Pernikahan seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan dan ditunggu oleh pasangan yang saling mencintai. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Noami dan Gilang.
Pasalnya, pernikahan mereka terjadi secara mendadak dan tak mengenakkan akibat kesalahpahaman warga yang mendapati mereka berada di dalam rumah kontrakan Naomi dalam kondisi yang cukup intim.
Warga yang mengira kalau Naomi dan Gilang sudah melakukan tindakan tercela yang mencoreng nama baik desa mereka, memaksa mereka menikah saat itu juga. Tidak punya pilihan, Gilang dan Naomi terpaksa menuruti keinginan warga demi menyelamatkan naman baik mereka sebagai pendatang di sana.
“Meski kita sudah menikah, tapi kamu tidak boleh menuntut hak apapun kepadaku!” Kata Gilang setelah tak lama mereka menjadi pasangan suami istri.
Begitu banyak kesepakatan menyakitkan yang dibuat oleh Gilang ditambah sikap Gilang yang sering mengacuhkannya setelah mereka menikah, membuat Naomi merasa pernikahan yang dijalaninya hanya membuatnya terluka.
Apakah Naomi mampu bertahan dengan pernikahan yang hanya membuat luka untuk dirinya meski sebenarnya tanpa diketahui oleh Gilang jika Naomi sudah mencintai Gilang sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PML 11 - Kejadian Lima Tahun Lalu
Pukul tujuh malam, Naomi terlihat turun dari lantai atas dimana kamarnya berada menuju ruangan makan untuk mengisi perutnya yang sudah meronta meminta diisi sejak tadi. Sama seperti malam-malam sebelumnya, Naomi menikmati makan malam dalam kesendirian. Tidak ada suami yang menemaninya makan. Naomi merasa suasana yang ia rasakan sekarang seperti saat ia tinggal di desa.
“Rasanya aku bosan sekali.” Keluh Naomi sehabis makan. Rasanya saat ini Naomi ingin pergi ke suatu tempat dan menenangkan pikirannya di sana dibanding terus berada di rumah.
“Sepertinya menikmati kopi di kafe cukup menyenangkan!” Naomi sudah mendapatkan solusi atas permasalahannya saat ini. Tanpa berpikir lebih lama, Naomi sudah beranjak dari posisi duduk. Dia mengambil tas selempangnya di dalam kamar dan akhirnya pergi meninggalkan rumah menuju coffe shop langganannya.
Dua puluh menit berlalu, Naomi sudah berada di dalam coffe shop yang terlihat cukup ramai malam itu. Meski suasana di sekitarnya cukup ramai, entah mengapa Naomi tetap merasa sendiri.
“Sudahlah, bukannya biasanya juga seperti ini?” Naomi tidak ambil pusing. Dia segera menyeruput kopi dingin yang sejak tadi diabaikannya di atas meja.
“Naomi?” Kedatangan seorang wanita ke mejanya dan menyapanya dengan suara cukup keras membuat Naomi terkesiap.
“Debby!” Naomi segera bangkit dari posisi duduk. Menatap Debby dengan senyum kemudian memeluk tubuh wanita yang tak lain adalah sahabat baiknya.
“Kamu sedang apa di sini?” Tanya Debby dengan dahi yang nampak mengkerut.
“Sedang berenang!” Balas Naomi asal. Kesal sekali dirinya mendengar pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Debby.
Lidah Debby berdecak. “Maksudku kamu ngapain di sini sendiri?” Koreksi Debby yang ikut kesal mendengar jawaban Naomi.
“Memangnya kenapa? Tidak masalah kan kalau aku ngopi sendirian di sini?” Naomi memperlihatkan senyum di wajah cantiknya. Seolah tidak ada masalah yang saat ini sedang dirasakannya.
Debby menatap intens wajah Naomi. Lagi, Naomi begitu pandai menyembunyikan perasaannya di depan semua orang. Tanpa kata, Debby menjatuhkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan Naomi.
“Dimana Gilang. Kenapa dia tidak menemani kamu di sini?” Tanya Debby.
Senyuman di wajah Naomi seketika surut. “Emh, Gilang lagi pergi keluar. Jadi dia tidak bisa menemaniku di sini.”
Debby menghela napas. Rasanya dia sudah tahu apa yang terjadi pada Naomi. “Apa hubungan kamu dan Gilang masih tidak ada perkembangan, Naomi? Dia masih suka pergi bersama teman-temannya dan tidak peduli dengan kamu?” Tebak Debby.
Naomi terdiam. Rasanya dia enggan untuk menjawab. Diamnya Naomi pun membuat Debby mengambil kesimpulan sendiri.
“Gilang benar-benar keterlaluan. Tidak seharusnya dia bersikap seperti ini pada kamu. Dia lebih mementingkan pergi bersama teman-temannya dibandingkan menemani istrinya!” Geram Debby.
Melihat amarah di wajah Debby, membuat Naomi langsung berkata. “Sudahlah, tidak perlu mempermasalahkannya. Aku gak masalah dengan keadaan yang aku jalani saat ini.”
Debby menatap sedih wajah Naomi. Tadinya dia pikir menikah dengan Gilang bisa membuat hidup Naomi merasa bahagia karena bisa menikah dengan pria yang dicintainya. Tapi kenyataannya justru sebaliknya.
“Aku pikir setelah Gilang menikah dengan Naomi, dia bisa berubah bersikap lebih baik pada Naomi. Nyatanya sama saja. Dia tetap saja tidak peduli dengan perasaan Naomi.” Gumam Debby dalam hati.
Melihat keadaan Naomi yang menyedihkan, membuat Debby teringat dengan kejadian lima tahun yang lalu. Di saat Naomi mengungkapkan perasaannya pada Gilang yang membuat Gilang menjauh dari Naomi dan membuat hati Naomi sakit karena cintanya tidak terbalas oleh Gilang, bahkan Gilang semakin menjauhi dirinya dan terlihat tidak suka padanya.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya. Terima kasih🌺
Gilang marah tidak ya Naomi pulang ke rumah mamanya untuk menemui kak Nadira tidak mengajaknya