Dara, gadis yang baru berusia 19 tahun yang mempunyai ibu tiri yang sangat jahat, kini Dara yang baru saja tamat SMA di nikahkan oleh ibu tiri nya dengan pria asing yang tidak Dara kenal. Selama pernikahan nya suaminya tidak pernah mencintai nya, Dara malah sering mendapatkan siksaan dan hinaan dari mertua dan kakak ipar nya.
Dengan tiba-tiba Dara diceraikan oleh suaminya, lantaran tidak bisa memiliki anak atau mengatakan Dara wanita mandul oleh keluarga suami nya. Padahal usia pernikahan mereka baru seumur jagung, akhirnya Dara merasakan frustasi dan dia nekat memasuki sebuah bar.
Dibar Dara bertemu dengan pria misterius, dari sana lah Dara tak sengaja melakukan hubungan terlarang dengan pria itu. Saat ini lah kehidupan Dara berubah menjadi 180 derajat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Dara yang baru saja tersadar buru-buru mencari si kembar, seketika Dara tercengang melihat Carlos yang menggambar, Carlos yang sedang fokus itu bahkan wajah nya yang super imut yang sudah penuh dengan tinta warna.
Dara duduk di hadapan Carlos yang masih asik dengan gambar nya dan Caitlin yg melihat mommy nya duduk dia segera mengambil sesuatu dengan senyuman di wajah nya.
"Mom?" cengir Caitlin buru-buru mengambil hasil gambar nya dan memperlihatkan nya pada Dara.
"Bagaimana mom? Ket bica jadi desainel telkenal kan??" tanya Caitlin dengan semangat sampai menghentak-hentakkan kaki nya senang.
Bunda Maria pun ikut duduk disamping Dara dan berdecak kagum melihat gambar baju anak-anak yang di gores asal oleh tangan mungil Caitlin namun terlihat mahir bagi Maria.
"Mereka memang anak-anak mu sayang." puji Bunda Maria menepuk pelan bahu Dara.
Dara mengambil gambar baju Caitlin yg begitu indah, benar-benar karya yang bagus dan Ia yakin semua akan tenar nanti di pasaran saat model gaun ini di jahit.
"Bagaimana jika Mommy yang buat gaun ini sayang?" tanya Dara membuat bola mata Caitlin melebar seketika tapi tiba-tiba Ia bertepuk tangan.
"Mommy mau mempelkeljakan Ket??" tanya Caitlin berbinar-binar.
Dara mengangguk yang membuat Caitlin bersorak gembira, seketika Caitlin mencebikkan bibir nya saat Carlos berdecak sebal dengan wajah imut nya yang penuh warna itu. Carlos mengangkat hasil gambar nya dan memunggungi mereka hingga Bunda Maria menepuk kening nya dengan kelakuan si sulung kecil nan angkuh itu.
Dara tersenyum lembut, dia mengelus kepala Carlos yang seolah masih asik dengan gambaran nya, desain interior karya Carlos sungguh memikat dan mustahil di kuasai bagi anak seusia Carlos.
"Dari mana kalian belajar sayang?" tanya Dara hati-hati.
"belajal sendili lah mom, kami hanya cecekali melihat gambal-gambal Mommy. Awal nya gambal kami memang jelek tapi kami nggak menyelah belajal telus sambil belajal lewat intelnet jadi mahil deh." jawab Caitlin dengan ceria dan bangga.
Dara menoleh ke Bunda Maria yang tercengang heran, percuma juga Dara melarang anak nya membeli Mansion itu, karna semua sudah terjadi sedangkan Dara hanya perlu menyesuaikan dan menurut saja.
"Sini peluk Mommy sayang." ucap Dara melebarkan tangan nya dan Caitlin seketika berhamburan memeluk Dara.
Dara mencium sayang puncak kepala Caitlin yang cekikikan dipelukan Mommy nya, "mommy harap ngga ada yang tahu kepintaran kalian ini ya sayang dan Mommy mohon dengan sangat-sangat nak..! Jangan terlalu berlebihan, kalian itu butuh waktu bermain bukan mencari uang." pinta Dara dengan mata berkaca-kaca dia terharu mempunyai anak yang begitu pintar seperti Carlos dan Caitlin.
Dara tidak tahu harus bangga atau sedih dengan tingkah kedua anak nya ini tapi yang jelas Dara tak ingin dunia tahu kepintaran kedua anak nya, biarlah mereka melakukan apa yang mereka inginkan namun diselingi dengan bermain karna umur mereka yang masih terbilang masih begitu kecil.
"Bukankah Mommy cayang cama kami? Kami uga cayang cama Mom, mommy celalu belkelja ciang-malam. Kata kak Callos Mommy bekelja demi kami, jadi kami akan balas jaca cayang mommy sepelti yang mommy lakukan." oceh Caitlin dengan menatap wajah sang mommy.
Dara menggelengkan kepala nya pelan, "Sayang dengarkan mommy, itu adalah tugas Mommy sayang, kalian hanya perlu bermain dan bertingkah lucu." ucap Dara memeluk kembali ke dua anak nya.
Bunda Maria merasa bangga memiliki cucu seperti si kembar, drama perdebatan mereka begitu panjang, namun Dara belum mau pindah, dia malah ingin memastikan semua ini apakah bisa dikembalikan lagi.
"Ngga mau..!" jawab si Kembar serentak dengan wajah merajuk kedua nya yang membuang muka ke kiri dan kanan, hingga membuat bunda Maria menahan tawa seketika padahal tadi dia terlihat serius.
Dara mulai gelagapan ketika si Kembar merajuk bahkan mengancam akan mogok makan biar mereka tidak jadi gemoy lagi, mereka mengatakan ingin rumah yang lebih besar maka nya mereka membeli rumah itu.
Alhasil malam itu juga Dara memeriksa Mansion itu sendiri, Ani yang bekerja di perumahan Elit itu terkejut ketika diajak bertemu Dara yang begitu cantik.
"Apa dia Adara yang terkenal itu?" Batin Ani menganga.
Dara sendiri tidak tahu apa yang Ani pikirkan, Ia hanya menghela nafas berulang kali dengan pasrah, sebab anak-anak nya menginginkan rumah yang lebih luas dan tak disangka mansion ini begitu megah.
Dara yang keras kepala tapi anak nya kalau ingin sesuatu juga akan lebih keras kepala lagi apalagi ancaman mereka tak mau makan, yg jelas membuat Dara begitu cemas karna sangat tahu si kembar serius pula dengan ucapan mereka.
"Maaf Nona? Surat perpindahan nama belum selesai saya buat, tapi masih dalam pembuatan, apa Nona ingin tempati Mansion ini segera?" tanya Ani dengan sopan.
Dara menghela nafas, "Menurut anda bagaimana Nona?" tanya Dara malah sopan ke Ani.
Ani terdiam sesaat, "Ehh? Tidak perlu terlalu formal dengan saya Nona, saya juga bawahan Tuan King."
Dara terkejut karna tahu siapa yang dimaksud Ani, "King? Tuan Muda Nicoles kan?" tanya Dara memastikan pikiran nya tak salah.
"Iya Nona, ini kawasan perumahan milik Tuan King, perumahan Elit The King." jawab Ani. Dara tersenyum kaku.
"Kamu mengenalku ya?" tanya Dara tak lagi berkata Formal.
Ani tersenyum, "Tentu saja, wajah cantik anda sedang diperbincangkan hangat di media sosial." Dara tak menanggapi hal itu membuat Ani terheran-heran, mengapa Dara tak menyombong?.
Wajah secantik itu sayang sekali tak menyombongkan diri, namun membuat Ani kagum seolah tahu kalau sosok Adara ini masih muda berbeda dengan Lovisa sudah berumur, tapi begitu angkuh sehingga suka semena-mena pada orang lain hanya karna telah menjadi orang nya dari keluarga Maverick.
Dara malah sibuk dengan pemikiran nya antara menempati mansion ini atau tidak. Setelah itu Dara memilih kembali ke rumah yang telah Dara sewa selama 2 tahun. Setelah tiba dirumah Dara melihat wajah Maria yang begitu lesu.
"Kenapa bunda?" tanya Dara melihat Bunda Maria kembali membawa piring makanan dengan wajah lesu.
"Mereka benar-benar nggak mau makan Nak, bagaimana ini?" keluh Bunda Maria dengan frustasi.
Dara mengambil piring makanan yang bunda Maria bawa lalu tersenyum lembut, "Bunda istirahatlah..? Biar Dara yang bicara sama mereka."
Bunda Maria mengangguk, "Kamu harus buat mereka makan Dara, mereka belum makan dari tadi siang." ucap Maria.
Dara mengangguk lalu melangkah pergi ke kamar Carlos dan Caitlin yang seperti mengurung diri di dalam kamar berdua, kalau mereka merajuk memang begitu kompak.
Tok.. Tok.. Tok..
"Sayang? Buka pintu nya nak! Mommy ingin bicara, bukankah kalian mau pindah?" ucap Dara.
Ceklek..!
mendengar itu dengan cepat pintu dibuka oleh kedua anak nya yang sedang merajuk itu. Dara pun menurunkan harga diri nya untuk kedua anak kembar nya yang mengancam tak mau makan, kedua nya begitu senang ketika Dara mau pindah ke Mansion itu, walau dengan syarat mereka tak akan mengungkapkan kejeniusan masing-masing.
Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan rakus kedua nya menyantap makanan dari piring yang Dara bawa, Dara menghela nafas mengelus kepala kedua anak kesayangan nya.
"Mommy macih lapal." rengek Caitlin.
"Mom buatkan nasi goreng bagaimana?" tanya Dara dan kedua nya serentak mengangguk walaupun Carlos terlihat datar, akan tapi mata nya tak berani menatap mata Adara seperti dia merasa malu dengan permintaan nya sendiri.
Dara gemas dengan tingkah Carlos, dia langsung menggandeng kedua tangan kecil anak kembar nya ke dapur dan memulai ritual memasak nya. Setelah memastikan kedua nya makan sampai kenyang, baru lah Dara bisa istirahat.
Dara menarik nafas dalam-dalam di tempat tidur kecil nya, "Sebenar nya bagaimana sosok gambaran Swondrak itu? Kenapa kepintaran anak-anak ku bisa begitu diluar nalar? Pembisnis? Apa dia seorang pembisnis juga?."batin Dara menerka-nerka sosok Swondrak.
\*
Bersambung................................
tp gak apa apa aku tetap menunggu dan mengikutinya kok.
semangat yaaaaaa😄💪