Zavian Xanderson, memiliki kepribadian yang dingin, dan tertutup dengan sejuta pesona yang dimiliki.
Alina Angelica Kwelju. Gadis cantik, pintar dan juga kreatif. Gadis yang kerap disapa Alin atau Ina ini memiliki sebuah rahasia besar yang ia simpan bersama keluarganya.
Ini kisah sosok Zavian Xanderson, sang ketua OSIS SMA Rajawali dan bertemu dengan gadis segudang rahasia itu. Penasaran? Yuk baca^^
Jangan menilai sesuatu dari covernya!
Typo bertebaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Bismillahirrahmanirrahim
Happy Reading
...***...
"Pak, buka pagarnya. Saya mau masuk nih, Pak." Saat ini Alina sudah ada didepan gerbang sekolahnya yang bernama SMA ULTRAVIOLET. Sejak dalam perjalanan, Alina berdoa supaya gerbang sekolahnya belum ditutup tetapi ternyata hari ini keberuntungan tidak berpihak padanya. Gerbang tersebut sudah ditutup oleh Satpam disekolah.
"Maaf, Neng. Bapak gak bisa bukain soalnya neng sudah terlambat 15 menit," kata Pak Satpam yang bernama Pak Denis.
"Astaghfirullah ... Pak, kali ini aja. Janji deh, Pak," bujuk Alina.
"Tetap aja neng, gak bisa. Bapak pergi dulu, ya."
"Eh eh, Pak. PAK, TOLONGIN SAYA PAK. SAYA MAU MASUK."
Bukannya luluh dengan bujukan Ina, Pak Denis malah pergi ke poskonya. Alina kesal dan dia mulai berpikir gimana caranya supaya dia bisa menembus gerbang sekolah ini.
Ini gimana sih, caranya supaya bisa masuk. Apa gw manjat tembok disamping wc aja kali, ya? Gw coba dulu deh.
Alina sekarang sudah ada didepan tembok pembatas sekolah yang lebih tepatnya terletak sekat sekali dengan WC, dan ia pun mulai menjalankan aksinya. Dan ...
Hap!
Untung gw bisa manjat! - ucapnya dalam hati, sambil tersenyum senang.
"Akhirnya, gw bisa masuk juga."
"Berhenti disana!" Seseorang yang diyakini Ina bahwa dia adalah cowok karena suaranya yang terdengar sedikit berat.
Astaghfirullah, suara siapa tuh? Kayaknya bukan suaranya pak satpam deh
Alina membolakan matanya, kaget. Bisa-bisanya ia sampai ketahuan memanjat. Karena ingin tau siapa orang itu, Ina membalikan badannya dan ternyata dia adalah siswa disekolah itu juga. Melihat paras cowok itu, seketika Alina langsung terpesona.
Subhanallah, gantengnya ...
"Lo telat, jadi lo harus dihukum. Ikut, gw!" kata siswa itu yang mulai melangkah pergi meninggalkan WC.
Suara berat milik cowok itu, langsung menyadarkan Ina dari lamunannya.
"Eh? Nggak! Lo siapa beraninya mau ngehukum gw." Menatap tajam kearah Cowok itu.
"Jangan bantah, atau gw aduin lo ke BK," ancam cowok itu. Matanya menatap Ina tajam.
Nggak jadi ganteng_-
"Lo jawab dulu pertanyaan gw, baru gw ikut lo." Tatapan memelas Ina tunjukkan sebagai balasan tatapan tajam milik cowok itu. Dikira gw takut kali ya, ditatap begitu.
"Lo--" ucapan cowok itu terhenti.
Hufftt ...
Menghembuskan nafas lelahnya setelah berdebat kecil dengan gadis didepannya. "Gw, Zavian Xanderson. Ketua OSIS di sekolah ini, SMA ULTRAVIOLET!."
***
Dikelas
"Pagi Ina. Tumben lo telat? Untung aja Pak Jon belum masuk." Jihan menyapa Ina yang baru datang dan duduk dibangku nya.
"Iya, gak kek biasanya," ucap Dhara menambahi.
"Eh, itu muka kenapa dah kusut amat. Ada masalah? Ada yang ganggu lo, Na? Siapa orangnya biar gw yang lawan," ucap Jihan sambil menggerakkan otot-otot tangannya.
"Ketos,"
Seketika Jihan terkejut saat mendengar perkataan Alina, dan menatap Alina dengan bola matanya yang hampir keluar, wkwk.
"Ha? Ketos? Maksud lo si Avin?" ucap Jihan yang masih terkejut, bukan Jihan saja, seluruh siswa yang dikelas itu juga terkejut mendengarnya. Alina yang melihat tatapan seluruh teman sekelasnya pun merasa aneh. Segitu terkenalkah cowok itu?
"Avin? Bukankah namanya Zavian Xanderson?"
"Iya itu namanya, tapi dia sering dipanggil Avin dan dia gak suka kalau ada orang yang manggil namanya Vian, semua murid disini juga tau itu," ujar Khanza.
"Kenapa?" tanya Alina bingung.
"Gw juga gak tau kenapa. Kalau lo mau tau, lo bisa tanya sama Langit soalnya dia satu geng sama Avin," balas Khanza. Sedikit informasi ya, Jihan dan Khanza itu satu kelas dengan Alina, kelas XII MIPA 3. Sedangkan anggota Astro yang lain, ada yang masih kelas X, kelas, XI, dan ada yang kelas XII jurusan lain.
Zavian mempunyai sebuah geng motor bernama The Dark Wolf atau disebut dengan A.zwölf yang beranggotakan 7 orang. Avin sendiri adalah ketua geng motor tersebut.
Ini adalah gambar logo Geng The Dark Wolf :
( Logo gambar serigala warna dark dan bertuliskan 'THE DARK WOLF')
"Owh gitu. Eh tunggu, dia satu angkatan sama kita, kan? Harusnya jabatan Ketos udah habis sama dia sekarang."
"Oh itu, yang gw dengar dari guru-guru sih gak ada yang mau menjabat jadi Ketos secara tugas Ketos itu berat. Jadi, Kepala Sekolah merekomendasikan Avin untuk menjabat jadi Ketos sampai hari kelulusan." Jihan menjelaskan semua yang dia tau ke Alina.
"Lo baru tau, Lin?"tanya Jihan dan Alina pun hanya mengangguk. "Gila? Padahal lo udah 3 tahun sekolah disini masa lo gak tau." Memandang Alina dengan ketidakpercayaannya.
"Emangnya lo kira gw sekolah disini cuma mau liat si ketos galak itu. Udah dingin melebihi Benua Antartika, datar kek kulkas berjalan. Gedek gw ama dia," ucap Alina dengan nada ketusnya yang menandakan kalau dia saat ini kesal dengan sang Ketos.
"Belum apa-apa itu, malah lebih dingin wakilnya." Khanza menimpali ucapan Alina.
Alina yang mendengarnya pun terkejut.
"Serius?"
Demi apa ia sendiri gak tau sama sekali, padahal teman-temannya aja semua tau soal Zavian dkk.
Mereka pun tertawa pun tertawa geli melihat komuk terkejutnya Alina.
"Apasih kalian, malah ketawain gw. Gak ada yang lucu tau," ucap Alina.
"Gak papa, tumben banget lo ngomongin orang yang baru dikenal sedetail ini. Ini bukan lo banget lho, iya kan guys," kata Khanza.
"Yoi," jawab seluruh siswa dikelas itu serempak.
"Apa mungkin lo suka sama dia?" tanya Khanza lagi.
"Ha! Kagak! Ya kali gw suka sama dia," elak Ina.
"Hahaha ...."
"Hey kalian diem gak! Gw gak suka sama dia. Khanza, lo mah ..." rajuk Ina dengan rengekannya. Khanza yang melihatnya pun terkekeh geli dan berhenti dari tertawanya tadi.
"Haha ... iya iya gak ..."
***
Di Roftoop
"Pesanan datang."
"Lama amat sih kalian , udah jamuran nih gw nunggu kalian berdua," ucap Alesha melas.
"Idih, lebay lo. Makanya lo ikut sama kami tadi dan ngerasain gimana rasanya ngantri dikantin," ucap Dhara yang sedang menata makanan di karpet.
"Udah-udah sekarang kita makan dulu."
"Ok. Selamat makan." Baru saja Alesha makan sudah ditegur oleh Bela.
"Tunggu, baca do'a dulu kali. Lo mau makan sama setan, hm?"
"Hehe ... gak lah."
"Ok, berdo'a mulai. Bismillah--"
"Rain, dalam hati aja. Lo kan tau si Chelsea sama Jihan itu non," ucap Bela kembali.
"Eh, iya. Sorry guys gw lupa."
"It's ok, ayo do'a dulu." Jihan melerai mereka.
"Ok guys, mari kita berdo'a menurut kepercayaan masing-masing. Berdo'a mulai."
Alina dan teman-temannya berdo'a dalam hati. Mereka semua beragama Islam kecuali Chelsea dan Jihan. Chelsea menganut agama Kristen Protestan sedangkan Jihan menganut agama Buddha. Meski berbeda agama, mereka semua berteman tanpa memandang perbedaan.
"Selesai," pekik Alesha senang setelah berdo'a.
"Ucapkan salam. Assalamu'alaikum--"
"Heh Maemun, emang lo kira kita lagi dikelas," ucap Jihan yang saat ini menegur Alesha sambil menahan tawanya.
"Hehe ...."
Alesha orangnya memang humoris. Didepan semua orang dia terlihat bahagia dan bobrok, selalu berperilaku kocak dan menghibur orang banyak. Tetapi, siapa sangka orang bobrok seperti Alesha ini menyimpan banyak kenangan masa lalu yang pahit.
Tak ada satu orang pun yang tau bagaimana kehidupan Alesha dulu seperti apa kecuali Alina. Sama seperti Chelsea, Ina lah orang pertama yang mengubah hidup Alesha terlihat baik seperti saat ini. Alesha itu ibarat hujan yang datang saat orang membutuhkannya, yang datang saat orang-orang sedih dan menutupi kesedihannya dengan sifat bobroknya itu.
"Oh iya Na, sekarang gimana caranya kita bisa mencari keberadaan keluarga Albrando itu. Jujur, gw merasa kita gak punya peluang. Info-info yang kita dapat selama ini gak membantu sama sekali," ujar Dhara.
"Iya sih, gw juga merasa gitu. Apa kita nyerah aja? Sorry Ina, bukan bermaksud menyinggung lo tapi masalahnya informasi keberadaan keluarga Albrando ini sudah tertutup rapat. Jadi sekarang kita harus gimana?" tanya Jihan yang sepemikiran dengan Dhara diikuti dengan anggukan dari yang lain tanda mereka juga sepemikiran.
"Benar kata teman-teman gw. Apa gw harus nyerah aja? Pa, Ina harus gimana sekarang?" ucap Alina pasrah dalam hati.
...***...
To be continued!