Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 17
Setelah melumpuhkan Raga kali ini Oliv akan mendapatkan penjelasan yang sangat ia inginkan. “Tapi, sebelum aku mengatakan semua ini.. Berjanjilah kalau Nona tidak akan mengejek Tuan Muda soal ini,” ujar Raga dengan sangat serius.
Oliv yang terlanjur penasaran mengangguk mantap saja, toh apapun ia tidak akan mengejek Keen soal itu. Karena Oliv juga takut dengan kemarahan Keen, ia tidak akan mengejek pria itu.
Melihat ekspresi wajah Oliv membuat Raga semakin yakin, ia pun akan mengatakan semuanya kepada Oliv. “Sebenarnya alasan terkuat Tuan Muda menculik dan bahkan menikahimu, Nona.. Karna kau lah satu-satunya wanita yang membuat Tuan merasakan gairah,” jelas Raga.
Oliv termenung sebentar, bukan karena terkejut melainkan mencerna setiap kata-kata yang keluar dari Raga. “Apa?!” Barulah Oliv terkejut karna sudah mengerti dengan apa maksud penjelasan Raga.
“Hanya kita berdua saja yang tahu, Nona.. Semua ini dirahasiakan oleh Tuan Muda, saya harap semoga Nona bisa diajak kerja sama untuk tetap merahasiakan ini,” ucap Raga dengan sangat serius. Kali ini Raga melanjutkan perjalanan membiarkan Oliv yang masih setia dengan keterkejutan.
Oliv tidak bodoh, ia tahu apa maksud dari semua itu. Itu berarti jika Keen menderita impoten, sepertinya Daddy Danu pernah menceritakan soal ini. Hanya saja Oliv tidak terlalu ingat siapa si penderita ini, memang ada penyakit seperti itu.
“Ck, ceritanya aku yang sial sendiri. Kenapa juga aku membuat burung tu orang tegang coba?” Oliv jadi merutuki dirinya sendiri.
Bukannya merasa beruntung tapi Oliv merasa seakan yang paling sial. Karna tidak mendapatkan kehidupan yang menderita serta menjadi tawanan dari pria impoten seperti ini.
~
Disisi lain Keen sedang berkutat dengan keyboard laptop, ia menutup pekerjaan begitu saja karena merasa sudah sangat jenuh. Sebenarnya Keen memikirkan tentang Oliv yang juga belum sampai, pria itu sudah sangat merindukan Oliv sekarang.
“Kenapa Raga lama sekali?” Keen menjadi kesal, tapi baru saja ia ingin menelpon Raga.. Suara pintu diketuk menghentikan kegiatannya.
Pintu terbuka terlihat Raga masuk bersama dengan wanita yang memakai masker dan juga kacamata hitam. Hal itu dilakukan murni karna rasa takut Keen saja kalau ada yang mengenal Oliv. Bisa saja bukan kalau Oliv di culik kembali oleh keluarganya kembali.
“Sayang..” Keen bangkit dari duduknya, ia langsung memeluk erat Oliv yang tidak membalas pelukannya sama sekali.
Oliv membuka masker dan juga kacamata hitam itu, melemparnya disofa dan jangan tanya ekspresi wajah Oliv sekarang. Tentu saja menahan kesal dan amarah dihati, karna ulah Raga.
“Nggak usah peluk-peluk!” Oliv mendorong tubuh Keen yang suka sekali memeluknya.
“Bukannya marah ya? Lalu apa ini, ninggalin aku sampai seminggukan? Tega banget tinggalin aku dirumah sebesar itu seorang diri..” Oliv terus mengomel pada Keen yang tersenyum saja mendengarnya.
“Maafkan aku, sayang. Aku pergi ke Amerika untuk menjenguk Ayah sakit, baru saja sampai pagi tadi.” Penjelasan Keen membuat Oliv terkejut.
Sungguh Oliv semakin merasa pernikahan ini tidak ada artinya. Orang tua Keen sama dengan mertua bagi Oliv, lalu bahkan sakit saja Keen tidak mengabari hal itu padanya. Malah pergi seorang diri, sebenarnya Keen menganggap Oliv apa.
“Aku istrimu bukan, Kak?” tanya Oliv dengan sangat serius, dengan cepat Keen mengangguk. “Kalau aku istrimu kenapa kau…” Oliv tidak melanjutkan ucapannya, ia sudah terlalu lelah dengan semuanya.
Seakan simpanan. “Kau selalu mengatakan kalau aku sangat indah jika harus dijadikan simpanan. Tapi, yang aku lihat sekarang.. Jika aku benar-benar simpananmu!” ucap Oliv dengan sangat ketus bahkan memukul dada Keen dengan sekuat tenaga.
Sebenarnya Keen sudah menduga jika hal seperti ini akan terjadi. Keen selalu mengatakan kalau pernikahan ini nyata, tapi tidak pernah menunjukkan Oliv pada semua orang.
“Maafkan aku, sayang. Aku ingin mengabarimu hanya saja disaat itu aku sedang kesal karna pil KB sialan itu,” ujar Keen.
Tangan Oliv yang terus memukul Keen tadi jadi terhenti, tergantikan dengan menatap Keen dengan sangat serius. “Nyatanya aku tidak bisa mendiamkan dirimu lama-lama, aku sangat rindu denganmu, sayang.” ucap Keen.
Oliv menunduk, ia bingung harus berkata apa. “Soal hamil kalau kau tidak ingin.. Katakan saja, kita bisa menundanya. Bukankah seperti itu?” tanya Keen atas idenya.
Seketika Oliv langsung melihat kearah Keen yang selalu saja menatapnya penuh damba. “Yaitu makannya aku beli pil KB, Kak.. Hanya itu satu-satunya cara untuk kita menunda bukan?”
“Tidak harus dengan cara itu, aku bisa membuang benihku diluar nanti..” jawab Keen akan pertanyaan Oliv tadi.
“Uhuk!” Tiba-tiba saja Raga terbatuk membuat Keen dan Oliv terkejut.
“Kenapa kau tidak juga pergi, Raga? Mau aku potong gajimu?” tanya Keen dengan nada penuh ancaman.
“Baiklah, Tuan.. Kalau kau membutuhkan sesuatu bisa hubungi saya,” Raga pamit balik tidak lupa mengunci pintu agar tidak mengganggu aktivitas yang mungkin saja terjadi sebentar lagi.
Oliv menatap intens Keen yang juga menatapnya, kalau boleh jujur sebenarnya Oliv sangat merindukan Keen. Tidak melihat Keen selama satu minggu benar-benar membuat rasa hampa timbul dihati Oliv.
“Kak, aku rindu..” Tanpa malu Oliv mengakui itu, ia langsung memeluk Keen dengan sangat erat.
“Waduh.. Udah main rindu-rindu, apakah sudah cinta?” Tanya Keen sembari mengelus punggung belakang Oliv dengan usapan lembut.
Oliv melera pelukan itu, ia harus mendongak untuk menatap wajah Keen yang sangat tampan itu. Terlihat hidung mancung dan rahang tegas itu sangat sempurna, itu yang sangat Oliv sukai dari bentuk wajah yang Keen miliki.
“Belum, aku belum mencintaimu,” Jawaban Oliv yang jujur itu membuat Keen tertawa kencang. Ia kembali memeluk Oliv dengan sangat erat, bahkan lebih erat lagi.
“Baiklah baiklah, kalau belum.. Aku masih sangat siap untuk menanyakan hal ini beberapa hari lagi,” ucap Keen sembari membawa tubuh mungil Oliv menuju gendongannya.
Sungguh bertemu dan memeluk Oliv membuat Keen lupa akan masalah yang ada. Pria itu hanya memikirkan Oliv saja, merindukan dan hanya ingin hidup bersama Oliv saja.
“Oliv, apa kau merindukan kedua orang tuamu?” tanya Keen disaat menggendong Oliv bagaikan bayi koala.