Xin Yue, seorang wanita cantik dengan kecerdikan yang mematikan, hidup dari mencuri dan membunuh. Namun, sebuah insiden membuatnya terlempar ke dunia kuno tanpa apa-apa selain wajahnya yang menipu dan akalnya yang tajam. Ketika dia mencuri identitas seorang wanita misterius, hidupnya berubah drastis—dari buronan kekaisaran hingga menjadi bunga paling dicari di Ruoshang, tempat hiburan terkenal.
Di tengah pelariannya, dia bertemu Yan Tianhen, pangeran sekaligus jenderal dingin yang tak pernah melirik wanita. Namun, Xin Yue yang penuh tipu daya justru menarik perhatiannya.
Dipaksa berpura-pura menjadi kekasihnya, keduanya terjebak dalam hubungan yang penuh intrik, adu kecerdikan, dan momen-momen menggemaskan yang tak terduga.
Akankah Xin Yue berhasil bertahan dengan pesonanya, atau akankah hatinya sendiri menjadi korban permainan yang ia ciptakan?
Tagline: Di balik wajah cantiknya, tersembunyi rencana yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Keresahan Xin Yue
Mansion Tianheng terletak di tepian kota, dikelilingi oleh kebun bunga yang hampir tak terjamah oleh waktu. Suasana di dalam mansion itu, meskipun megah, terasa sunyi dan penuh ketegangan. Di ruang besar, Xin Yue duduk dengan sikap yang tenang, namun matanya yang tajam mencerminkan ketidaktenangannya. Keheningan ini, yang biasanya memberi rasa damai, kini justru menjadi beban yang menekan pikirannya.
Sudah berhari-hari dia berusaha untuk memahami tempatnya di dunia ini. Setelah terjebak dalam intrik kekuasaan dan kutukan yang tak diinginkan, Xin Yue merasa seperti terperangkap dalam pusaran yang tak bisa dia kendalikan. Semua yang dia inginkan hanyalah kedamaian—sebuah kehidupan yang bebas dari pertarungan, dari konspirasi yang menjeratnya. Namun, semakin dia berusaha mencari jalan keluar, semakin banyak masalah yang muncul, seolah dunia ini tak pernah memberinya ruang untuk bernafas.
"Xin Yue, ada yang harus kita selesaikan," suara Tianheng memecah keheningan, menariknya kembali dari lamunannya. Jenderal itu berdiri dengan sikap yang tegas, namun ada kelelahan yang tersirat di wajahnya. Mereka berdua sudah cukup lama terlibat dalam permainan ini, dan meskipun Tianheng tidak mengungkapkan semuanya, Xin Yue bisa merasakan beban yang dia pikul.
"Selesaikan? Seperti apa lagi yang harus kita selesaikan?" Xin Yue menjawab dengan nada yang tajam, tidak bisa menahan kekesalannya. "Aku sudah cukup lelah, Tianheng. Semua ini... semua masalah ini. Mengapa kita harus terjebak dalam permainan yang bukan kita yang mulai?"
Tianheng tidak langsung menjawab. Dia hanya mengamati Xin Yue dengan tatapan yang penuh pemahaman. Sepertinya, dia tahu bahwa Xin Yue sedang berjuang dengan dirinya sendiri, dengan pertanyaan yang sama yang mengganggu pikirannya. Namun, kenyataannya tetap sama. Mereka tidak bisa mundur.
Tiba-tiba, pintu terbuka, dan seorang pelayan masuk dengan wajah cemas. "Yang Mulia, Kaisar memanggil kalian berdua ke istana. Segera."
Xin Yue menatap pelayan itu dengan mata yang seolah bisa menembus jiwa. "Kenapa sekarang?" gumamnya, meskipun dia tahu jawabannya sudah jelas. Kaisar tidak akan pernah memanggil mereka tanpa alasan yang penting.
"Sepertinya kita tidak punya pilihan lain," kata Tianheng, meskipun suaranya terdengar lebih berat dari biasanya. "Kita pergi."
***
Istana yang megah itu selalu tampak seperti labirin yang tak ada habisnya. Setiap sudutnya dipenuhi dengan kemewahan, namun Xin Yue merasa seperti setiap langkah yang dia ambil semakin menjeratnya dalam permainan yang tidak dia inginkan. Ketika mereka tiba di aula utama, Kaisar sudah menunggu, duduk di atas singgasana dengan tatapan yang dingin dan penuh perhitungan.
"Kalian datang tepat waktu," suara Kaisar menggema di ruang besar, penuh dengan kekuatan yang tak terelakkan. "Ada sesuatu yang harus kalian lakukan."
Xin Yue menatap Kaisar dengan tatapan tajam. "Apa yang sebenarnya Anda inginkan dari kami?" tanyanya, meskipun dia sudah tahu bahwa jawabannya tidak akan pernah sesederhana yang dia harapkan.
Kaisar menatapnya dengan mata yang tak terbaca, lalu perlahan berkata, "Kerajaan ini berada di ambang kehancuran. Ada kekuatan yang tersembunyi, ancaman yang datang dari dalam. Kalian berdua harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Xin Yue merasa tubuhnya kaku. Kekuatan tersembunyi? pikirnya. Apa lagi yang harus aku hadapi?
Namun, dia tidak menunjukkan keraguan sedikit pun. "Kenapa harus kami?." dia benar-benar tidak mengerti.
Tianheng berdiri di sampingnya, menatap Kaisar dengan sikap yang lebih tenang, meskipun jelas ada banyak hal yang belum dia ungkapkan. "Kami akan menemukan jawaban, Yang Mulia."
Kaisar mengangguk, namun ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Xin Yue merasa bahwa ini bukan sekadar tugas biasa. "Hati-hati, Xin Yue. Terkadang, jawaban yang kita cari bisa menghancurkan kita."
***
Kembali ke mansion, langkah Xin Yue terasa lebih berat. Pikirannya dipenuhi oleh kata-kata Kaisar yang mengusik, dan meskipun dia berusaha tetap tegar, ada perasaan yang tak bisa dia hindari—ketidakpastian. Mengapa semua ini begitu sulit? pikirnya. Aku hanya ingin hidup tenang. Mengapa aku harus terus terlibat dalam semua ini?
Namun, dia tahu satu hal: hidupnya tidak akan pernah seperti yang dia inginkan jika dia tidak menyelesaikan semua ini terlebih dahulu. Apakah ini semua adalah takdir? pikirnya. Jika aku tidak bertindak, apa yang akan terjadi pada dunia ini?
"Xin Yue," suara Tianheng terdengar di sampingnya, menariknya dari lamunan. "Apa yang kamu pikirkan?"
Xin Yue menatapnya, matanya penuh tekad. "Aku akan menyelesaikan ini, Tianheng. Tidak ada yang bisa menghentikan aku."
Tianheng mengangguk, lalu mereka berdua berjalan bersama, menyadari bahwa perjalanan ini akan membawa mereka ke tempat yang tidak mereka duga. Namun, satu hal yang pasti—Xin Yue tidak akan mundur. Dalam dirinya, ada api yang tak akan padam, dan dia tahu bahwa dia harus bertarung untuk menemukan kedamaian yang selama ini dia cari.
Namun, dunia ini penuh dengan teka-teki dan kejutan. Dan Xin Yue tahu bahwa untuk menemukan kedamaian, dia harus menghadapi lebih banyak hal yang tidak terduga—termasuk misteri yang tersembunyi di balik kekuatan yang mengancam kerajaan ini.
***
Malam itu, Xin Yue terjaga, tubuhnya terbaring di atas ranjang yang sepi. Suara angin yang berdesir di luar jendela seolah membawa pesan yang tak bisa dia pahami. Di luar, bulan purnama bersinar terang, namun di dalam hatinya, hanya ada kegelapan yang menunggu untuk dijelajahi.
Apakah ini takdir? pikirnya, matanya menatap langit-langit yang seolah menyimpan ribuan rahasia. Ataukah aku hanya sekadar pion dalam permainan yang lebih besar?
Tiba-tiba, suara ketukan pelan terdengar di pintu kamarnya. Xin Yue terdiam sejenak, matanya mengerut tajam. Hanya ada sedikit orang yang berani mengganggunya malam-malam seperti ini.
"Xin Yue," suara itu lembut, namun penuh dengan urgensi. "Ada yang harus kamu ketahui."
Xin Yue bangkit dari tempat tidur, tubuhnya bergerak cepat, meskipun hatinya mulai berdebar tak menentu. Dia membuka pintu dengan hati-hati, dan di sana berdiri Tianheng, wajahnya tampak serius, jauh lebih tegang dari sebelumnya.
"Ada sesuatu yang salah," katanya pelan, matanya berbinar dengan kecemasan yang tak bisa dia sembunyikan. "Aku baru saja mendengar kabar dari dalam istana... ada yang menginginkanmu."
Xin Yue menatapnya tajam, merasakan ketegangan yang menggantung di udara. "Lagi? Mengapa aku merasa seperti adegan ini sudah pernah terjadi?" gumamnya, meskipun dia sudah tahu jawabannya.
Tianheng tidak menjawab. Dia hanya memandangnya dengan ekspresi yang penuh pertanyaan, seolah dia mengerti perasaan Xin Yue.
"Tianheng," kata Xin Yue, suaranya tegas namun dipenuhi rasa waspada, "Jadi, apa yang sebenarnya terjadi di istana?"
Tianheng menarik napas panjang, kemudian berbisik, "Ada seseorang yang mencoba mengendalikan takdir kita. Dan dia tidak akan berhenti sampai kita terjatuh ke dalam perangkapnya."
"Sangat klise ". Xin Yue menatapnya dengan mata yang tak pernah sebesar ini penuh tekad. "Jadi, Siapa orang itu?"
Namun, sebelum Tianheng sempat menjawab, tiba-tiba suara keras dari luar kamar mereka terdengar. Pintu yang tertutup rapat itu terbuka dengan paksa, dan seorang sosok muncul di ambang pintu, wajahnya tersembunyi dalam bayangan.
"Xin Yue," suara itu terdengar begitu familiar, namun ada sesuatu yang menakutkan dalam intonasinya. "Kau pikir kau bisa melarikan diri?"
Xin Yue menegakkan tubuhnya, matanya menyala dengan amarah yang tak terbendung. "Siapa kau?" tanyanya dengan suara yang menggema di seluruh ruangan.
Sosok itu tersenyum tipis, dan dengan langkah perlahan, dia keluar dari bayangan. Wajahnya terungkap, dan Xin Yue merasa darahnya beku dalam sekejap.
Itu adalah seseorang yang sudah lama dia lupakan.
Seseorang yang pernah menjadi bagian dari masa lalunya, yang kini kembali dengan tujuan yang lebih gelap.
"Selamat datang kembali, Xin Yue," kata sosok itu dengan senyum yang penuh misteri. "Kita akan memulai permainan ini lagi."
Dan saat itu, dunia Xin Yue terasa berbalik.
saya suka bagus banget 🙏
cuma tolong perhatikan kata kata nya, cerita nya seperti loncat loncat seperti tidak menyambung dan seperti terulang ulang kata kata nya dan cerita nya dalam 3 bab ini😊
sukses selalu thor saya suka ceritanya
saya nanti kan kelanjutan ceritanya lagi Thor
semangat 💪