NovelToon NovelToon
Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dokter Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arunika Nrityabhumi adalah gadis cantik berusia dua puluh tujuh tahun. Ia berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit besar yang ada di kotanya.
Gadis cantik itu sedang di paksa menikah oleh papanya melalu perjodohan yang di buat oleh sang papa. Akhirnya, ia pun memilih untuk melakukan tugas pengabdian di sebuah desa terpencil untuk menghindari perjodohan itu.
Abimanyu Rakasiwi adalah seorang pria tampan berusia dua puluh delapan tahun yang digadang - gadang menjadi penerus kepala desa yang masih menganut sistem trah atau keturunan. Ia sendiri adalah pria yang cerdas, santun dan ramah. Abi, sempat bekerja di kota sebelum diminta pulang oleh keluarganya guna meneruskan jabatan bapaknya sebagai Kepala Desa.
Bagaimana interaksi antara Abi dan Runi?
Akankah keduanya menjalin hubungan spesial?
Bisakah Runi menghindari perjodohan dan mampukah Abi mengemban tugas turun temurun yang di wariskan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Bopo desa Banyu Alas

"Mas! Mau kemana?" Runi menahan tangan Abi yang hendak keluar dari mobil.

"Mau nyuruh itu minggir, kita mau lewat." jawab Abi santai sembari menunjuk Harimau dengan dagunya.

"Mas, jangan konyol deh. Itu binatang buas! Jangan macem - macem." Ujar Runi dengan mata melotot.

"Terus gimana? Mau nunggu di sini sampe dia pergi? gak mungkin puter balik, dek. Kita udah setengah jalan." Kata Abi yang membuat Runi terbungkam.

Runi kembali melihat ke belakang, melihat kondisi bu Parmi yang semakin melemah.

"Percaya sama Mas, ya. Semua akan baik - baik aja." Abi menggenggam tangan Runi untuk meyakinkan gadisnya.

"Tapi, Mas..."

"Dek... Tolong percaya sama Mas. Doakan saja, ya. Kunci pintu mobil dari dalam waktu Mas udah di luar, ya." Pesan Abi sembari mengusap kepala Runi yang wajahnya memucat.

Dengan keberaniannya dan tanpa keraguan sedikitpun, Abi keluar dari mobilnya. Ia memberikan kode pada Runi untuk mengunci pintu mobil sebelum berjalan perlahan ke depan mobil.

Runi membeku. Tangannya gemetar dan oksigen rasanya tak sampai di otaknya. Nafasnya terasa sangat berat. Sungguh ia sangat khawatir melihat kekasihnya berhadapan dengan seekor Harimau yang jaraknya tak lebih dari sepuluh meter di depan mereka.

"Bu dokter, jangan khawatir. Semua yang ada di desa Banyu Alas, tidak akan berani melukai boponya." Suara suami bu Parmi yang berusaha menenangkannya.

"Maksud bapak?" Tanya Runi yang perhatiannya kini teralihkan.

"Mas Abi adalah bopo atau bapak dari desa ini, seperti pak Karto, kakek juga buyut - buyutnya. Selagi masih ada di dalam desa Banyu Alas, jin, demit, setan, bahkan binatang buas sekalipun tak akan berani melukai mereka. Karena mereka tau, siapa pemimpin mereka." jelas suami bu Parmi.

"Yang harus bu dokter tau, desa ini memiliki kepercayaan yang harus bu dokter percaya walaupun tidak masuk akal." imbuh Yasir.

"Pantas saja mereka gak melarang Mas Abi keluar dari mobil." Batin Runi.

Meski begitu, tetap saja kekhawatiran di hati Runi tak berkurang. Mulutnya berkomat kamit memanjatkan doa untuk keselamatan Abi, juga ia dan semua orang yang berada di mobil.

Perlahan, Abi semakin memangkas jarak anatara dia dan harimau besar yang menatap ke arah Abi walaupun tak bergerak.

Abi melihat sekilas ke arah Runi yang wajahnya semakin pias. Ia harus segera menyelesaikan ini, karena tak ingin membuat Runi semakin khawatir.

Abi berjongkok di sebelah harimau besar yang sedari tadi hanya menatapnya tanpa berubah posisi.

"Ngaliho, le. Ojo turon ning ndalan. Balio ning njero kono, panggonmu sing aman mung ning njero alas Banyu Alas. Aku, Abimanyu Rakasiwi, bopomu. Titisan bopo Radenmas Cokro Manggala! (Menyingkirlah, nak. Jangan tidur di jalan. Pulanglah ke dalam sana, tempatmu yang aman hanya di dalam hutan Banyu Alas. Aku, Abimanyu Rakasiwi, bapakmu. Keturunan bapak Radenmas Cokro Manggala!." Ujar Abi sembari menepuk - nepuk tubuh hewan buas itu.

Sedari kecil, Abi memang sudah di beri pemahaman tentang siapa dirinya. Bagaimana tanggung jawabnya dan apa yang harus dia lakukan saat menghadapi masalah.

Tak lupa, doa juga mantra yang secara turun menurun di wariskan hanya kepada bopo desa Banyu Alas, sudah ia kuasai sejak berusia sepuluh tahun.

Harimau besar itu mengendus endus tubuh Abi. Ia menjilat tangan Abi sebelum berdiri mengikuti boponya yang juga berdiri.

Abi memegang dahi harimau itu dan berkomat kamit membaca mantra. Setelah selesai, ia menepuk punggung harimau sebanyak tiga kali.

Anehnya, setelah itu, barulah si harimau berlari masuk ke dalam hutan diiringi auman keras, seolah mengabarkan pada penghuni hutan bahwa ia baru saja bertemu boponya.

Runi bernafas lega kala harimau itu pergi. Walau tubuhnya kini terasa lemas bagai tak bertulang. Kejadian yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaikan halusinasi.

Ia memperhatikan Abi yang kembali ke samping pintu, memberi kode agar Runi membuka kuncinya. Runi yang tersadar langsung membuka pintu mobil.

"Kok kayak lihat hantu gitu to, dek?" tanya Abi sembari kembali melajukan mobilnya.

"Mmm-Mas,?" Panggil Runi terbata.

"Dalem, dek."

"Yang barusan aku lihat. Bukan mimpi?" Tanya Runi yang masih tak percaya. Ia sampai mencubit tangan dan pipinya berkali - kali.

"Ampun ngoten niku, dek. Loro to. (Jangan seperti itu, dek. Sakit to.)" Larang Abi sembari menahan tangan Runi yang hendak mencubit badannya sendiri.

"Bu dokter gak mimpi kok, wong saya juga lihat." Kata Yasir membenarkan pengelihatan Runi.

"Sampun njih, dek. Ampun di bahas malih. (Sudah ya, dek. Jangan di bahas lagi.)" Pinta Abi sembari mengusap kepala Runi yang berbalut hijab. Ia tau, kalau gadis di sebelahnya ini masih shock.

Sementara itu, Runi hanya mengangguk untuk menjawab permintaan Abi. Ia sendiri masih tak percaya sampai tak mampu berkata - kata.

Ia masih saja memandang Abi dan sesekali memegang lengan Abi untuk memastikan kalau pria di sebelahnya ini adalah kekasihnya, Abimanyu.

Untungnya Abi peka. Ia selalu mengusap tangan Runi untuk menenangkannya, saat gadis itu memegang lengannya.

Waktu bergulir cepat, kini mereka sudah sampai di halaman rumah sakit umum yang ada di kecamatan. Abi langsung memarkirkan mobilnya di depan pintu IGD.

Di bantu perawat, mereka memindahkan bu Parmi menuju ke ruang IGD untuk mendapatkan pemeriksaan lebih intensif.

Runi berbicara pada rekan sejawatnya, menyampaikan kondisi terakhir bu Parmi. Setelah itu, ia beralih untuk membantu mengurus berkas perawatan bu Parmi.

"Mau kemana, dek? Sini Mas bantu." ujar Abi meraih map berisi berkas milik bu Parmi yang ada di tangan Runi. Sementara tangan sebelahnya meraih tangan Runi dan menggenggamnya erat.

Mereka berdua membantu mengurus berkas milik bu Parmi hingga beliau bisa di rawat dengan gratis.

"Sayang...."

"Iya, Mas."

"Kenapa diam aja dari tadi?" Tanya Abi. Keduanya sedang di minta menunggu oleh staf rumah sakit.

"Gak apa Mas. Rasanya aku seperti sadar dan gak sadar." jujur Runi.

"Masih kepikiran yang tadi?" Tebak Abi.

"Iya, Mas." jawab Runi.

"Semua yang kamu lihat itu benar, sayang. Tolong biasakan diri dengan Mas dan kelebihan Mas, ya." kata Abi.

"Iya Mas. Mungkin aku masih shock karena ini pertama kalinya aku mengalami kejadian ini." Jujur Runi dengan mata yang berkaca - kaca.

"Njih, sayang. Mas ngerti, banyak - banyak istighfar, biar tenang." Ujar Abi sembari mengusap kepala Runi yang tertunduk.

"Aku kalut banget, Mas. Kita lagi bawa pasien darurat, lalu lihat Mas yang menantang nyawa seperti tadi. Rasanya kayak tubuhku gak bertulang lagi. Aku takut jadi janda sebelum di nikahi Mas." jujur Runi dengan air mata yang mulai berderai.

"Duh Gusti, ampun muwun to sayangku. Sepurone njih, dek. (Ya Allah, jangan nangis to sayangku. Maaf ya dek.)" Ujar Abi sembari mengusap air mata Runi.

"Mana ada janda sebelum di nikahi to, dek." Kata Abi yang terkekeh geli.

"Ya itu, karna Mas Abi gak ngerasain dalam situasi kayak tadi." Tukas Runi.

"Wes, iya, iya. Yang penting jangan nangis lagi, nanti di kira Mas KDRT." Pasrah Abi yang masih terkekeh.

"KDRT gimana? Berumah tangga aja belum." jawab Runi yang kembali membuat Abi tertawa.

"Mas..."

"Dalem, sayang."

"Bisa ngusir, bisa manggil juga gak? Aku jadi penasaran pingin pegang, terus foto bareng gitu." Tanya Runi.

"Sembarangan! Jangan ngawur, dek, bahaya! Nanti Mas jadi duda sebelum bisa nikahin kamu." jawab Abi sambil menahan tawanya.

1
Syakira
saya suka dengan cerita nya
Kiran Kiran
Gemesin!
Giselle Bustamante
Siapin tisu buat nangis 😭
Gadislpg: Gak bikin banyak air mata kok, kak ✌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!