NovelToon NovelToon
Bukan Pemuda Biasa

Bukan Pemuda Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: A. Al'Fatih PP

Ferdian Putra Pratama 19 Tahun yang di tinggal kan keluarganya untuk hidup sendiri sejak SMA. Dirinya menjalani kesulitan setiap hari, dan menjadi bahan ejekan oleh teman teman sekolahnya. Namun beruntung nya dirinya mendapatkan dua sahabat yang begitu baik pada dirinya sehingga dirinya bisa bertahan hingga lulus dari SMA.

Setelah Lulus dari SMA dirinya masuk ke satu kampus yang paling mewah di kotanya dengan mengandalkan beasiswa yang dia dapatkan. Namun siapa sangka jika di kampus ini lagi lagi dirinya bertemu teman yang selalu membully dirinya di SMA, namun semua nya terungkap disini siapa dirinya sebenernya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A. Al'Fatih PP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

B4

*** Ferdian & 2 Sahabat ***

"Arrrggggghhhhh" Ferdian yang geram pun memukul pohon yang ada dihadapannya setelah sampai di taman yang tidak jauh dari keberadaan Fanesha untuk meluapkan emosinya yang sejak tadi sudah memuncak karena ucapan Luky dan Jessy mengenai keluarganya.

"Sudah cukup Ferdian." ucap Stefan yang langsung menahan tangan Ferdian yang akan memukul lagi ke pohon yang ada di hadapannya, dibantu oleh Diky yang menahan bahu Ferdian, karena bagaimanapun tenaga Ferdian sungguh kuat dan mereka pun tau itu. Jika yang menahan hanya Stefan kemungkinan akan sulit atau bahkan dia pun bisa sampai terdorong oleh Ferdian yang saat ini sedang benar-benar meluapkan dengan mengeluarkan seluruh tenaganya untuk memukul pohon itu.

"Sudah lah Ferdian jangan kau hiraukan ucapan ke 2 manusia itu, dan jika melihat kamu seperti ini hanya akan membuat mereka sangat senang karena telah berhasil membuat kamu emosi dan melukai dirimu sendiri" Ucap Stefan lagi setelah berhasil mencegah Ferdian untuk melukai dirinya dengan meninju pohon yang ada depan mereka.

"Stefan, Diky apakah salah jika keluarga ku pergi meninggalkan ku demi untuk melunasi hutang mereka kepada orang lain? Apakah itu membuat kalian rugi dan mengolok-ngolok diriku ini seperti anak yang benar-benar di buang oleh keluarga? Walaupun nyatanya aku masih berkabar dengan mereka hanya saja mereka tidak mau memberitahu keberadaan mereka karena takut aku akan menyusul mereka dan ikut membantu untuk melunasi hutang mereka kepada orang lain? Seperti yang di lakukan kakak ku Fristi" Jelas Ferdian dan kemudian duduk terkulai lemah setelah meluapkan emosi nya tadi.

"tidak tidak ada yang salah Fer dengan semua itu dan tidak juga merugikan mereka, memang mereka saja yang mempunyai hobi mem bully karena merasa keluarga mereka adalah keluarga kaya yang tidak akan pernah bisa di tandingi oleh orang seperti mu menurut mereka" jelas Stefan yang prihatin dengan Sahabatnya ini yang sejak dia kenal di SMA selalu jadi bahan ejekan 1 sekolah, entah 1 angkatan kakak kelas bahkan adik kelas pun tidak segan untuk ikut mengejeknya.

"benar yang dikatakan oleh Stefan Fer, sudah sekarang lebih baik kamu fokus untuk menuntaskan sekolah agar bisa cepat membantu keluarga mu nantinya, dan tenang saja kamu masih memiliki kami sahabat yang selalu akan membantumu jika kamu membutuhkan bantuan kami, walaupun kamu tidak pernah mau dibantu walaupun kami sudah menawarkan bantuan" Ungkap Diky.

"benar yang kalian katakan, sekarang aku akan bersikap seperti dahulu sama seperti waktu SMA, dan fokus untuk cepat lulus. .Dan untuk bantuan kalian aku bukan tidak mau di bantu tapi pesan dari ibu ku sebelum mereka pindah mereka ingin aku berusaha sendiri dan tidak boleh menyusahkan orang lain" jelas Ferdian

"HEY FERDIAN JADI SELAMA INI KAMU MENGANGGAP KAMI ORANG LAIN MAKANYA KAMU TIDAK MAU MEMINTA BANTUAN KAMI?" ucap Stefan kesal setelah mendengar ucapan Ferdian.

"BAIKLAH JIKA KAMU MASIH MENGANGGAP KAMI ORANG LAIN MULAI SAAT INI LEBIH BAIK KAMI TIDAK PERLU LAGI BERSAHABAT DENGAN MU LAGI" sambung Diky yang ikut kesal dengan alasan Ferdian.

"ahh... Ini ini...arggh... Bukan seperti itu maksudku, kalian tenang dulu dan dengarkan cerna baik-baik penjelasan ku tadi" Ferdian panik dan terkejut melihat ke 2 sahabatnya itu mulai marah dan akan segera pergi meninggalkannya, biar bagaimanapun dia hanya punya mereka sebagai sahabat jika mereka memutuskan hubungan dengannya, dia tidak akan tahu lagi jika ada sesuatu dia akan bercerita kepada siapa.

"tidak perlu, sudahlah kami lebih baik pergi, toh kami juga hanya orang lain dimatamu" jawab Stefan yang kemudian menarik Diky dan bersiap akan jalan pergi meninggalkan Ferdian. Ferdian yang melihat itu pun langsung berdiri dan langsung menarik bahu mereka agar mereka tidak pergi meninggalkannya.

"Baik lah aku minta maaf kepada kalian, mulai sekarang jika aku membutuhkan bantuan aku akan meminta bantuan kepada kalian berdua" pada akhirnya Ferdian pun pasrah karena gertakan ke 2 temannya itu.

"HAHAHA seperti itu dong itu lah ucapan yang kami tunggu sejak lama Fer. Lagi pula pesan Ibu mu tidak boleh menyusahkan orang lain sedangkan kami ini bukan orang lain kami ini sahabat atau bisa dibilang kita bertiga itu sudah seperti saudara" ucap Stefan

"Benar benar Fer" sambung Diky

"HAHAHA" ketiganya pun tertawa bersama.

Namun ketika sedang tertawa mereka pun mendadak berhenti karena melihat seorang wanita yang sedari awal mereka lihat menggunakan masker kini dia sedang membuka masker dan sedang menyantap makanan yang dia bawa. Mereka pun tersadar dan melihat sedikit lebih jelas dari balik poho ( mengintip ).

"Ternyata dia pantas saja namanya begitu familiar" gumam Stefan spontan karena terkejut setelah melihat wajah wanita itu ketika tidak ada lagi masker yang menutupi sebagian wajahnya.

"Hah memang dia siapa? Tapi benar-benar cantik, ini wanita pertama selain ibuku dan adikmu yang cantik yang pernah ku lihat, bahkan mungkin adikmu saja kalah cantik olehnya" Tanya Diky kepada Stefan yang sepertinya mengenal wanita itu.

"Sudah Pasti Adik ku kalah cantik dengannya karena dia adalah Nona Nomor 1 Fanesha" jawab Stefan.

"Wah akhirnya setelah sekian lama aku akhirnya bisa melihat Nona Nomor 1 Fanesha yang selama ini aku hanya bisa mengenal namanya saja tanpa bisa melihat wajahnya, bisa-bisa aku berpaling dari adik mu Stefan hehehe" sahut Diky dan meledek Stefan.

"Bagus lah jika kamu berpaling dari adik ku, biar kamu tidak sering main kerumah ku dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal" sahut Stefan.

"Jangan seperti itu dong calon kakak ipar, aku sangat mencintai adik mu itu, walaupun dia kalah cantik dari Nona Nomor 1, tapi tetap di hatiku hanya ada dia" Diky mulai merayu Stefan.

"Jaga ucapan mu Diky, siapa yang merestui kamu dengan adik ku, main panggil aku kakak ipar mu saja" Stefan mulai jengkel dengan Diky karena ucapannya itu.

Sedangkan Ferdian diam tidak bergerak karena dia benar-benar terpana dengan wajah cantiknya Fanesha.

"Hey Ferdian...." Panggil Stefan dan Diky berbarengan dengan suara pelan namun tepat di depan telinga Ferdian yang kanan juga kiri.

Ferdian yang mendengar sontak tersadar dan tanpa sadar mengucapkan "Benar-benar beruntung bisa melihat bidadari" lalu tersenyum pasta gigi di hadapan kedua sahabatnya. Namun tidak sampai 2 detik dia benar-benar tersadar atas ucapannya itu, dan membuat dirinya malu lalu menundukkan kepalanya.

"hmhmhm" Stefan dan Diky pun hanya bisa menahan tawa mendengar ucapan Ferdian.

"Sudah kita lanjut lihat dia saja, biasanya ada 2 orang temannya yang cantik juga pastinya Rebecca dan Renna" ucap Stefan dan terus memperhatikan Sekeliling mencari 2 orang yang dirinya maksud.

"wah itu pasti mereka, ternyata benar-benar mereka ini tidak ingin ada yang tahu bahwa mereka bertiga berkuliah di Kampus Pratama ini" Gumam Stefan lagi setelah melihat Rebecca dan Renna jalan mendekat ke arah Fanesha dengan menggunakan masker sama seperti Fanesha.

"Loh kenapa mereka juga menggunakan masker ya?" tanya Diky penasaran.

"Sepertinya mereka tidak ingin ada yang mengetahui jika mereka berkuliah disini, atau mungkin Fanesha sendiri yang tidak mau identitasnya terungkap, karena bisa menghebohkan seisi kampus Pratama ini, dan bisa-bisa para pengejarnya yang dari kampus lain bahkan bisa juga dari kota lain akan datang kesini untuk menemuinya" jawab Stefan.

"ohh seperti itu, memang susah ya menjadi Nona Nomor 1" sahut Diky sambil menganggukkan kepalanya.

...----------------...

Mohon maaf jika ada kata atau penulisan yang kurang baik atau salah kata, dan tolong berikan masukan yang membangun saya untuk jadi lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih.

Jangan lupa Like, Share, Gift, Comment, dan Follow ya, Terimakasih🙏

1
Muhamad Bardi
jadi ga sabar nunggu besok pengen lihat mukanya si repressionis pasti shock banget tuh dan tunggu pemecatan buat mu orang bodoh🤣🤣🤣
Tiar Bahtiar
lanjut tor
AL AZHAR SHARULLIDA BIN ABDULLAH SHARULLIDA
ceritanya bagus kreaftif banget dn jga seru sy Zack Dari Johor Malaysia sy sgt suka membaca semua novel di novel toon dn sy brharap penulisnya semangat untuk menulis crita in smpai tamat
Leni Dina
terlalu bertele",coba langsung aja,ini juga alurnya hampir sama kaya cerita novelnya yg lain
Ahmad Al'fatih Permana Putra: kalo langsung berarti langsung tamat dong ya? yaudah kakak cari yang langsung tamat aja ya kak, maaf kalo novel saya bertele-tele/Pray/
total 1 replies
REBECCA
lanjut thor
Muhamad Bardi
ditunggu kelanjutannya kak thor
Muhamad Bardi
vote sudah meluncur buat kak thor biar makin semangat up nya😁
Muhamad Bardi
pasti nanti teman"nya ferdian pada kaget kalau ferdian ternyata anak orang kaya no 1😁😁
Yayat Supriatna
bagus,sedikit berbeda dengan novel yg lain,ditunggu episode yg lainnya
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Muhamad Bardi
ceritanya keren👍👍👍
Muhamad Bardi
aq mampir dan lanjutkan Kak thor ceritanya seru dan bagus👍👍, semangaaat Kak thor💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!