Rea, wanita polos yang tidak paham soal begituan.
"Tuan, kenapa punya tuan jadi keras?"
"Astaga Rea, apa kamu belum pernah melihat yang seperti itu?" Rea menggeleng.
"Tuan kenapa buka-buka, saya malu!"
***
Kisah seorang wanita yang dijadikan sebagai penghangat ranjang majikannya dengan gaji yang mahal. Sebenarnya Rea ingin menolak, tapi mengingat jika sang ibu membutuhkan biaya untuk berobat akhirnya Rea pasrah.
Lalu bagaimana jika semakin lama Rea menggunakan perasaannya pada sang Tuan muda? Rasa cinta yang tidak seharusnya datang itu terus saja mengalir begitu deras.
Apakah Rea akan mendapatkan balasan dari Tuan Kenzo yang nyatanya memang sudah tertarik pada Rea sejak pertama kali bertemu.
Jangan lupakan jika Kenzo seorang Casanova yang sudah sangat berpengalaman dengan dunia wanita.
Simak kisah cinta rumit Kenzo dan Rea hanya di sini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Happy Reading.
Tidak ada hal yang membahagiakan kecuali mendengar kabar bahwa orang yang begitu kita sayangi akhirnya bisa melakukan operasi dan semua biaya ditanggung oleh orang baik.
Ya, Rea memang menganggap Kenzo sebagai orang yang baik, karena tanpa dia tahu Kenzo telah membantu nya meringankan biaya operasi sang Ibu.
"Tuan, terima kasih," ujar Rea sekali lagi.
"Mana hadiahnya?" Kenzo membawa Rea ke atas pangkuannya. Sekarang Rea juga sudah tidak canggung untuk skinship dengan atasannya itu.
"Tuan mau hadiah apa?" Tanya Rea polos.
"Puaskan aku!"
"Apa? Tapi aku tidak mau jika melayani anu-anu Tuan!" Kenzo mengacak rambut Rea gsmas.
"Masih tanpa menjebol gawang mu, aku tahu itu sangat berharga untukmu, jadi kita pakai dengan cara lain," bisik Kenzo kemudian mencium telinga Rea.
Tentu saja hal itu langsung membuat tubuh Rea merinding. Ada desiran halus di perut menuju inti.
"Ta-tapi Tuan, saya tidak bisa," Rea menunduk kala Kenzo menciumi tengkuknya. Tangan Rea meremat bahu Kenzo kuat.
Sungguh Rea tidak sanggup jika rasanya seenak ini. Ada rasa aneh dihatinya saat diperlakukan oleh Kenzo selembut itu.
"Aku akan mengajarimu," Kenzo menciumi bibir Rea dan memegang tengkuknya.
Tangan yang satu bermain pada Dada Rea. Gadis yang masih suci dan polos itu akhirnya melenguh tertahan karena perlakuan Kenzo.
Akhirnya Rea hanya pasrah saat tangan nya di bimbing untuk memuaskan tongkat sakti milik Tuan-nya yang sudah tegak seperti tiang.
"Aaaakk, kenapa besar dan keras!"
*****
Britney menggigit kuku-kukunya saat menatap pintu ruangan Kenzo yang sejak tadi tertutup rapat. Sungguh rasa iri dihatinya ingin membuatnya ingin mendobrak pintu tersebut.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, sudah saatnya jam pulang kantor. Tapi Kenzo sama sekali tidak memberi perintah apa-apa.
"Sebaiknya aku ketuk pintunya dan mengatakan jika ini sudah saatnya pulang kantor!" Britney berdiri dan berjalan ke arah pintu atasannya yang benar-benar tertutup rapat itu.
Wanita cantik dan seksi itu menghirup nafas dalam-dalam sebelum mengangkat tangannya.
Tok, tok, tok!
Britney meremat kedua tangan, di sungguh merasa kesal karena Kenzo sekarang mengabaikan nya.
Tok, tok, tok!
"Masuk!"
Britney tersenyum ketika mendengar suara Kenzo menginterupsi, dengan sumringah wanita itu memegang handel pintu dan membukanya. Britney melihat Kenzo duduk di kursi kebesarannya dengan jas yang sudah terlepas dan kemeja yang sudah tidak berdasi.
"Aku rasa ada yang ingin ku bicarakan denganmu, dan kebetulan kau mencari ku," ujar Kenzo dengan tatapan tajam.
Glek!
Britney menelan salivanya kasar, entah kenapa nada suara Kenzo benar-benar membuatnya takut, apalagi tatapannya yang terlihat menahan amarah.
Britney sudah lama menjadi sekretaris Kenzo, jadi wanita itu tahu saat-saat Kenzo sedang dalam mode marah.
"I-iya Tuan, ada apa ya?"
Kenzo memutar kursinya kemudian dia berdiri, tangannya memberi kode pada Britney agar mendekat.
Suara sepatu Britney terdengar ragu, ketukan nya tidak se-semangat saat masuk tadi. Wanita itu berjalan perlakuan sambil meremat roknya.
Grek!
"Aakk, Tuan!" Britney memegang tangan Kenzo yang mencengkram rahangnya erat. "Sa-sakit!!"
"Sakit? Hah! Apa kamu ingin dilempar ke bawah lalu ku injak kakimu hingga patah?" Suara Kenzo memang tidak terlalu keras. Namun sanggup membuat gendang telinga Britney bergetar karena rasa takut.
"Kau sangat lancang! Wanita sombong angkuh!! Aku tidak suka wanitaku di sentuh atau di hina, dan apa yang kau lakukan bersama Weny tadi? Kalian menghina Rea dan memberikan penyiksaan dengan cara di injak-injak!" Ujar Kenzo masih mencengkram rahang Britney.
"Tidak tuan, saya tidak melakukan hal itu, semuanya fitnah, nona Rea memfitnah saya dan Weny, kami tadi hanya menyapa saja, jadi mohon jangan percaya tuan!" Kenzo berdecih.
Ternyata selama ini dia memelihara sekretaris yang sangat bodoh dan sombong.
"Jadi menurut mu aku yang dibodohi oleh Rea?" Britney mengangguk mantap, sambil memegang tangan Kenzo yang masih memegang lehernya.
Bruk!
Kenzo melepaskan cengkeramannya hingga membuat Britney jatuh terduduk. Pria itu membungkuk dan wajah nya ia dekatkan untuk mengamati wajah Britney yang tengah ketakutan.
"Ternyata selain otakmu busuk, kau juga menganggap aku ini pria yang bodoh!"
"Tidak tuan!"
"AKU TAHU SEMUANYA!! Dengar! Aku melihat CCTV depan dari awal hingga akhir! Dan ternyata orang yang selama ini dekat denganku di kantor juga menusuk ku dari belakan!"
Britney bangun dan langsung memeluk kaki Kenzo, mengiba agar pria itu tidak memecat nya.
"Setelah ini kemasi barang-barang mu, Dan pergi keluar dari ruangan ini karena kau bukan sekretaris ku lagi!! jangan sampai kau bisa mendapatkan pekerjaan lagi dengan mudah!"