NovelToon NovelToon
Sistem Pengganda Uang

Sistem Pengganda Uang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Kebangkitan pecundang / Harem
Popularitas:50.6k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Rian adalah siswa sekolah menengah atas yang terkenal dengan sebutan "Siswa Kere" karna ia memang siswa miskin no 1 di SMA nya.

Suatu hari, ia menerima Sistem yang membantu meraih puncak kesuksesan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 - Rencana

Bu Ana menoleh ke Rian dengan ekspresi penasaran karena anaknya senyum - senyum sendiri sambil melihat mobil Alexa perlahan - lahan menjauh dari pandangan, menyisakan debu - debu tipis di jalanan.

“Kenapa kamu begitu, Rian?” tanya Bu Ana, suaranya dipenuhi rasa penasaran sekaligus sedikit kekhawatiran.

“Apa kamu suka dengan Alexa?” Ucap Bu Ana dan tatapan matanya berubah menjadi sendu.

Sebagai seorang ibu, ia tahu dirinya bukanlah termasuk keluarga kaya, makan pun kadang sulit karena hutang yang di tinggalkan ayah Rian, suami Bu Ana.

Sementara Alexa adalah seorang orang penting terlihat dari mobil mewahnya.

Dalam hatinya, Bu Ana merasa cemas takut jika anaknya menaruh perasaan pada seseorang yang sangat berbeda bagaikan bumi dan langit atau mungkin lebih jauh lagi.

Rian tersentak dari lamunannya mendengar ucapan ibunya dan segera menggeleng. “Bukan, Bu,” katanya dengan cepat, lalu menyelipkan sedikit senyum di wajahnya.

Ia mengangkat sebuah kartu kecil berwarna emas, memperlihatkannya pada ibunya. “Ini, Bu. Alexa tadi memberiku kartu ini. Katanya, kalau aku butuh bantuan, aku bisa menghubunginya kapan saja.”

Bu Ana mengamati kartu itu sejenak, lalu menghela napas lega.

“Oh, begitu…” ucapnya sambil tersenyum tipis.

“Ya sudah, Nak. Tapi ingat, gunakan kartu itu hanya kalau benar-benar dalam keadaan mendesak ya, ga enak kalo minta bantuan hal sepele.” Lanjut Bu Ana

"Iya Bu, Pasti!" Ucap Tegas Rian dan mengangguk mantap. Ia menggenggam kartu itu dengan erat, menyadari bahwa di balik benda kecil itu, ada sebuah kesempatan besar yang mungkin suatu hari akan ia perlukan untuk mempercepat usaha tokonya.

Setelah beberapa saat, Rian memasukkan kartu itu ke dalam saku celananya, lalu menoleh ke ibunya yang masih menatapnya.

"Yaudah, Bu, mari masuk. Udah malam, nanti sakit di luar." ujar Rian, berusaha mengalihkan pembicaraan.

Bu Ana mengangguk pelan. Dengan langkah perlahan, mereka berdua masuk ke dalam rumah, meninggalkan suasana luar yang mulai diselimuti kegelapan.

Di dalam, lampu ruang tamu menerangi ruangan dengan cahaya hangat. Rian melepas sandalnya dan meregangkan tubuh sejenak di sofa, merasa sedikit lelah setelah hari yang panjang.

ibunya pun duduk di sofa sebentar dan setelah dirasa sudah cukup, Bu Ana berdiri dari tempat duduknya dan bersiap menuju dapur, mungkin ingin menyiapkan sesuatu untuk makan malam.

"Rian, kamu udah makan belum?" tanya Bu Ana yang tengah berdiri di depan Rian.

"Belum, Bu," jawab Rian sambil duduk di sofa, merasakan kehangatan rumah yang selalu membuatnya nyaman.

"Yaudah, tunggu sebentar. Ibu masakin sesuatu buat kamu," ujar Bu Ana dengan suara lembut tengah bersiap berjalan menuju dapur.

Rian bangkit dari sofa dan langsung berjalan menuju dapur, meninggalkan ibunya di belakangnya.

“Eh, gak usah, Bu. Biar Rian aja yang masak,” katanya sambil perlahan mengambil peralatan masak di dapur dan menunjukkan ke arah luar.

Dapurnya tanpa ada pintu maupun gorden jadi orang yang berada di dapur langsung terlihat dengan orang yang berada di ruang tamu.

Bu Ana menatapnya dengan sedikit heran, tapi juga bangga. “Kamu yakin, Nak? Ibu gak mau kamu kecapekan.”

Rian tertawa kecil. “Santai aja, Bu. Masak dikit doang, gak bakal capek. Lagian, biar Ibu istirahat.”

Bu Ana akhirnya mengangguk dan tersenyum. “Yaudah, kalau kamu mau masak, Ibu duduk di sofa ya.."

“Iya, Bu,” jawab Rian sambil mulai mengambil bahan-bahan di dapur. Ia membuka kulkas, melihat apa yang tersedia, lalu memutuskan untuk memasak sesuatu yang simpel tapi enak.

Sambil memasak, Bu Ana memperhatikan anaknya dengan senyum lembut di wajahnya. “Kamu udah makin mandiri ya, Rian,” ucapnya penuh kasih kepada Rian.

Rian hanya tersenyum sambil terus memasak, merasa senang bisa melakukan sesuatu untuk ibunya setelah hari yang cukup panjang.

Aroma masakan yang lezat mulai menyebar ke seluruh rumah, memenuhi setiap sudut dengan kehangatan yang menggugah selera. Rian dengan cekatan menyelesaikan hidangannya, lalu mengambil beberapa piring dan menatanya di meja kecil yang berada di ruang tamu.

Ruangan mereka memang tidak terlalu besar. Sofa dan meja kecil itu hampir bersebelahan, menciptakan suasana yang sederhana namun tetap nyaman. Rian meletakkan piring dengan hati-hati, memastikan semuanya siap sebelum memanggil ibunya.

“Bu, makanannya udah siap!” serunya sambil tersenyum.

Bu Ana yang sejak tadi memperhatikan anaknya menghidangkan di meja kecil, Ia berjalan dan melihat hidangan yang telah disajikan dan tersenyum penuh kebanggaan. “Wah, kelihatannya enak, Nak. Kamu memang jago masak.” Ucap Bu Ana.

Rian menggaruk kepalanya sambil tertawa kecil. “Ah, biasa aja, Bu. Yang penting enak dimakan.”

Mereka pun duduk bersama, menikmati makan malam sederhana di ruang tamu yang hangat akan kebersamaan.

Mereka kembali ke kamar masing - masing setelah selesai menyantap makanan bersama.

~ Keesokan Harinya ~

Pagi telah tiba, sinar matahari perlahan masuk melalui celah jendela kamar Rian, menghangatkan ruangan dengan cahayanya. Suara burung berkicau di luar, menambah ketenangan suasana pagi itu.

Rian membuka matanya perlahan, meregangkan tubuhnya sebelum bangun dari tempat tidur. Ia menoleh ke samping kanan, melihat kartu yang diberikan Alexa semalam masih tergeletak di sana.

 Ia telah berencana untuk meminta bantuan mempromosikan produk yang akan di jualnya nanti.

Setelah mencuci muka dan bersiap dengan pakaian yang cukup rapi , Rian keluar dari kamar dan melihat ibunya sudah duduk di ruang tamu, menikmati secangkir teh hangat.

"Pagi, Bu," sapanya sambil tersenyum.

"Pagi, Nak. tumben rapi mau kemana? tanya Bu Ana heran melihat rian pagi - pagi sudah rapi begini"

Rian menggeleng. "Nanti aja, Bu. Rian ada urusan sebentar, mau ketemu Pak Surya."

Bu Ana mengernyitkan dahi, penasaran. "Pak Surya? Siapa dan Ada apa?" Tanyanya.

Rian hanya tersenyum kecil.

"Itu.. Pak Surya ayah temanku, cuma ngobrol-ngobrol tentang nyari kerjaan aja, Bu." Ucap Rian, tidak ingin ibunya tahu kalau ia berencana menyewa toko pasti ibunya akan curiga uang darimana dan pasti ibunya mengira ia gila membicarakan sistem.

Bu Ana mengangguk, "Yaudah, hati-hati di jalan." Ucapnya

"Iya, Bu." Jawab Rian berjalan keluar menuju pintu rumahnya.

Kemarin malam ia telah menghubungi pak surya apakah pertemuannya bisa di majukan karena pagi - pagi ia tak ada kerjaan.

Rian telah resign dari tempat kerjaannya di toko Nadia, dan Nadia pun menyetujui karena ia tahu persiapan toko itu tidaklah mudah apalagi mencari supplier yang cocok.

Rian membuka aplikasi transportasi online di ponselnya dan segera memesan ojek motor. Ia memilih opsi ini karena lebih hemat dibandingkan taksi atau transportasi lain yang pernah ia gunakan sebelumnya.

Selain itu, ia juga berpikir bahwa jika masih ada sisa uang dari yang ia miliki saat ini, ia ingin membelikan motor untuk dirinya sendiri.

"Motor bekas pun tak apa, yang penting bisa dipakai ke mana-mana tanpa harus selalu naik ojek," pikirnya sambil menunggu driver datang.

Tak butuh waktu lama, seorang pengemudi dengan jaket biru menghampirinya.

"Rian, ya?" tanya si pengemudi.

"Iya, Pak," jawab Rian sambil tersenyum, lalu naik ke motor.

"Ke tempat Mall Adana ya? Tanya si pengemudi memastikan lagi.

"Iya, Benar pak" Ucap Rian

"Oke, kita berangkat." Ucap Pengemudi

Motor pun melaju melewati jalanan pagi yang masih cukup lengang. Rian duduk di belakang dengan nyaman, menikmati angin yang menerpa wajahnya. Dalam pikirannya, ia mulai merencanakan bagaimana nanti akan berbicara dengan Pak Surya tentang penyewaan toko.

1
Fano Jawakonora
kasian rian, sistem koq pelit amat tanggung kalau cuma nenggabdakqn mendingan skaliqn kasih yg besar"
Feri Hermanto
Luar biasa
pembaca gabut
males ah kesan nya cerita kek cerita biasa doang sistem GK oenrha muncul kga bisa bantu bantu mc kurang seru
pembaca gabut
udh di kasih saran di atas tu Thor bikin mc Jan terlalu mikirin egoo
Aries Hikmal
Luar biasa
dhani satria
lengkapnya vivi honda astrea grand
Teguh Aja: haha 😂
total 1 replies
Aldo Marvel
harusnya nama bapa nya steve ford
dhani satria
Luar biasa
Tus Tustusiman
sangat. bagus lanjut tor
Tus Tustusiman
seru torl llanjut
orang_gabut16
bjir langsung jatuh cinta aja/CoolGuy/
Ryan Hidayat
minnal A'izin Wal Faidzin
mohon maaf lahir dan batin
Citra Kirana
giliran nadia licik, sistem diem aja...hadeeehh
Muhamad Wldan
Luar biasa
Muhamad Wldan
Biasa
archie
alur cerita ga monoton, mantap!
ALAN
lanjut Thor minimal 2 bab/hari
Suprisman Suprisman
👍♥️
Tus Tustusiman: mantap otot lanjutt
total 1 replies
ibnu zaenal
Luar biasa
ibnu zaenal
sip
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!