Mia,
gadis yatim piatu yang menerima perlakuan tak adil dari keluarga paman apalagi sepupunya. Dia di bully di Kampus dan di rumah.
Mia menyukai salah satu seniornya.. tapi bukan sambutan yang dia terima.
Mia akhirnya memilih menelan semua pahit yang menggerogoti mulutnya. dia bertekat akan kembali nanti membalas semua perlakuan dan hinaan yang datang kepadanya.
apakah nia akan menemukan kebahagiaan?
apakah ada pria yang mampu meluluhkan hatinya yang sempat keras ?
Mampukah seorang CEO dingin memeluk tubuh ringkih si gadis cantik yang menarik hatinya?
Ini karya kedua aku. semoga kalian suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmebet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Mia
Bella dan nyonya lia sedang bersantai santai di ruang tamu. Setelah mereka kembali dari Mall melakukan perawatan dan belanja barang barang mahal terbaru tentunya. Menjadi sorotan publik dan gengsi yang memang sudah mendarah daging, membuat bella dan nyonya lia sangat boros.
Atmaja sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. biaya belanja bulanan setiap bulan yang dia setor untuk istri dan anak anaknya bahkan tidak mengurangi aset kekayaannya. Atmaja tidak ingat bahwa di atas langit masih ada langit.
Rian, lebih tau diri di banding ibu dan adiknya. Dia sudah ikut ke kantor sang papa.. dan untuk kehidupan sehari hari, rian lebih suka menghabiskan uangnya untuk investasi dan mengoleksi mobil. Rian tidak suka menghabiskan hari di club dengan minuman maupun perempuan. dia lebih memilih di kamar atau ke apartemennya.
Sedangkan mia,
gadis malang yang terlempar dalam keluarga kaya itu. Dia tidak menerima hal layak dari warisan keluarganya. tapi dia tidak banyak menuntut. Syukur syukur masih bisa makan dan tidur.
Tanpa sepengetahuan siapapun. mia memiliki tabungan. Semenjak orangtuanya meninggal.. atmaja masih memperlakukan mia dengan baik. Dia mendapat uang saku yang sangat besar untuk ukuran anak SD dan SMP.
Mia menyimpan uang nya di kartu atm yang berbeda.
dan,
Sebelum Kakek nya meninggal. Kakek memberikan kepada mia 2 buah buku tabungan yang sampai sekarang belum dia cek berapa isinya. nanti saja.. toh dia belum begitu butuh untuk sekarang.
Setelah orangtuanya meninggal, mia tinggal di rumah Atmaja bersama sang kakek juga. Tapi tak lama kakek nya turut pergi menghadap sang pencipta.
Bahkan di sisa hidupnya.. kakek tidak menerima hal berarti dari putra nya, Atmaja. Memang mereka juga tidak begitu dekat, karna kakek dulu lebih dekat dengan mama mia.
Tapi, jangan ragukan diam dari sang kakek. dia menyimpan banyak hal dalam hatinya. dia melihat bagaimana cucu nya tinggal di tangan Atmaja. dia melihat bagaimana menantunya begitu mendominasi di hidup atmaja.
Maka sebelum benar benar pergi,
Kakek diam diam menyerahkan seluruh sisa harta yang dia uangkan dalam 2 buku tabungan untuk cucu nya yang malang.
Tidak ada yang curiga. di mata atmaja dan istrinya.. kakek yang sudah renta dan lemah pasti tak memiliki apa apa. karena perusahaan dan gedung gedung lain sudah jatuh ke tangan atmaja.
.
.
.
"Heh.. anak pungut, baru pulang jam segini. Makin berani ya sekarang" sentak bella yang datang entah dari mana saat mia sudah pulang dari magang. padahal ini masih jam 7.30
"Emang biasanya pulang jam segini kak" jawab mia polos. toh dia tidak berbohong. jarak kantor dan rumahnya juga jauh.. makanya dia minta izin nge kos tapi tidak di perbolehkan. huuft terserah mereka saja.
"Berani jawab lagi lo!" ujar bella dengan tampang sok berkuasa.
"Bell.. apasih sayang teriak teriak" lia datang mendengar suara tinggi putrinya
"Ini mah, si anak pungut.. baru pulang, tugasnya di dapur masih banyak"
"Udah.. jangan sampai papa lihat, biarkan aja dia pergi." nyonya lia juga ingin menindas mia.. tapi jika mia tidak melakukan kesalahan fatal dan mereka bertindak berlebihan, bisa bisa nanti suaminya curiga dan marah.
Selama ini atmaja memang selalu menuruti istri dan putrinya. dengan catatan.. ada alasannya. makanya bella sering menceritakan keburukan yang bahkan tidak pernah mia lakukan.
Atmaja tidak menyukai mia, tapi dia juga tidak membenarkan sampai kekerasan fisik tanpa alasan di rumahnya.
"Minggir lo sana" ketus bella dengan sombong.
Sedangkan mia hanya menghela nafas dan berlalu.. dia tak peduli akan pandangan tajam dari lia maupun bella. dia sudah biasa.
Mia masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri.
"Huuuh.. lelah banget" gumam mia mengeringkan tubuhnya.
"Sabar mia.. sabar" ucapnya tersenyum menyemangati diri sendiri.
Mia merapikan kamarnya, dan keluar membantu bibi di dapur. seperti tugasnya biasanya. dia melakukannya dengan ikhlas.. membuat semua pekerja begitu iba dan juga salut akan gadis itu.
Setelah semua urusan di sana selesai. mia kembali ke kamar.
karna kalau dia masih berkeliaran di sana. bisa si pastikan rubah licik bella itu akan mencari alasan untuk mencercanya. dan tidak ada satu pun yang akan membela mia.. jadi lebih baik di kamar saja.
"Mama.. " gumam mia menarik kalung peninggalan sang mama. dia memakainya setiap hari.. tapi selalu dia sembunyikan di balik pakaiannya. supaya tidak mengundang mata para penjahat. Kalung itu antik dan mahal.. itu adalah kalung berharga milik mama mia.
"Setelah gajian.. mia akan menjenguk mama sama kakek dan nenek juga" ucap mia bermonolog sendiri.
"Mia sekarang magang ma.. mia ingin punya perusahaan juga. tapi mia harus banyak belajar"
"Doain mia dari atas sana ya ma.. semoga kebahagiaan mia segera tiba" dia mengelus kalung di lehernya sambil tersenyum.
Setelah magang, dia merasa lebih bahagia. kei yang ceria.. dan lingkungan kerja nya begitu mendukung. dia suka kerja di kantor. dia ingin punya perusahaan juga.
sampai malam tiba,
mia terbang dengan angan dan cita cita di dalam benaknya. dia tak sadar malah tertidur membawa lelah dan pelajaran berharga hari ini.
.
.
.
"Eh miaaa" kei langsung menyambut mia dengan wajah nya yang membuat siapa saja ikut tersenyum cerah.
"Kamu udah makan mi?"
"Belum kei, aku abis kuliah 2 sesi langsung ke sini" jawab mia seadanya.
"Nah.. kebetulan, aku juga.. kita ke kantin yok" ajak kei antusias.
"Tapi kan bentar lagi masuk" mia melihat arloji di tangannya.
"Nanti kita minta izin kalau sudah absen sebentar sama bu tuti, pasti di izinin" saran mia yang akhirnya di setujui oleh kei. memang ini jam nya sudah mepet.
Mereka masuk ke ruangan bagian pemasaran. menuju tempat masing masing. untuk di kantor di sediakan snack dan minuman.. lumayan lah mengganjal perut saat lapar.
Saat sedang asik dengan komputer di depannya. telinga mia menangkap bisik bisik karyawan di seberangnya.
"udah denger belum sih kita akan punya ceo baru"
"Iya katanya anak Presdir Wiraguna itu ya"
"Katanya ganteng banget, gue gak sabar pengen segera ketemu"
"Dih.. genit banget"
"makin semangat nih ke kantor kalau ceo nya seperti yang di rumorkan"
Mia mendengar, tapi dia juga tidak begitu tertarik. toh itu tidak mempengaruhi apapun.. dia ingin belajar bisnis dari awal.. mengikuti program magang juga pertemuan antar perusahaan.. mengikuti seminar, supaya nanti jika dia sudah punya modal dia bisa mendirikan perusahaan sendiri.
"Eh.. mia kamu udah tau belum kita punya ceo baru?" kei malah ikut berbisik pada mia
"Gak tau kei, lagian kita juga gak pernah ketemu ceo" jawab mia polos
"Ih kamu mi, kamu gak penasaran pengen liat mukanya.. katanya gamteng banget kayak pangeran arab" ujar kei melebih lebihkan.
"Udah.. ini kerjain dulu, entar di marahin emang ceo baru mu itu bisa bantuin?" ejek mia usil membuat kei memberenggut kecil
"Mia sih gak asik " dengan malas kei kembali ke meja nya. mia hanya geleng geleng kepala.
Dia juga sama dengan perempuan lainnya, dia juga suka pada pria tampan. tapi sekarang dia tidak ingin fokus ke situ dulu.
Mia ingin menjadi kuat dulu, supaya tidak bisa di injak injak lagi.
urusan pria, nanti pasti akan datang pria tepat di saat yang tepat.
BERSAMBUNG..