Ariana, dibenci oleh suaminya dan mertua karena melahirkan anak yang buta, juga karena pekerjaan Ariana sebagai guru honorer yang dianggap tidak bisa membantu perekonomian keluarga.
Masalah semakin pelik di saat anak mereka terserang virus misterius yang menyebabkan kedua kaki nya lumpuh dan membutuhkan banyak biaya, pengobatan tidak ditanggung seratus persen oleh asuransi. Ariana pun dicerai oleh suaminya.
Ariana sangat mencintai puteri semata wayangnya meskipun cacat dan membutuhkan banyak biaya.. Ariana harus berjuang keras untuk mendapatkan uang agar anak nya sembuh dan tidak lumpuh permanen , Ariana terus berusaha agar punya banyak uang, Dia juga punya mimpi ada biaya untuk operasi mata puteri nya agar puteri nya bisa melihat indah nya dunia.. Dia pun iklas jika harus mendonorkan satu kornea mata nya...
Hmmmmm apa mungkin Ariana bisa mewujudkan mimpi nya dengan status nya sebagai guru honorer dengan gaji lima ratus ribu per bulan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 9.
“Mana mungkin aku meninggal kamu .. tidak ada alasan aku untuk meninggalkan kamu Sayang..” ucap Respati dan terus melajukan mobil pelan pelan melewati rumah rumah megah dan bagus bagus di kawasan perumahan elite itu.
Respati sangat bahagia, dia yang karyawan biasa di perusahaan kecil, kini sudah memiliki mobil bagus dan rumah yang bisa dikatakan rumah mewah karena harga rumah di kawasan itu dua milyard lebih, harga yang terbilang tinggi untuk di kota kabupaten kecil tersebut. Dia tidak mungkin akan meninggalkan Hani perempuan yang bisa memenuhi keinginannya hidup dalam kemewahan tidak pusing urusan tagihan kebutuhan rumah tangga. Selain Hani anak orang kaya, dia juga bekerja di satu perusahaan terbesar di kota itu. Hani memang cantik dan pintar tetapi karena dia sejak dulu begitu pilih pilih laki laki yang akan dijadikan pacar dan juga mengejar karier malah sampai usia tiga puluh tahun lebih dia tidak mendapatkan pacar. Akhir nya Hani pun bertemu dengan Respati di suatu acara bersama perusahaan perusahaan tempat mereka bekerja. Dan di situlah awal mula hubungan mereka dimulai, Hani yang dikejar kejar usia untuk segera menikah dan Respati yang haus oleh kemewahan akhirnya mereka berdua menjalin asmara.. Kedua orang tua Hani yang sudah rindu menimang cucu langsung merestui mendengar Hani sudah hamil dengan syarat Respati harus menceraikan istrinya. Status Respati yang karyawan biasa di perusahaan kecil dan duda bukan masalah bagi orang tua Hani yang sudah ingin mendapatkan cucu untuk meneruskan generasi nya.
Tidak lama kemudian mobil pun masuk ke dalam halaman rumah yang bagus dan megah..
“Ayo Sayang.. aku gendong kamu..” ucap Respati saat sudah membukakan pintu mobil di samping Hani duduk..
Sebelum Hani menjawab Respati sudah menggendong tubuh Hani ala bridal..
“Mas aku sangat mencintai kamu...aku sangat bahagia.” Ucap Hani sambil mengalungkan tangannya di leher Respati, dan tas tangan kecil masih dipegang nya..
“Aku juga sangat amat mencintai kamu Hani, kamu lah sumber bahagia ku..” ucap Respati yang nafasnya sudah mulai tidak teratur karena gairah asmara nya sudah mulai tersulut.
Hani segera mengambil kunci rumah dari tas tangannya dan dia yang masih digendong oleh Respati segera membuka pintu rumah mewah nya. Respati tersenyum dan cepat cepat melangkah masuk.
“Kunci pintunya Sayang..” suara parau Respati sambil badannya menutup daun pintu, tangan Hani pun cepat cepat mengunci pintu.
Respati terus melangkah dari ruang tamu melewati ruang keluarga untuk menuju ke kamar yang ada di lantai dua...
“Mas.. di sofa itu saja aku sudah tidak sabar...” ucap Hani sambil membuka kancing kemeja Respati..
“Sayang sabar ya di kamar saja.. biar lebih enak...” ucap Respati sambil mempercepat langkah kaki nya. Hani memang sangat berhasrat pada Respati.
“Maaaassss.. pembukaan di sofa nanti lagi di kamar.. aku sudah tidak kuat... mungkin ini bawaan baby...” ucap Hani yang juga sudah mulai melepas kancing kemeja nya sendiri.. Tas tangannya sudah di lempar di sofa di dekatnya.
Respati pun lalu menidurkan Hani di sofa panjang. , dia cumbui wajah Hani, mereka saling berciuman penuh gairah di atas sofa mewah di ruang tengah, di rumah baru mereka..
Sementara itu di lain tempat.. kondisi sangat berbeda, Respati berkeringat karena berasyik masyuk dengan Hani. Sedangkan Ariana berkeringat karena keliling berjualan untuk mengais kais rezeki. Ariana sudah keliling ke rumah teman teman lama nya akan tetapi hingga matahari berwarna jingga tidak ada satu orang pun yang membeli dagangan nya..
“Aku hanya habiskan bensin saja sore ini.. tetapi tidak ada hasil.” Gumam Ariana di dalam hati. Hand phone milik orang tua nya pun sudah selalu dia cek tetapi tidak ada juga yang menghubungi nya untuk mendaftarkan les anak anak mereka. Jangan kan mendaftarkan tanya harga saja tidak.
“Apa karena tadi sudah dapat rejeki kursi roda ya.. jadi tidak ada barang dagangan yang laku... “ gumam Ariana di dalam hati lagi, meskipun belum ada dagangan yang laku dia tetap bersyukur sudah mendapatkan rezeki berupa kursi roda.
“Apa aku coba mampir ke rumah Pak Haji saja siapa tahu sudah pulang atau aku tanya Bu Haji apa pondok membutuhkan tenaga mengajar..” gumam Ariana dan terus melajukan motor tua nya menuju ke rumah Pak Haji..
Sebelum sampai di rumah Pak Haji , Ariana mampir ke kios buah dia beli buah jeruk dua kilo sebagai buah tangan.
Beberapa menit kemudian motor sudah masuk ke halaman rumah Pak Haji yang luas dan pintu gerbang nya terbuka lebar.. selain Ariana ada beberapa laki laki bersarung berjalan masuk ke dalam halaman rumah itu. di rumah itu ada beberapa bangunan ada rumah induk yang digunakan tempat tinggal keluarga Pak Haji, ada mushola dan juga bangunan yang digunakan untuk menginap orang tua santri dari luar kota.
“Pak Haji apa sudah masuk mushola ya.. “ gumam Ariana di dalam hati sambil memarkir motornya, karena melihat banyak laki laki bersarung sudah masuk ke dalam mushola.
Setelah memarkir motor Ariana cepat cepat melangkah menuju ke rumah induk..
“Assalammualaikum...” ucap Ariana agak keras..
“Wa’alaikummussalam ..” suara seorang perempuan dari dalam rumah..
Sesaat kemudian pintu terbuka dan muncul sosok perempuan setengah baya yang cantik memakai baju syari, yang tidak lain adalah Bu Haji
“Ada perlu apa Mbak?” tanya Bu Haji sambil menatap wajah Ariana yang terlihat lelah.
“Bu.. apa Pak Haji ada di rumah?”
“Belum pulang Mbak ada perlu apa ya?”
“Ooo mau tanya Bu apa pondok membutuhkan tenaga mengajar?” ucap Ariana selanjutnya..
“Ayo masuk dulu..” ucap Bu Haji dengan senyum ramah.
“Tunggu dulu ya...” ucap Bu Haji lagi..
“Bu ini hanya sekedar ucapan terima kasih dari anak saya yang mendapat kursi roda dari Pak Haji. maaf tidak seberapa ...” ucap Ariana sambil mengulur kan satu kantong buah jeruk keprok.
“Masya Allah.. Terima kasih kok malah repot repot.. kursi roda itu tidak terpakai katanya Bapak nya melihat Pak Syamsu yang menggendong gendong cucunya.. biar bisa dipakai dari pada hanya di gudang..” ucap Bu Haji sambil menerima pemberian dari Ariana.
Dua perempuan itu duduk di sofa di ruang tamu kedua nya berbincang bincang ringan sambil menunggu kedatangan Pak Haji..
Tidak lama kemudian Pak Haji pun sudah tiba di rumah..
“Itu Bapak sudah datang..” ucap Bu Haji sambil bangkit berdiri..
“Assalammualaikum...” suara Pak Haji di depan pintu..
“Waalaikummusalam...” ucap Ariana dan Bu Haji..
“Pak, ada Mbak Ariana puteri Pak Syamsu malah repot repot bawa jeruk segala ..dia juga nunggu Bapak. Apa pondok membutuhkan tenaga mengajar..” ucap Bu Haji yang baru saja membukakan pintu buat Pak Haji..
“Oooo.. Terima kasih ya... lain kali jangan repot repot..” ucap Pak Haji sambil melangkah ke kursi ruang tamu dan menatap Ariana..
“Kamu kirim saja surat lamaran kerja lengkap dengan CV kamu.. tapi bukan nya kamu sudah mengajar di SMP.” Ucap Pak Haji sambil duduk di sofa panjang di samping Sang istri.
“Iya Pak Haji maksud saya jika membutuhkan tenaga mengajar untuk sore hari macam pelajaran tambahan atau les begitu...” ucap Ariana dengan santun.
“Tapi saya guru IPS Pak Haji, kebanyakan yang dibutuhkan guru matematika, fisika dan bahasa inggris..” ucap Ariana lagi..
“Ooo coba saja ya.. besok bisa kamu kirim surat lamaran nya kalau aku pas tidak ada di rumah bisa dititip sama Ibu.. nanti kalau pondok membutuhkan tenaga pengajar dan kriteria kamu memenuhi kami akan menghubungi kamu..” ucap Pak Haji lagi..
“Baik Pak terima kasih banyak.. saya sekarang mau pamit, sudah maghrib juga..” ucap Ariana dengan santun..
Ariana pulang dengan lesu seperti nya juga tidak ada harapan untuk bisa memberi pelajaran tambahan di pondok.. Ariana melajukan motornya dengan kencang tubuhnya terasa lengket oleh keringat..
hatinya tenang adem ayem gk tertekan kayak waktu hidup bareng loe..