Seharusnya pernikahan dilangsungkan bersama pria matang yang sedari kecil digadang-gadang menjadi jodoh Khadijah.
Namun, takdir berkenan lain hingga masa lajang Khadijah harus berakhir dengan pemuda asing yang menabraknya hingga lumpuh.
Kedatangan Athalla di Kalimantan Barat untuk memenuhi panggilan balap liar, justru disambut dengan jodoh tidak terduga-duga.
Pasalnya, kecelakaan malam itu membuat calon suami Khadijah lebih memilih menikahi adik kandungnya; Nayya.
Khadijah dibuat remuk oleh pengkhianatan calon suami dan adiknya. Lantas, di waktu yang sama, Athalla menawarkan pernikahan sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Romantis/Komedi/Sangat mendekati keseharian. Thanks buat yg sudah mampir ya💋❤️🫂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ISTALLA LIMA BELAS
Sejauh ini, Athalla memang belum bisa membawa Khadijah ke Rumah orang tua kandungnya, tapi, sikap tanggung jawab Athalla juga yang membuat Khadijah maklum.
Khadijah bersyukur bisa memiliki suami yang tanggung jawab meski dalam pikir yang lain ia sering membatin jika ternyata status dirinya masih hanya istri rahasia suaminya.
Namun, di balik semua itu, Khadijah yakin, Athalla tidak akan pernah mengecewakan, terlebih setelah melihat kondisi akhir-akhir ini, di mana Athalla mau berangkat ke masjid dan mau ambil wudhu tanpa disuruh. Bukti bahwa Athalla laki-laki yang baik.
📥 "Aku pulang sedikit telat, ya. Baik-baik di situ. Ini usaha ke sekian kalinya suami kamu. Doakan Zauji kamu lancar jaya pas ngomong sama mertua kamu." Khadijah tersenyum manis membaca pesan teks suaminya.
Hari ini, Athalla bilang akan kembali mendatangi rumah keluarganya. Dan Khadijah selalu berdoa agar Athalla bisa secepatnya memiliki keberanian untuk mengakui bahwa mereka telah sah menikah.
"Boss kalian ke mana?"
Khadijah menoleh pada perempuan ber-pashmina toska. Gadis dengan busana kasual longgar dan berjalan menuju tempat kasir.
"Kemarin-kemarin, di sini kan?"
"I-iya, Non!" Satu pemuda berseragam khas ala karyawan Bengkel FSH tampak gugup.
Bagaimana tidak, satu sisi ada istri boss Athalla, di sisi yang lain ada calon istri boss Athalla. Ah, Tuhan, Ricko bingung Tuhan!
"Perempuan itu siapa?"
Khadijah menatap polos perempuan tersebut, hingga dia tersenyum saat gadis itu berjalan ke arahnya untuk menyapa. "Kakak yang kemarin ketemu di Rumah Sakit kan?"
"Iya, Masya Allah, kita ketemu lagi."
Khadijah ingat, gadis ini gadis yang dia temui di RS. Keduanya berakhir tertawa setelah sadar betapa sempit dunia mereka rupanya.
"Kak Alessia, kan?"
Khadijah ingat nama perempuan itu; Alessia Villey. Nama yang dia baca di kartu nama dan surat keterangan dokter yang tertinggal.
Alessia tersenyum haru. "Benar, Masya Allah, ternyata Kakak ingat nama ku."
"Kartu namanya masih saya simpan."
"Kakinya gimana?" Alessia duduk di kursi besi, tempat yang biasanya dijadikan tempat customer menunggu.
Kemarin Alessia terburu-buru untuk pulang dan belum sempat memastikan kondisi wanita cantik yang dia tabrak hingga terjatuh dari kursi roda.
"Baik." Khadijah lalu penasaran. "Kenapa Kakak di sini? Ada mobil yang rusak, atau?"
"Tidak...," Alessia tertawa. Dari suaranya gadis itu cukup ramah tamah menurut Khadijah.
"Ini salah satu bengkel mobil calon suamiku. Kebetulan hari ini aku ada perlu dan sudah beberapa hari terakhir dia sulit diajak ketemu. Makanya, aku samperin dia ke sini."
"Oya?" Khadijah merasa ini kebetulan yang sangat kebetulan. "Kebetulan sekali berarti. Karena sudah satu bulan lebih saya tinggal di sini. Suami saya kerja di sini. Dan Boss suami saya yang kasih kami tinggal di sini."
"Masya Allah, jadi ternyata suami Kakak salah satu pekerja di bengkel calon suami ku?"
Khadijah mengangguk. "Ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kalau nanti Kak Alessia ketemu calon suaminya."
"Pasti." Alessia tersenyum. "Calon suamiku memang sebaik itu. Dia seperti malaikat di balik celana sobek-sobek nya."
Khadijah tertawa. Ternyata, selain cantik, gadis itu ramah tamah perangainya, walau belum pernah melihat bagaimana rupa boss bengkel ini, sepertinya akan cocok sekali jika disandingkan dengan Alessia.
"Bagaimana suasana hati Kakak, sudah lebih baik kan? Tidak sedang buruk kan?"
"Alhamdulillah." Alessia tahu, Khadijah bertanya demikian karena saat mereka bertemu, Alessia dalam kondisi menangis.
Dering mengalihkan atensi keduanya, Alessia segera memeriksa ponsel. Di mana kontak bertulis My Future Husband memanggil.
Alessia menatap Khadijah sebentar untuk pamit mengangkat panggilan. "Sebentar. Calon suamiku telepon."
Khadijah mengangguk. Alessia sedikit berpaling setelah menggeser tombol terima, tapi bukan kata lembut, calon suaminya malah bertanya sedikit keras.
📞 "Kamu ngapain ke sana?"
Alessia mengernyit, dia celingukan, tapi dia yakin Athalla tak ada di sekitar. "Kamu tahu aku di bengkel Jakbar?"
📞 "Tadi Ricko yang kasih tahu. Pulang sekarang. Aku nggak ada di sana!"
"Iya, tapi ngapain kamu marah sih?" Alessia kesal, sedari tadi nada Athalla seperti orang panik tidak jelas. "Akhir-akhir ini kamu sulit banget buat ketemu, sadar nggak sih kamu berubah!!??"
📞 "Okay, kita ketemu di mana?" Setelah terdiam sejenak, Athalla bicara demikian.
Alessia ingin mengatakan sesuatu yang serius sekarang juga. "Samperin aku ke apartemen, ya, aku tunggu."
📞 "Aku nggak bisa. Kamu kan tahu, Papa nggak izinin aku ketemu kamu tanpa ada orang lain, jangan aneh-aneh."
Alessia mendengus. Benar, mereka tunangan sedari SMA, tapi tidak pernah mengalami pacaran yang seperti orang-orang. Bahkan, untuk berduaan saja Athalla tidak bisa.
"Ya udah kita ketemu di restoran. BTW, gimana kabar kamu, aku kangen."
📞 "Aku baik. Sekarang kamu pulang, jam lima aku temui kamu di restoran biasa."
"Iya."
Alessia meletakkan kembali ponsel di tas kecil yang ditentengnya. Kemudian menatap Khadijah kembali. "Aku pulang, ya Kak. Mmh, siapa namanya? Barang kali besok aku ke sini lagi dan kita jadi teman yang baik setelah itu."
"Khadijah Khalifah."
Alessia tersenyum. "Nama yang bagus. Secantik orangnya. Aku doakan semoga rezeki Kak Khadijah dilancarkan. Dan bahagia selalu bersama suaminya."
"Aamiin. Kak Alessia juga. Semoga hari-hari Kak Alessia baik. Semua hal yang terbaik di dunia ini, semoga mendatangi Kak Alessia."
"Aamiin." Alessia bangkit. "Aku duluan, ya Khadijah. Salam buat suamimu. Semoga betah kerja di sini. Jangan takut nanti aku suruh calon suami ku naikin gajinya."
Khadijah tertawa. Sebelum tawa itu redup oleh foto seseorang yang dilihatnya di gantungan tas mungil Alessia.
"Tunggu, itu foto siapa?"
sumpah bikin sakit perut...
Wong manipulatif gitu koq..
Etapi klo bener nekad juga yaa dokter Giqna cari perkara sama the Millers
Atauw.. dokter Giana dipaksa... terjebak sama si Ale2 hingga terpaksa mempertaruhkan izin dokternya? 🤔🤔🤔
ank buah dio sma atha kereeennnn...👍👍👍 trnyata yg tdnya kontra klo brgbung jd pro solid bngt ya ank2 ni../Smirk/