NovelToon NovelToon
AKU BUKAN SIMPANAN

AKU BUKAN SIMPANAN

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest / Perjodohan
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Menikah adalah hal yang membahagiakan. Tapi tidak saat aku menikah. Menikah membawaku kedalam jurang kesakitan. Dilukai berkali-kali. Menyaksikan suamiku berganti pasangan setiap hari adalah hal yang lumrah untuk ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30

" Apakah, kau bersedia mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milik Riana?

Pertanyaan yang keluar dari mulut Ibu, memang sudah bisa Naina prediksi. Tapi, yang tidak ada di dalam prediksinya adalah rasa sakit saat mendengarnya. Sebenarnya, pernah terbesit dihatinya. Apakah sebenarnya, Naina bukan anak kandungnya? tapi kenyataan bahwa wajah mereka mirip, membuat hipotesa itu terbantahkan. Jadi, mengapa begitu nyata bedanya kasih sayang yang Ibu berikan untuk Naina dan Riana?

Naina mengepalkan tangannya kuat. Marah dan kecewa itulah yang dirasakan Naina. Begitu juga dengan Arsen. Dia menatap Ibu kesal. Bagaimana bisa, seorang Ibu begitu tidak berperasaan seperti itu? dan yang membuatnya lebih marah adalah, tindakan Ibunya Naina yang ikut campur dalan urusan rumah tangganya.

" Memang, apa yang aku ambil dari Riana? " Naina bertanya tapi tak sama sekali menatap lawan bicaranya.

Sebenarnya, sangat tidak nyaman mendengarnya. Tapi, Arsen ingin memberikan ruang bagi Naina untuk menumpahkan segala unek-unek pada Ibunya itu. Arsen hanya bisa memberi semangat melalui genggaman tangannya tak akan ia lepaskan.

Ibu menatap Naina sendu. Sungguh, dia juga merasa tak tega. Tapi, ia merasa ini adalah milik Riana. Semua harus kembali kepada pemilik aslinya kan? batin Ibu.

" Awalnya, Arsen adalah tunangan Riana kan?

Naina menenangkan dirinya dengan menarik nafas dan memejamkan matanya sesaat. " Lalu?

" Bersediakah kau melepaskan nak Arsen? dan biarkan Riana yang jadi istrinya.

Arsen menatap Ibu mertuanya dengan tatapan nanar. Sungguh, dia ingin sekali mencekik sampai mati Ibu mertuanya itu. Lagi-lagi, seseorang yang tidak penting mengatur hidupnya.

Selain dari kakek tua itu, aku tidak akan pernah menganggapnya. Sekalipun, adalah mertuaku. Aku menikahi anaknya. Bukan orang tuanya. Terserah apa yang kau katakan. Aku tetaplah suaminya Naina. Dan Naina, dia adalah milikku. Salahkan saja dirimu ya g memaksa Naina menikahi saat itu. Karena cinta, tidak memiliki ruang untuk kesalahan.

Naina tersenyum kelu menatap Ibunya yang juga menatapnya sendu. " Ibu, sepuluh atau sebelas tahun lalu, hingga beberapa saat lalu, aku selalu memberikan apapun yang aku miliki. Semuanya tanpa terkecuali. Tapi, Ibu tidak pernah puas. Ibu selalu meminta apapun bahkan saat Ibu tahu aku tidak memiliki apapun untuk diberikan kepada Riana. Kenapa?

Ibu terdiam sesaat. " Kita berhutang banyak pada Riana. Bukan masalah jika kita membalasnya kan?

Ibu menatap Naina dengan tatapan menuntut untuk di iyakan ucapannya.

" Kita? " Naina menatap Ibunya bingung.

" Iya. Wajar bagi kita, untuk membalas kebaikan dari keluarga Riana.

Naina tersenyum kelu. " Bukan kita, Ibu. Tapi akulah yang selalu di tuntut untuk membayar hutang kebahagiaan.

Ibu terdiam sembari meremas kain bajunya. Iya, dia sadar benar, jika selama ini, dia mengorbankan banyak hal milik Naina. Tapi, bukankah itu wajar?

" Naina, jangan memperpanjang masalah ini. Kabulkan saja. Ini adalah permintaan Ibu yang terakhir kali.

" Beberapa tahun lalu, Ibu juga mengatakan ini. Naina, berikan kepada Riana. Ibu janji, ini adalah permintaan Ibu yang terakhir kali. " Naina mengikuti ucapan Ibu beberapa tahun lalu, untuk mengingatkan Ibunya tentang janji yang bahkan tidak pernah ia coba untuk menepatinya.

" Itu, tidak bisakah kau mengerti? " Pinta Ibu dengan tatapan memohon.

" Tidak! aku tidak mau dan tidak akan pernah mengerti. " Ujar Naina.

" Naina! " Bentak Ibu yang sudah berada di ambang kesabaran.

Naina terdiam sembari menatap Ibunya yang kini membelalakkan matanya.

" Kenapa? kenapa Ibu selalu membentak ku? kenapa aku harus selalu mengalah? kenapa aku harus merelakan segalanya untuk Riana? kenapa aku harus di anak tirikan? apa Ibu pernah bertanya? Naina, apa kau baik-baik saja? Naina, apa yang kau inginkan? Naina, apa kau bahagia? pernah kah bu?

Ibu terdiam. Sejenak Ibu berpikir, tapi, bayangan beberapa tahun yang lalu, kembali menghantuinya.

" Kau pantas untuk itu, Naina.

Deg.....!

Naina yang biasanya tegar, kini tak bisa menahan air matanya yang lolos begitu saja.

" Begitu ya? aku pantas? pantas untuk diperlakukan tidak adil?. " Gumam Naina yang kini tertunduk.

" Bodoh! angkat kepalamu! aku tidak suka melihat mu menangis apalagi menunduk seperti itu. " Ucap Arsen lirih. Namun, masih jelas terdengar di telinganya Naina.

Ucapan Arsen seolah membangunkan kekuatan serta kesabarannya. Naina mengangkat kepalanya. Arsen, adalah orang pertama yang ia lihat. Naina tersenyum sembari mengeratkan genggaman tangannya.

Jangan khawatir. Aku, bukanlah orang yang hanya akan bisa menangis. Aku, tahu aku harus melakukan apa untuk kali ini.

" Jadi sebenarnya, apa yang Riana inginkan dariku? " Tanya Naina dengan wajah dinginnya.

Ibu mengepalkan tangannya. Dia mengumpulkan segenap keberanian untuk mengutarakan maksudnya. Biasanya, dia tidak akan ragu meminta apapun dari Naina. Tapi kali ini, seorang Arsen membuatnya gemetar dan ragu untuk berbicara. Bagaimana tidak? Arsen terus menatapnya tajam. Dia memang hanya seorang menantu. Tapi, dia adalah orang yang tidak bisa di singgung sedikit pun.

" Dia, " Ibu menatap ke arah Arsen.

" Dia, ingin kau mengembalikan Arsen padanya. " Ibu melengkapi ucapannya yang sempat ragu-ragu untuk mengatakannya.

" Mengembalikan? " Arsen menatap Ibu mertuanya dengan tatapan tajam dan alis yang berkerut seolah kata-kata Ibu mertuanya itu adalah hal yang sangat tidak masuk akal.

Ibu terdiam...

" Anda pikir, saya barang? " Hilang sudah kesabarannya. Sedari tadi dia hanya bisa menahan kesal karena mendengar langsung dari mulut istrinya. Betapa menderitanya istrinya itu. Dan sekarang, Ibu kandung dari istrinya ingin menambahkan luka lagi?

" Pada awalnya, kau dan Riana sudah bertunangan kan? " Bantah Ibu dengan nada lembut. Dia berharap, Arsen tidak akan berang dengan permintaannya itu.

" Iya. Dan kalian lah yang mengantarkan Naina ke pelaminan untuk bersanding denganku. " Arsen menimpali ucapan Ibunya Naina dengan berani.

" itu, karena Tuan besar yang memintanya. Kami terpaksa menurutinya. " Bantah Ibunya Naina. Masih dengan nada lembutnya.

" Kakekku, tidak akan pernah sembarangan memilih istri untukku. Baik dulu atau sekarang, aku tidak memiliki niat dengan anak sulung mu itu. Jika tidak dipaksa kakek, saat itu juga, aku tidak akan menerima pertunangan itu.

" Anak sulung ku adalah, Naina. Jangan salah menyebutkan posisi. " Sahut Ayah yang baru saja datang.

Kompak semua orang menoleh ke arah yang sama.

" Ayah? " Ucap Naina saat melihat Ayahnya datang. Wajahnya benar-benar kusut. Tubuhnya menyusut. Entahlah, perasaan sedih kini tiba-tiba tak bisa ia tahan.

Ayah mendekati Naina lalu meraih sebelah tangannya.

" Kau datang? bagaimana kabar mu? " Tanya Ayah sembari tersenyum.

" Aku baik, Ayah. " Ujar Naina sembari membalas senyum Ayah.

" Selamat malam, Presdir? " Sapa Ayah kepada Arsen.

" Selamat malam juga. Tidak perlu formal begitu. Panggil saja nama. Aku adalah menantu mu. " Ujar Arsen ramah. Padahal, Arsen paling tidak suka menanggapi pertanyaan-pertanyaam semacam itu.

" Baiklah, nak Arsen.

" Ayo kita makan malam bersama. " Ajak Ayah.

Naina mengangguk. Iya, inilah yang dia inginkan. Saat kembali ke rumah, dia ingin disambut oleh orang tuanya. Di tanyai kabar, atau hal lainnya seperti kebanyakan anak-anak lain. Dan kali ini, Naina benar-benar bahagia dengan perlakuan Ayah padanya. Bertolak belakang dengan Ibunya yang bahkan, memberinya minum pun tidak.

...................

Maaf kalau masih banyak typo.

1
Martiana Sitepu
Lumayan
Martiana Sitepu
Biasa
sherly
kau yg oon kau pula yg iri ..
sherly
malang betul nasib si Tomi, si arsen laki murahan nih entah brp banyak wanita yg Sdh kamu ajak tidur ....
sherly
ternyata nasib hidup Ar dan nai sama ya
sherly
hahahahaha emang mulutmu tu ya kagak pernah bisa ngomong bener
sherly
wah pacar ar di rebut Ama kakaknya
sherly
mantul nai, hempaskan ulet bulu
sherly
bukannya ini di atas tebing kejadiannya kok bisa ada videonya? apa ada cctv dibalik pohon di hutan itu? sapa juga yg iseng pasang cctv disana ya... oh dunia haluuuu
sherly
dr kecil sampai umur 22 kamu bertingkah laku pilih kasih seolah2 nai anak pungut... skrg minta maaf dgn mudahnya ngarep dimaafkan ... sorry yaaa
sherly
kenapa juga ngk di tuntaskan ceritanya Ar, gantung kayak jemuran di kost kostan hadew
sherly
wow arsen kamu keren deh...
sherly
keren banget naina, suka aku dgn karaktermu... mantulll
sherly
Naila beneran adik kurang ajar
sherly
patutlah si arsen ngk mau dicium bibirnya Ama jalang2 yg dipakainya... hrsnya naina bilang bibir dan burung perkututmu hanya untukku... biar dia setia menunggumu
sherly
ibumu tu makhluk planet, jd penasaran dgn masa lalu kalian kenapa hrs mengutamakan kebahagiaan Riana yg hanya ponakan
sherly
pukul kepalanya pakai batu bata biar agak bener tu otak mertuamu ar
sherly
smua milik nai kau bilang milik Riana lah trus si nai punya apa ..
sherly
nih juga ibu kandung rasa ibu tiri .. heran deh
sherly
Riana nih kirim ke luar angkasa aja Thor buat semak aja dianya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!