"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
"Kamu segera bersiap-siap kita akan menuju rumah orang tuamu hari ini juga, lebih cepat kita sampai rumah kamu maka akan lebih baik."
"Baik kalau begitu saya akan segera bersiap-siap."
Tanpa mengangguk atau bicara lagi Regos keluar dari kamar Riri. Tanpa peduli Riri juga langsung menutup pintu kamarnya dan segera masuk ke kamar mandi untuk bersiap.
Setengah jam Riri bersiap akhirnya selesai, dia membawa kopernya keluar lalu menuju ballroom hotel. Disana Regos sudah menunggunya, dia sedang duduk di sofa yang ada di ballroom dengan memangku tab-nya. Riri dengan langkah cepat menghampiri Regos.
"Maaf ya anda menunggu saya lama" ucap Riri tidak enak hati.
"Sudah tahu saya menunggu lama tapi kenapa kamu berjalan lelet sekali" ucap Regos dingin.
Seketika mood Riri yang baik tadi langsung anjlok seketika. Dia dengan malas mengikuti langkah Regos yang sudah lebih dulu berjalan.
"Berikan kopermu kepada sopir saya" ucap Regos saat akan masuk ke dalam mobil.
"Kenapa enggak bilang dari tadi tahu gitu aku enggak usah berusaha untuk mengangkat koperku" gerutu Riri kesal.
"Sini biar saya saja yang memasukkan kopernya ke bagasi, anda silahkan masuk."
"Baik pak, makasih ya."
"Sama-sama nona."
Riri segera masuk ke dalam mobil menyusul Regos. Riri duduk di kursi depan samping supir, dia malas untuk duduk disamping Regos yang pasti nanti hanya tegang saja karena Regos orang yang sangat kaku menurut Riri.
Tidak lama kemudian mobil pun mulai berjalan membelah jalanan. Saat sudah sampai di kampung halaman Riri, semua orang yang melihat mobil mewah Regos pun tertegun kagum. Karena baru kali ini mereka melihat mobil mewah masuk ke dalam kampung mereka.
"Benar ini kan rumah anda nona?" tanya supir memastikan.
"Iya pak, ini rumah saya" Riri segera turun dari mobil menyusul supir untuk membantu mengeluarkan kopernya. Regos pun juga serta turun dari mobil, dia turun dari mobil sambil melepaskan kaca matanya.
Saat Regos keluar dari mobil warga yang memperhatikan tadi menjadi semakin heboh. Ternyata yang keluar dari mobil mewah itu adalah Riri dan serta membawa seorang laki-laki membuat semua warga menjadi penasaran. Dengan siapa yang dibawa Riri pulang.
Riri tidak memperdulikan para warga yang berkumpul memandangnya dan Regos. Dia segera masuk ke pekarangan rumahnya, Regos pun mengikuti di belakang.
"Ini rumah perasaan sepi banget, biasanya pintu depan enggak pernah di tutup seperti ini."
Riri segera mengetuk pintu memanggil ibunya. Berkali-kali mengetuk pintu tidak ada jawaban sama sekali dari ibunya.
"Kemana ini orang tuamu? benar ini rumahmu kan?" Regos sudah tidak sabar lagi menunggu sang tuan rumah membukakan pintu, badannya sudah gerah terlalu banyak tertepa sinar matahari.
"Sabar tuan, ini benar rumah saya tapi saya enggak tahu dimana ibu saya saat ini."
"Kalau gitu buka saja pintunya badan saya sudah sangat gerah sekali, apa kamu tidak melihat badan saya sudah merah karena terlalu banyak sinar matahari mengenai kulit saya."
"Masalahnya saya tidak punya kuncinya tuan kalau saya punya sudah dari tadi saya membuka pintunya tidak perlu anda suruh" ucap Riri sewot.
"Kalau pintu rumah kamu ini tidak kunjung dibuka saya akan kembali lagi ke hotel" Regos bersedekap dada sambil menyenderkan tubuhnya di tembok rumah Riri.
Riri kembali lagi terus berusaha mengetuk pintu rumah ibunya tapi tetap sama tidak ada sahutan. Riri pun akhirnya menyerah juga, saat dia akan bicara dengan Regos menyuruhnya untuk kembali ke hotel ibunya malah datang dengan langkah santai menghampiri mereka.