NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:16.8k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten, mafia berdarah dingin itu tak pernah menyangka dirinya di vonis impoten oleh dokter. Meski demkian Daniel tidak berputus asa, setiap hari ia selalu menyuruh orang mencari gadis per@wan agar bisa memancing perkututnya yang telah mati. Hingga pada suatu malam, usahanya membuahkan hasil. Seorang gadis manis berlesung pipi berhasil membangunkan p3rkurutnya. Namun karna sikap tempramental dan arogannya membuat si gadis katakutan dan memutuskan melarikan diri. Setelah 4 tahun berlalu, Daniel kembali bertemu gadis itu. Tapi siapa sangka, gadis itu telah memiliki tiga anak yang lucu-lucu dan pemberani seperti dirinya.
____


"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" Azkia

"Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." Azam

"Talau olang dahatnya atang agi. Tami atan ucil meleka." Azura.

_____

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Usia kandungan Ayang kini sudah memasuki delapan bulan, dimana prediksi dokter ia akan melahirkan di bulan ini. Sewaktu memeriksakan kandungan beberapa bulan yang lalu, Ayang dan Udin kaget dengan apa yang di sampaikan dokter. Dalam rahimnya ada tiga calon bayi. Awalnya Ayang tidak mempercayai hal itu, namun saat dokter memperlihatkan layar USG, baru lah ia percaya. Rasa haru juga menyelimuti hati Udin saat itu. Pemuda itu sampai menitikkan air mata ketika menyaksikan layar monitor yang di tunjukkan dokter.

Selama tinggal di rumah kontrakan, Ayang tidak pernah keluar rumah, kecuali Udin membawanya ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan. Ayang takut bertemu dengan Daniel atau pun Dani, abangnya. Untuk menghilangkan kejenuhan di kontrakan, Ayang menyibukkan diri dengan berjualan pop Ice di depan rumah, meski Udin sudah melarang, tapi Ayang tetap saja ingin berjualan. Selain untuk mengusir rasa jenuh karna tak ada kegiatan, Ayang juga senang bisa mendapatkan pemghasilan setiap harinya

Sementara Udin sendiri, pemuda itu juga telah membuka salon di sebelah kontrakan tempat mereka tinggal. Usaha salon yang baru di rintisnya lumayan berkembang. Bahkan pemuda itu telah berencana dalam waktu dekat akan membuka cabang di pusat perbelanjaan. Tujuanmya menargetkan pelanggan untuk kalangan menengah keatas.

Selama tinggal di kontrakan itu, Udin mengaku pada tetangga serta RT setempat, kalau ia dan Ayang adalah pasangan suami istri. Udin melakukan itu agar bisa tinggal satu rumah dengan Ayang, jadinya ia bisa bersiaga jika Ayang merasakan atau pun menginginkan sesuatu. Meski mereka tiada memiliki pertalian darah atau pun ikatan lain. Akan tetapi hubungan mereka melebihi saudara kandung, Udin benar-benar menyayangi Ayang seperti adik kandung sendiri. Bahkan pekerjaan rumah, seperti mencuci baju, memasak terkadang Udin juga yang melakukan.

Sebagian tetangga ada yang bertanya-tanya, bahkan awalnya ada yang tidak mempercayai jika Ayang dan Udin adalah pasangan suami istri. Selain penampilan Udin yang seperti perempuan, mereka juga tidak memiliki dokumen yang bisa membuktikan kalau mereka pasangan suami istri. Tapi Udin berkilah jika ia dan Ayang menikah siri karna pilhak keluarga menentang mereka.

"Aya, mulai hari ini kamu jangan berjualan dulu. Ingat kata dokter kemarin, mungkin kamu akan melahirkan dalam minggu ini," peringat Udin saat melihat Ayang akan bersiap mengeluarkan barang dan peralatan dagangannya.

Ayang menulis sesuatu di kertas kecil yang selalu digantungnya di leher. Kak Dini tenang saja, Ayang masih lama kok lahirannya. Sampai sekarang aja belum merasakan apa-apa.

"Pokoknya kamu gak boleh jualan lagi, Aya!" Udin berkata lebih tegas meski suaranya masih mendayu.

Ayang tak membantah, hanya wajah cemberut di tampilkan sebagai bentuk protes.

"Aku mau buka salon dulu. Ingat, jangan melakukan apapun!" Udin kembali mengingatkan sebelum keluar rumah. Kali ini ia tidaklah peduli dengan wajah Ayang yang cemberut. Padahal selama ini, ia selalu mengalah dan menuruti keinginan Ayang.

Ayang duduk di depan TV setelah Udin keluar. Siaran TV di gonta-ganti karna tak terima larangan pria itu.

Tok tok tok

Ayang menghentikan gerakan tangannya yang sedang memencet-mencet.

"Iya, sebentar." sahutnya. Kandungan yang semakin membesar membuatnya kesusahan untuk berdiri.

"Mbak Ayang hari ini gak jualan ya?" tanya seorang wanita yang berdiri di depan pintu.

Ayang menggeleng.

"Tuh, Tante Ayangnya gak jualan. Kita beli es di tempat lain saja yuk." Wanita itu bicara pada anaknya yang sejak tadi merengek meminta minuman dingin racikan Ayang.

"Gak mau, maunya es tante Ayang."

Ayang tersenyum, lalu mengusap kepala anak kecil itu. Ia memberi isyarat pada mereka agar menunggu sebentar, karna ia akan membuatkan minuman yang di minta anak tersebut.

"Emang gak apa-apa ni, mbak?"

Ayang mengangguk, lalu pergi kedapur mengambil belender dan peralatan lainnya yang biasa di gunakan meracik minuman yang banyak di gemari anak-anak sekitar tempat ia tinggal. Namun, ketika akan kembali kedepan, tiba-tiba saja perutnya terasa melilit.

Pranggg!

Seketika peralatan yang di bawanya terlepas.

"Ya Allah, Mbak Ayang kenapa?"  Wanita yang menunggu di luar segera masuk ke dalam rumah, lalu memapah tubuh Ayang dan membawa duduk di kursi.

"Sindi, panggilkan Om Udin di sebelah. Cepat!" perintah wanita itu pada anaknya.

"Iya, Ma." Anak kecil itu segera berlari keluar dan tidak lama ia kembali bersama Udin.

"Ya ampun, Aya. Kamu kenapa?" Udin menjerit histeris melihat Ayang yang meringis kesakitan.

"Sepertinya istri bang Udin akan melahirkan," ucap wanita yang membantu memapah tubuh Ayang.

"Hah? Melahirkan?" Udin kaget, "Aduh, bagaimana ini?" gumamnya dalam kepanikan tak tahu harus berbuat apa.

"Bang Udin, kita harus segera membawa mbak Ayang kerumah sakit."

"Eh, iya.... iya rumah sakit."

.

.

.

.

Lebih dari satu jam, barulah Ayang tiba di rumah sakit 'IBU DAN ANAK', lantaran gang  tempatnya tinggal tidak bisa di lalui kendaraan roda empat. Alhasil  Ayang harus berjalan di papah Udin dan wanita tadi, menuju simpang yang jaraknya lumayan jauh dari rumah kontrakan tempat mereka tinggal, di tambah kondisi Ayang yang kesakitan tak mampu berjalan cepat.

Kini Ayang telah berada di ruang persalinan. Dokter yang akan menangani juga sudah memeriksa jalan lahir Ayang yang telah terbuka sempurna.

Di luar ruang persalinan, Udin tampak panik. Ia memilih menunggu di luar, karna Phobia dengan darah.

"Ya Allah, lancarkanlah persalinan Ayang di dalam sana." Doa itu selalu meniti di bibir Udin sambil mondar-mandir di depan ruang persalinan, terkadang ia juga mengintip ke dalam ruangan dari jendela kaca yang di tutup tirai.

Labih dari satu jam lamanya, barulah pintu ruangan persalinan itu terbuka. Udin lansung menghampiri dokter yang baru saja keluar.

"Dokter bagaimana ke adaan istri saya?" Tanya itu spontan meniti di bibirnya. Selama tinggal di kota ini, ia memang selalu mengaku pada orang lain jika ia dan Ayang adalah pasangan suami istri.

Dokter tersenyum. "Bapak tenang lah, Istri dan ketiga anak Bapak baik-baik saja."

Mendengar kabar baik itu, Udin lansung melakukan sujud syukur. "Alhamdulillah ya Allah."

Setelah melakukan sujud syukur, Udin kembali berdiri. "Aku boleh masuk gak, Dok?"

"Oh, tentu saja. Silahkan Pak," balas dokter dengan senyum ramah.

"Terimakasih, Dok." Udin bergegas masuk kedalam ruang persalinan.

"Aya." Mata Udin berkaca-kaca melihat tiga bayi di samping Ayang. Pemuda itu melangkah cepat mendekati ranjang persalinan. "Ya ampun Aya, mereka lucu-lucu benget!" Udin begitu histeris melihat tiga bayi yang masih merah itu.

"Aya, kamu sudah siapkan nama untuk mereka belum?"

Ayang mengangguk pelan, melahirkan normal membuatnya kehabisan tenaga. "Azkia, Azura, Azam." Hanya bibirnya yang bergerak lemah tanpa mengeluarkan suara.

***

Not: Haiii! Kakak-kakak semua, aku author yang nulis cerita ini hadir menyapa. Jangan lupa tinggalkan like dan komennya ya? Biar aku yang gak bisa nulis ini semakin semangat.

Yang nanya kapan trio cadel keluar. Nah, sekarang udah brojol mereka. Hehehe 😆😆 Tungguin mereka ketemu sama Daniel yang kejam dan Dani yang otaknya miring sebelah. Minal aidzin walfaizin, mohon maaf lahir batin. Selamat menjalankan ibadah puasa.

1
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Iqlima Al Jazira
crazy up donk thor
Sasa Sasa: Oke kak, di usahakan
total 1 replies
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Sasa Sasa: Oke kak, di usahakan ya?
total 1 replies
Mazree Gati
tendang aja kontolnya danil biar impoten beneran anjing
Sasa Sasa: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Sumiyati oo
ihhh si daniel bukanya baik baikin trio cedal dan si udin malah berulah

yg ada ayang tambah stres dan membenci danil
lanjut kak/Drool/
Iqlima Al Jazira
jangan terlalu sadis thor.
hadirkan kebahagiaan untuk ayang
Sasa Sasa: Tenang aja kak, nanti si tuan imootennya kita bikin mengemis simpati pada Ayang.
total 1 replies
Sweet Girl
Dani kah...?
Sweet Girl
Menyusu badan, maksudnya nyusu ASi ya Tor...???
sudah 3 THN kok masih asih Tor...?
Sasa Sasa: Hooh kak
total 1 replies
Sweet Girl
Pasti Bu Hajjah Rodiah yg sudah menghapus.
Sweet Girl
Hebat aeeee si Udin...
Sweet Girl
Istri Pak Bambang maksudnya Bu Parida ...
Sweet Girl
Apa yaaa🤔kira kira idenya Bu Hajjah Rodiah...?
Sweet Girl
Maksudnya gimana Bu Hajjah Rodiah...?
Ayahnya Ayang ada sangkut sama si Daniel?
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru
Iqlima Al Jazira
akhirnya trio cadel muncul.
vote untuk mu thor
Sasa Sasa: Makasih kak🥰
total 1 replies
baca is my me time
kasian si biskuit regal
Sasa Sasa
lah , kok Batak?
Sweet Girl
Hamil nie si Ayang embeb.
Sweet Girl
bener orang Batak nie.... Daniel...
Sasa Sasa: kok Batak?
total 1 replies
Sweet Girl
Gara gara Elu juga kali Dan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!