Alana Adhisty dan Darel Arya adalah dua siswa terpintar di SMA Angkasa yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Alana, gadis ambisius yang tak pernah kalah, merasa dunianya jungkir balik ketika Darel akhirnya merebut posisi peringkat satu darinya. Persaingan mereka semakin memanas ketika keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah.
Di balik gengsi dan sikap saling menantang, Alana mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungannya dengan Darel. Apakah ini masih tentang persaingan, atau ada perasaan lain yang diam-diam tumbuh di antara mereka?
Saat gengsi bertarung dengan cinta, siapa yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my pinkys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keberangkatan ke hutan pinewood
Hari keberangkatan menuju Hutan Pinewood akhirnya tiba. Sejak pagi, seluruh siswa kelas 12 sudah berkumpul di halaman sekolah, masing-masing dengan ransel besar dan perlengkapan camping mereka. Beberapa siswa tampak antusias, sementara yang lain mengeluh karena harus menghabiskan beberapa hari di tengah hutan, mereaka takut ada nyamuk gigit lah, takut ada binatang buas lah banyak deh.
Alana berdiri di samping Shasa, menyesuaikan tali ranselnya. "Sha,aku deg-degan nih. Gimana kalau ada monyet? Terus nanti makanan kita di ambil monyet nya gimana,terus kita nggak bisa makan gimana? "
Shasa tertawa sambil menepuk bahu sahabatnya. "Tenang aja, Lana. Ini camping sekolah,pasti hutannya udah di pastiin Alana dari monyet yang ada di pikiran kamu itu!"
Di dekat mereka, Darel dan Kavin sedang berbicara dengan Rio dan Juno tentang strategi kelompok mereka.
"Jadi, kita harus kerja sama biar gampang nanti pas cari bahan makanan atau bikin tenda," kata Darel.
Rio mengangguk. "Setuju.Gue nggak mau repot kalau ada yang males-malesan."
Juno tertawa kecil. "Gue juga, apalagi kalau ada yang tiba-tiba panik terus nyusahin."
"Biasanya sih,cewek yang nyusahin, terus nanti tiba suka teriak ngak jelas kaya tarzan"kata Andra tanpa memperhitungkan konsekwensi nya.
"Apa lo bilang! ,kita kaya tarzan"Shasa mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan mata Andra dengan menatap Andra nyalang seolah hewan yang akan menerkam mangsanya.
"Lo kata kita cewek-cewek lembek apa!"ulti Alana.
Skat! Andra salah pilih lawan nih,
Wanita terkuat di bumi ini di lawan.
Darel yang berdiri di samping Alana hanya tersenyum tipis, sementara Kavin dan Rio sibuk membicarakan strategi untuk bertahan di hutan nanti.
Sementara itu, Selena berdiri tidak jauh dari mereka, memperhatikan Darel dengan tatapan penuh ambisi. Meskipun enam bulan telah berlalu sejak hukuman skorsingnya, ia masih belum menyerah dan sangat dendam pada Alana yang membuatnya sampai di skors enam bulan lalu.
Tak lama kemudian, seorang guru mengambil mikrofon dan berbicara. "Baik, semuanya! Kumpul! Kita akan berangkat dalam waktu lima menit. Pastikan kalian sudah menyiapkan semua barang yang diperlukan dan tetap dalam kelompok masing-masing!"
"Ayo, semuanya naik ke bus sesuai kelompok masing-masing!" seru Pak Herman.
Siswa-siswa mulai menaiki bus yang telah disediakan. Setiap kelompok duduk bersama sesuai pembagian dan setiap kelompok mulai masuk ke dalam bus yang sudah disediakan. Alana, Shasa, Darel, Kavin, Rio, dan Juno duduk di bagian tengah, sementara Selena dan kelompoknya,lebih tepatnya Selena duduk bersama Andra,berada agak belakang.
Alana, Shasa, Darel, Kavin, Rio, dan Juno memilih tempat duduk di bagian tengah bus.
"Kira-kira di hutan nanti ada sinyal nggak, ya?" tanya Alana sambil menatap ponselnya.
Darel menggeleng. "Kemungkinan besar nggak ada."
Alana langsung merajuk. "Aduh, gimana kalau aku kangen drama Korea gue?"
Kavin terkekeh. "Udah,Lana. Nikmati aja suasana alam."
Selena masih terus memperhatikan Darel dan Alana yang terlihat akrab. Ia mendesis pelan.
"Lihat saja nanti, Alana. Camping ini baru dimulai."
Sementara mereka mengobrol santai, di belakang, Selena yang duduk bersama Andra dan Juno hanya bisa memperhatikan Alana dengan tatapan tajam.
"Kita lihat aja nanti, Alana. Perjalanan ini mungkin akan jadi kenangan manis buat lo, atau justru mimpi buruk."
Setelah semua siswa naik, bus mulai bergerak meninggalkan sekolah, membawa mereka menuju petualangan baru di Hutan Pinewood.
___
Perjalanan menuju Hutan Pinewood berlangsung selama tiga jam lama nya. Beberapa siswa menghabiskan waktu dengan tidur, mengobrol, menonton drakor,memakan cemilan atau mendengarkan musik.
Alana yang awalnya bersemangat kini mulai merasa bosan. Ia menatap ke luar jendela, memperhatikan pohon-pohon yang semakin bayak dan jalan yang mulai berkelok.
"Sha,kamu nggak bosan apa?" tanyanya sambil menghela napas.
Shasa menguap kecil. "Dikit sih, tapi ini pengalaman pertama kita camping di tempat kayak gini.Harusnya seru!"
Di sisi lain, Darel duduk dengan santai sambil melirik jam tangannya. "Sebentar lagi kita sampai."
Benar saja, tak lama kemudian, bus mulai melambat saat memasuki area perkemahan. Begitu kendaraan berhenti, para siswa segera turun dan disambut dengan udara segar serta pepohonan tinggi yang menjulang di sekitar mereka.
"Wah,keren banget tempatnya!" seru Rio penuh antusias.
"Ck dasar Riopet, kagak pernah ke hutan ya"cibir Shasa.
" Heh! Micin, gue sering ya ke hutan. Tapi kalau kesini gue baru pernah, dan kalo lo tau katannya ini hutan ada pemilik nya dan pihak sekolah harus ijin dulu buat adain camping di sini"jelas Rio.
"Wah,hutan seluas samudera ini ada pemilik nyanya, wah keren sih pasti yang punya, pasti kaya raya juga" ucap Shasa.
Pak Herman, guru pembimbing mereka, segera mengumpulkan para siswa di lapangan kecil yang sudah disediakan.
"Baik, anak-anak! Kita sudah sampai di Hutan Pinewood. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kalian akan menghabiskan tiga hari di sini. Tugas pertama kalian adalah mendirikan tenda di area yang sudah ditentukan sesuai kelompok masing-masing!dan perlu saya ingatkan,jangan sekali-kali merusak tumbuhan di hutan ini tanpa perintah saya atau guru lainnya"
Mereka segera bergerak menuju lokasi yang sudah dipersiapkan.
Darel mengedarkan pandangannya, mencari tempat yang paling strategis. "Di sini aja. Lokasinya datar dan nggak terlalu dekat dengan sungai."
Kavin mengangguk. "Setuju. Gue sama Rio pasang tiang tenda, lo bisa bantu ikat tali-tali ini, Dar."
Sementara para cowok sibuk membangun tenda, Alana dan Shasa membantu merapikan perlengkapan di dalam.
"Alana, taruh sleeping bag-nya di sini aja," kata Shasa sambil mengatur matras mereka.
Alana mengangguk sambil tersenyum. "Oke, beres!"
Di sisi lain, Selena memperhatikan kelompok Darel dengan tatapan kesal.
"Aduh, susah banget ini!" keluhnya sambil berharap Darel akan datang membantu.
Namun, harapannya pupus saat yang datang justru Andra dan Juno.
"Kenapa diem aja, Sel? Bantuin dong!" kata Andra sambil mengikat tali tenda.
Selena mendengus kesal. "Ya, ya,gue bantu nih."
Di tenda lain,Setelah berhasil mendirikan tenda dengan susah payah, Alana, Shasa, Darel, Kavin, dan Rio akhirnya bisa bersantai sejenak. Mereka duduk di atas tikar yang digelar di depan tenda, menikmati semilir angin hutan yang menyegarkan.
Darel menghampirinya. "Udah selesai?"
Alana mengangguk. "Udah. Sekarang kita ngapain?"
Darel melirik ke arah tempat api unggun yang sedang disiapkan oleh guru-guru. "Mungkin sebentar lagi bakal ada pengarahan. Jangan jauh-jauh dari sini."
Alana tersenyum. "Siap, bos!"
Namun, tanpa mereka sadari, Selena masih memperhatikan mereka dari kejauhan. Rencana untuk mendekati Darel masih terus ia susun dalam pikirannya.
Camping ini baru saja dimulai, dan Selena yakin ia masih punya banyak kesempatan.
Tapi, apakah semuanya akan berjalan sesuai rencananya?
"Kenapa sih, Darel selalu deket sama Alana?" gerutunya.
Andra yang berdiri di sampingnya terkekeh. "Lo masih ngarep bisa deketin bos kita?"
Selena mendengus. "Gue nggak akan nyerah. Camping ini kesempatan gue."
"Cih, giliran sama orang lain pada gue, gue kalo sama Darel aja. Aku hii dasar mak Lampir"cibir Juno.
Setelah tenda-tenda berdiri dengan rapi, Pak Herman kembali mengumpulkan para siswa.
"Baik, anak-anak! Malam ini kita akan membuat api unggun dan makan bersama. Tapi sebelum itu, kalian bisa beristirahat atau menjelajahi sekitar perkemahan. Ingat, jangan pergi terlalu jauh dari sekitar tenda yang kalian dirikan!"
Mendengar itu, beberapa siswa langsung bersemangat.
"Yuk, kita keliling sebentar!" ajak Kavin.
Alana mengangguk. "Ayo! Gue penasaran sama daerah sekitar sini,eh tapi ada hantu nggak sih di sini?." kata Alana yang mulai was was.
Mereka pun mulai berjalan-jalan di sekitar perkemahan, menikmati suasana alam yang masih asri.
Namun, tanpa mereka sadari, Selena diam-diam mengikuti di belakang.
Rencana baru sudah tersusun di kepalanya.