MY FLOWER

Jack masih terus melemparkan rayuan mautnya pada Flow. Flow yang cuek terkesan datar menanggapi rayuan gombal Jack.

Flow memang gadis yang cantik. Meskipun dengan penampilan yang jauh dari kesan anggun, tapi wajah cantiknya tidak bisa diabaikan. Flow mempunyai warna mata abu-abu agak kehijauan, hidung yang mancung, dan rahang yang tegas serta ramping.

Rambutnya yang selalu diikat acak-acakan membuat kecantikannya terlihat natural. Baju kaos, kemeja, serta celana belel membuat dirinya terlihat seperti penyanyi rapper, seperti yang dikatakan bibi Cathy.

"Oiya, Jev... aku dengar kau akan bertunangan dengan Jennifer... aku tidak percaya kau akan melakukannya," tanya Zain.

"Hmmm... mommyku sudah memutuskannya... lagi pula ini hanya untuk kesepakatan bisnis... aku hanya mengikuti alur seperti kata Jack tadi," jawab Jev santai dan sedikit tersenyum.

"Banyak yang mengantri untuk menjadi istrimu, Jev... mengapa kau tidak memilihnya satu... mengapa harus Jennifer... kau tahu kan aku tidak menyukai dia... dia rivalku?" ucap Lisa dengan wajah tidak senang.

"Tenang saja... aku tidak akan pernah membawanya kesini," jawab Jev santai.

Flow hanya menjadi pendengar setia dalam obrolan para Bos konglomerat ini. Di otaknya hanya merasa kasihan dengan kehidupan para Bos-bos ini yang sepertinya tidak bisa menjalani kehidupan mereka dengan bebas.

"Ya... kurasa perkataan Lisa ada benarnya, Jev... kau bisa memilih wanita manapun yang kausukai... dan aunty Anna pasti setuju dengan siapapun pilihanmu," ujar Shane menanggapi.

"Apa kau masih menunggunya, Jev?" tanya Zian.

"Nonsense... itu tidak mungkin... aku hanya malas menjalin hubungan kembali yang melibatkan perasaan, Jennifer menerima hal itu... itu membuat semuanya lebih mudah," jawab Jev.

"Ya Tuhan... bersyukurlah aku sudah menemukanmu, Shane... aku akan menikah dengan orang yang kucintai," ucap Lisa gamblang dan kemudian memeluk Shane.

Mereka yang sudah terbiasa melihat pemandangan romantis itu bersikap datar-datar saja.

Tak terasa waktu sudah menjelang jam 11 malam. Akhirnya Flow menyelesaikan pekerjaannya di Cafe. Shane dan para sahabatnya sudah pulang. Shane menyuruh Flow untuk sementara tidur di mess cafe karena malam sudah terlalu larut. Tapi Flow akhirnya memutuskan untuk pulang ke kosnya.

Flow pulang dengan menggunakan bus. Dia secepat mungkin berjalan ke arah halte bus karena takut tertinggal bus terakhir.

Flow merasa diikuti oleh seseorang ketika berjalan menuju halte. Flow setengah berlari karena dia merasa orang yang mengikutinya semakin dekat.

Lalu tiba-tiba ada seseorang yang mencengkeram tangan Flow dari belakang. Flow otomatis memukul orang yang memegang tangannya.

Tetapi orang itu menangkis kepalan tangan Flow.

"Akhirnya kita menemukan nona muda," ucap orang asing itu.

"Siapa kalian? Perampok?" ucap Flow dengan suara bergetar.

"Ayahmu menyuruh kami membawamu pulang, Nona. Menurut lah, karena kami diperintahkan untuk berbuat kasar padamu jika kau memberontak," ucap orang asing itu.

"Cuih... aku tidak akan kembali pada pria tua licik itu, dia tidak akan bisa mengambil uangku... kalian sudah ditipu olehnya... dia tidak akan memberikan kalian uang... hahahaha," jawab Flow dengan nada mengejek.

"Bos... kurasa kita tidak perlu berlama-lama negosiasi dengan gadis ini... kita bawa saja langsung," ucap salah satu anak buah orang asing itu.

"Lepaskan aku," ucap Flow tegas.

"Never miss..." jawab orang itu.

Lalu Flow memukul pipi orang itu sampai berdarah.

"Shiiiitttt... kau... berani juga kau ya," kata mereka.

"Aku tidak takut pada kalian. Kalian pikir aku gadis yang lemah?" Flow mengejek. Dia berusaha bersikap biasa meskipun ada rasa takut di dalam dirinya.

Dan itu membuat dua orang asing itu naik pitam dan menyerang Flow.

Flow melawan pukulan-pukulan mereka dengan sekuat tenaga. Flow pernah ikut taekwondo ketika masih sekolah, jadi dia mengeluarkan semua jurus yang dia bisa untuk melawan kedua laki-laki asing tersebut.