pelan foto, menggigit bibir bawahnya dengan mata berkaca-kaca "Vira kangen banget sama kalian, semoga suatu saat nanti kita di pertemukan bersama dalam satu keluarga utuh,ada kakek dan juga nenek, Vira janji akan menjaga nenek sebaik mungkin bu,yah" air mata Vita mulai mengalir "Kenapa kalian secepat itu meninggalkan Vira"ucap nya pelan
Vita merebahkan tubuhnya memeluk pigura foto ayah dan ibunya lalu terisak kecil. Seharusnya Vira lagi di masa-masa bahagia dengan ayah dan ibunya, tapi apalah daya ini sudah takdir dari yang kuasa Vira di tempat menjadi anak yang mandiri dan bekerja keras untuk kelangsungan dia dan nenek nya