Reincarnated Brings Another World Goddes

Seseorang dengan aset mewah dan pasukan yang sedikit, tapi terlihat kuat, mendatangi Klan kami. Mereka sedang menunggu di luar.

Membawa keempat istriku sekaligus Ling'er, aku keluar dari Klan untuk menanyakan apa yang mereka inginkan.

"Siapa kalian? Apa urusan kalian dengan sekte kami?" tanyaku tegas.

"Salam. Aku Gu Haibo dari Klan Gu. Kami ke sini untuk menjemput Nona Klan kami," jawab pemimpin mereka.

"Nona Klan kalian? Apa maksud kalian?"

"Yang di sana adalah Nona Klan kami," katanya sambil menunjuk Qingzhu.

Ekspresi terkejut muncul di wajah Qingzhu. Sepertinya dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Umm... Qingzhu, apa hubunganmu dengan mereka?" tanyaku.

"Sudah kubilang, dia itu Nona Klan kami, yang telah hilang sepuluh tahun lalu," jelas Gu Haibo.

Jadi begitu... masuk akal. Qingzhu menghilang dan kemudian ditemukan oleh Sekte Naga Hitam. Tapi lebih baik aku memastikan dulu.

"Apa kalian punya bukti?" tanyaku.

"Hanya keturunan Klan Gu yang memiliki tanda merah di lengan kiri mereka. Itu adalah lambang Klan Gu. Aku juga memilikinya," katanya sambil menunjukkan lengannya.

Memang benar, tanda di lengannya terlihat sama. Tapi aku tidak ingin mengembalikan Qingzhu. Aku bahkan belum merasakan masakannya yang digabungkan dengan masakan Xuan'er.

"Jadi, apa yang kalian inginkan?" tanyaku.

"Sudah jelas, kembalikan Nona Klan kami!"

"Bagaimana jika aku menolak?"

"Maka kami akan merebutnya!"

Aku menoleh ke arah Qingzhu. "Qingzhu, keluargamu ada di hadapanmu. Tapi aku berencana membunuh mereka. Apa kau mengizinkanku melakukannya?"

Dia berpikir sejenak, lalu mengangguk. Entah apa yang dia pikirkan, tapi sepertinya dia sudah tidak peduli dengan keluarganya.

"Huang, aku tidak ingin mengingat masa laluku. Jadi, kau bisa membunuh mereka saja," katanya dengan serius.

Ucapan yang sangat bagus. Itu baru istriku.

"Apa kalian mendengarnya? Dia tidak ingin kembali dengan kalian," kataku kepada mereka.

"Aku tidak peduli dia mau atau tidak, dia harus menikahi Tuan Muda keluarga Yao dua bulan lagi!" balas Gu Haibo.

"Aku sudah... MENIKAH!" Qingzhu menjawab lebih dulu sebelum aku sempat bicara.

"Apa?! Nona, kau harus menikahi Tuan Muda Yao. Jika tidak, kau akan mempermalukan Klan kita! Orang tidak berguna ini apa hebatnya? Nikahilah Tuan Muda Yao yang sudah berada di ranah Half Saint!"

"Peduli apa aku dengan Klan-mu! Dan juga, Huang jauh lebih kuat dari orang itu!" balas Qingzhu.

Yoshhh! Bagus sekali!

Orang dari Klan Gu itu terdiam, lalu kembali berbicara. "Aku tidak mau tahu! Kau harus kembali, Nona!"

Dia melesat cepat ke arah Qingzhu. Tepat saat tangannya hampir menyentuh Qingzhu, aku menangkapnya lebih dulu.

Yang benar saja, mana mungkin dengan kecepatan seperti itu dia bisa menyentuh istriku.

"Apa?! Kau—"

Aku mengeluarkan Belati Darah Iblis dan membunuhnya dengan sekali serang.

Ekspresi Qingzhu menunjukkan sedikit keterkejutan. Mungkin dia tidak menyangka aku akan membunuh seseorang di depannya.

Beberapa orang sisanya melarikan diri. Aku ingin mengejar mereka, tapi Qingzhu menarik tanganku dan menggelengkan kepalanya, seolah mengisyaratkan jangan dikejar.

Siang hari, Ling'er meminta ketiga istriku, kecuali Qingzhu, untuk ikut dengannya. Entah apa yang ingin dia lakukan.

(Sudut Pandang Ling'er)

"Bispp...! Kalian..."

"Nona Ling'er, ada apa?" tanya Nona Yun dan yang lainnya.

"Kita tinggalkan dulu Qingzhu dengan Huang. Beri mereka waktu untuk berdua..."

"Kenapa harus begitu?" Nona Yun merasa keberatan.

"Sudahlah, ikut saja."

Pada akhirnya, mereka tetap mengikutiku.

(Kembali ke Sudut Pandang Huang)

Di luar kamar Qingzhu, aku melihatnya sedang duduk di kasur sambil menyentuh tanda di lengannya. Dari celah pintu, aku merasa seperti sedang mengintip janda mandi.

Aku masuk dan duduk di sebelahnya.

"Qingzhu, kau baik-baik saja?" tanyaku pelan.

"Hnm... Iya. Aku hanya sedikit memikirkannya. Apakah hal yang benar melupakan keluarga sendiri?"

"Aku tanyakan padamu. Apa kau ingin dikhianati lagi seperti di Sekte Naga Hitam?"

"Tentu saja tidak."

"Kalau begitu, jangan percaya mereka. Di dunia ini, hanya aku saja yang harus kau percayai."

"Kenapa begitu? Kau bukan dewa atau semacamnya. Kenapa kau menganggap dirimu bisa dipercaya?"

"Kau lupa? Saat kau tertidur denganku, kenapa aku tidak melecehkanmu? Tentu saja karena aku menahannya. Jika tidak, sekarang ini kau sudah tidak suci lagi."

Lebih baik aku jujur saja tentang apa yang terjadi saat kami tidur bersama.

"Ha... Ka-kau... saat itu kau masih bangun?"

"Kau pikir aku tidur nyenyak? Mana bisa."

Wajahnya memerah malu. Terlihat sangat imut.

...---...

Pagi harinya, aku pergi sendiri menuju Klan Gu. Lokasinya sudah diberitahu oleh Ling’er. Tujuanku jelas—aku ingin memusnahkan klan mereka sepenuhnya. Kurasa itu keputusan terbaik agar Qingzhu tidak memiliki hubungan apa pun lagi dengan mereka.

Setelah menghancurkan klan itu, aku kembali pulang.

Kenapa? Kalian berharap akan ada adegan aksi? Sayang sekali, aku sedang terlalu malas untuk menceritakan semua itu. Singkatnya, aku berhasil mengalahkan mereka semua sendirian.

“Uh… hari ini cukup melelahkan,” gumamku sambil menghela napas panjang.

“Um... Huang, kau sudah kembali,” sapa Ling’er.

“Hnmm… semuanya sudah kuurus. Terima kasih sudah memberitahuku lokasinya.” Aku mengelus rambutnya dengan lembut.

“Jangan sentuh rambutku~!” Ling’er menjauhkan tanganku dari kepalanya.

“Ah… maaf.”

“Bu-bukan berarti aku tidak menyukainya, ya!” serunya sambil berlari menjauh.

Apa nih... Tsundere?

Sisi Ling’er yang ini ternyata imut juga. Padahal, saat pertama kali bertemu, dia sangat kasar.

Dan juga, aku baru menyadarinya...

KENAPA SEMUA MURID KLAN KAMI PEREMPUAN?!

Ini sangat aneh, bukan? Lima is... eh, maksudku, empat istriku tentu saja perempuan. Ling’er juga perempuan. Para pelayan pun wajar saja perempuan. Tapi kenapa semua murid klan ini juga perempuan? Apakah tidak ada laki-laki yang bisa diandalkan di dunia ini?

Dan juga, di dunia ini aku sama sekali tidak punya teman laki-laki... Ugh.

Lupakan saja itu.

Malam harinya Yun Yun memintaku mendatanginya di kamarnya. Aku tidak tahu apa yang ia inginkan, tapi sebaiknya aku datang saja.

Ternyata, dia memintaku untuk tidur bersamanya. Tidak ada pilihan lain selain mengikutinya.

Pagi Hari~

Aku terbangun dan menatap langit-langit yang asing. Oh, benar juga... aku tidur di kamar Yun Yun semalam.

Ketika memalingkan wajahku ke kanan, aku melihat wajah seorang dewi cantik yang sedang tertidur. Wajah Yun Yun benar-benar berhadapan denganku sekarang.

Jujur saja, aku tidak tahu apa yang terjadi tadi malam. Yang kuingat hanyalah kami tertidur. Tenang, tidak terjadi apa-apa antara aku dan Yun Yun... seharusnya.

Tapi bibirnya itu... membuatku seperti ingin melahapnya. Sadar, Huang! Ini masih pagi! Jangan sampai ada sesuatu yang "bangun" selain diriku.

Sementara itu... Hnn? Kenapa tanganku terasa panas? Tanganku ada di bawah kepala Yun Yun!

Waduh… kenapa bisa seperti ini? Rasa kram mulai menjalar di lengan kananku. Aku sangat ingin menariknya, tapi jika kulakukan, Yun Yun pasti terbangun.

Aku—yang saat ini berhadapan dengan wajah Yun Yun—tidak rela tidur nyenyaknya terganggu.

Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya Yun Yun mulai bergerak. Yosh! Dia bangun!

Yun Yun mengusap-usap matanya, terlihat masih setengah sadar.

“Selamat pagi, Huang~,” ucapnya dengan suara lesu.

Walau begitu, nada suaranya malah terdengar makin imut.

Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu di kedua pipiku. Tangan Yun Yun?! Dia ngapain?

“Yu... Yun’er…”

“Ada apa denganmu? Wajahmu memerah, lho~. Tapi kau terlihat ganteng kalau dilihat pagi-pagi,” katanya sambil tersenyum.

Hwagh! Critical Damage!

Aku tidak sanggup lagi... Belum pernah ada genre romance dalam hidupku. Ini pertama kalinya, dan aku hampir mati karena malu.

“Kau baik-baik saja?” tanyanya sambil menatapku khawatir.

“Y-ya…”

“Oh, kalau begitu... Ei~.”

“Hwa…!”

Yun Yun tiba-tiba mendorong tubuhku hingga aku terbaring, dan sekarang dia berada tepat di atasku. Gawat! Posisi ini...

“Huang~ apa kau sudah pernah mencium istrimu yang lain?” tanyanya tiba-tiba.

“!!”

Gawat! Aku harus jawab apa? Genre fantasi ini mulai berubah jadi genre romance!

“Be-belum…”

Yun Yun tersenyum tipis. Ia mendekatkan tubuhnya ke arahku. Tidak! Semoga "punyaku" tidak bangun!

“Kalau begitu… mau coba ciuman?~”

“Ha…!”

Yun Yun membisikkan kata-kata itu di telingaku. Gawat! Yun Yun agresif banget!

Kira-kira apa yang akan terjadi setelah ini?