Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
Zahira terbangun setelah jam makan siang selesai,dia segera bangun meski harus memegangi kepala,beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi,setelah selesai Zahira keluar dari kamar,dia pelan-pelan membuka pintu karena malu jika diruangan ada Martin,namun Zahira salah karena diruangan Jerri tidak ada siapa-siapa.
Zahira membaca pesan yang tertulis diatas kotak nasi,siang ini Jerri ada acara diluar mungkin bisa pulang malam,dia juga meninggalkan kunci mobil didekat kotak nasi.
"Aman gue."kata Zahira membuka kotak nasi dan memakannya
Selesai makan Zahira meraih tas dan mengambil bedak dan lipgloss,dia mengaplikasikan diwajah dan dibibir setelah membenarkan kembali letak hijabnya,dia keluar berjalan menuju mejanya.
"Lama kali didalam,hampir setengah hari,berapa kali kamu dikerjai tadi?"tanya Safi yang masih fokus pada layar laptop
"Ah,aku ketiduran tadi."jawab Zahira
"Ra,kamu ngapain dari ruangan Presdir?"tanya Celine
"Tadi Zahira bikin kopi buat Presdir,terus tumpah kena baju makanya dia menunggu bajunya kering."jawab Safi
"Apa Presdir juga menyukai kopi buatanmu?"tanya Celine
"Ah iya,dia selalu minta setiap jam sepuluh."jawab Zahira
"Tapi kok aku gak nampak kamu dari pagi,terus tahu-tahu nongol dari ruangannya."kata Celine
Zahira hanya tersenyum nyengir mendengar Celine bicara,Safi yang berusaha melindungi setiap cecaran Celine kali ini berniat membeli es krim dan akan membagi untuk kawan satu ruangan.
"Cel,kamu mau es krim gak?"tanya Safi
"Ya mau,apa kamu menyimpan dikulkas?"tanya Celine
"Kita keluar sebentar."jawab Safi mengeluarkan dompetnya
Zahira bernafas lega setelah Celine dan Safi meninggalkannya,akhirnya siang ini bisa fokus kembali bekerja setelah sekian lama absen.
Saat fokus tiba-tiba ponselnya berbunyi namun Zahira tidak menerima panggilan karena karena nomornya tidak dikenal.
Beberapa kali Jerri menghubungi Zahira namun tidak diangkat,Jerri sendiri tidak sadar jika sekarang sedang berada dimana.
"Sadar kamu dimana sekarang."kata Martin
"Kok bisa lupa ya."kata Jerri
"Baru juga setengah hari berpisah."canda Martin
Jerri kembali masuk kedalam ruang karena waktu istirahat telah usai,didalam dia kembali bertemu dengan beberapa orang penting,rekan bisnis dan teman saat berada diluar negeri.
"Jerri,kamu ninggalin aku begitu saja."kata Juanita sambil mencubit lengan Jerri
"Papa yang terus mendesak agar aku pulang."kata Jerri
"Kamu sudah menikah?"tanya Juanita
"Iya,terjadi begitu saja."jawab Jerri
Raut wajah Juanita langsung berubah tiba-tiba beralasan ingin pergi kekamar kecil namun sebenarnya sedang menghindari Jerri.
Martin langsung mengajak Jerri keluar karena acara sudah selesai tinggal acara hiburan,Martin khawatir Jerri kembali minum setelah sekian lama berhenti.
"Aku takut kamu mabuk Jerri,akhir acara biasanya diisi dengan minum."kata Martin
"Kamu tidak usah khawatir,aku sudah punya minuman sendiri."kata Jerri sambil tersenyum
"Iyalah iya,aku paham."kata Martin sambil menyetir
Martin menyetir menuju bandara karena mereka harus kembali sebelum malam hari,perjalanan siang ini cukup singkat namun juga sangat melelahkan.
Saat mendarat kembali waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam,itu artinya Zahira sudah pulang,namum Jerri memastikan dengan menghubungi kembali Zahira.
"Halo."sapa Zahira
"Kamu dimana?"tanya Jerri
"Dikamarmu."jawab Zahira
Jerri hampir teriak kegirangan mendengar Zahira berada didalam kamarnya itu artinya malam ini dia bebas berteriak tidak perlu menahan suara.
Jerri langsung meminta kepada Martin untuk mengantarnya pulang kerumahnya.
"Seneng kali kamu?"tanya Martin
"Malam ini aku gak perlu manahan suara."jawab Jerri
"Dasar otak mesum."kata Martin
Martin berhenti didepan rumah Jerri,dia sudah tidak tinggal lagi disana karena Tante Lintang ngambek kemarin,Martin memilih tinggal diapartement miliknya.Setelah Jerri turun Martin langsung melajukan kembali mobil miliknya dengan kecepatan sedang melewati jalan perumahan.
Jeri membuka pintu pagar dan kembali menguncinya,suasana rumah sudah sangat sepi karena Jerri sempat terjebak macet,diruang tengah Papa masih menonton tv ditemani kucing kesayangan Jerri.
"Papa."panggil Jerri
"Kamu tidak menginap?"tanya Papa
"Selama bisa pulang,mending pulang Pa."jawab Jerri sambil mengambil minum dari dalam kulkas
"Apa anak perempuan Pak Sam masih menaruh hati kepadamu?"tanya Papa
"Apa dia mengadu kepada Papa?"tanya Jerri
"Papa gak mau bohong Jerri,langsung aja Papa bilang kamu sudah menikah."jawab Papa
Jerri menemani Papa menonton tv meski hanya sebentar,bermain dengan kucingnya dan menemui Mama dikamarnya namun Mama sudah tidur kata Papa tadi sakit kepala makanya minta Zahira pulang kerumah.
"Pa,aku mandi dulu."kata Jerri
"Pintu sudah dikunci?"tanya Papa
"Aman Pa."kata Jerri mengangkat Snowy dan menggendongnya
Snowy meloncat saat Jerri membuka pintu kamarnya,dia sudah tahu dimana harus berbaring,melihat Zahira tidur dengan gelisah membuat Jerri mendekat dan mengelus rambutnya.
Didalam kamar mandi masih tergeletak lingerie milik Zahira yang sengaja dilempar begitu saja kelantai.Jerri meraih dan meletakkan kedalam keranjang cucian,setelah selesai dia kembali berbaring menemani Zahira.
Zahira merasakan hangat dibagian belakang tubuhnya,saat dia berbalik Jerri dengan wajah datar sudah berada dibelakangnya.
"Kenapa lama sekali?"tanya Zahira
"Ada apa?"tanya Jerri
"Mama tadi memberiku minuman dan aku gatal."jawab Zahira
"Minuman?"tanya Jerri
Zahira menahan sampai beberapa saat,rasanya sangat gatal namun tidak tahu bagian mana yang terasa gatal.Jerri membantu meredakan dengan mengelus-elus permukaan kulitnya.
"Kamu ada alergi?"tanya Jerri
"Enggak."jawab Zahira
"Mana minumannya?"tanya Jerri
"Tadi sih masih ditempat sampah,tapi gak tahu sekarang."jawab Zahira
Jerri memakai baju lalu keluar mencari bekas minuman Zahira,meski hanya memakai bathrobe Zahira berjalan pelan mengikuti Jerri.
Jerri menemukan bekas minuman yang diberi oleh Mama,dia langsung mengetuk pintu kamar Mama namun Zahira menahannya.
"Mas,jangan ganggu Mama."kata Zahira yang keluar tanpa memakai hijabnya
"Ayo masuk,takut ada yang melihatmu."kata Jerri
Jerri membaca tulisan dalam kemasan,saat selesai dia meletakkan begitu saja dan meminta Zahira membuka baju.
"Buka bajumu."kata Jerri
"Apa.?"tanya Zahira
"Ini perintah Mama,sepertinya Mama sudah kangen pingin punya cucu."jawab Jerri
Bukannya membuka baju Zahira malah menutup kembali kancing yang sempat terbuka,dia kembali membaringkan tubuhnya meski rasa gatalnya menjadi panas.
Jerri mencoba membantu meredakan dengan memberinya ciuman panas,dan berusaha membuka kembali baju Zahira.
"Mama membantu agar kamu cepat mengandung."kata Jerri
Setelah merasa lelah akhirnya Zahira bisa memejamkan matanya,rasa gatal dan panasnya hilang begitu saja setelah Jerri melakukannya.Jerri kembali melihat bekas minuman yang sudah membuat Zahira menderita,dia berfikir darimana Mama mendapatkan ide gila seperti ini.