Kaina Syarifah Agatha. Gadis cantik yang cerdas. Mengetahui dirinya dijodohkan dengan pria pujaannya. Sam.
Samhadi Duardja Pratama. Pria yang diidolai Kai, begitu nama panggilan gadis itu. Sejak ia masih berusia sepuluh tahun.
Sayang. Begitu menikah. Berkali-kali gadis itu mendapat penghinaan dari Sam. Tapi, tak membuat gadis itu gentar mengejar cintanya.
Sam mengaku telah menikahi Trisya secara sirri. Walau gadis itu tak percaya sama sekali. Karena Trisya adalah model papan atas. Tidak mungkin memiliki affair dengan laki-laki yang telah beristri.
Kai menangis sejadi-jadinya. Hingga ia terkejut dan mendapati kenyataan, bahwa ia mendapat kesempatan kedua.
Gadis itu kembali pada masa ia baru mengenal Sam selama dua minggu, sebagai pria yang dijodohkan dengannya.
Untuk tidak lagi mengalami hal yang menyakiti dirinya. Gadis itu mulai berubah.
Bagaimana kisahnya? Apakah Kai mampu merubah takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERKELAHI
Hari ini Kai tengah membagikan kertas jurnal di meja utama para pemegang saham. Gadis itu akan mempresentasikan laporan tiap bulannya.
Kamera proyektor sudah siap, pendingin ruangan juga sudah bekerja dengan baik. Kai sudah bekerja keras selama.dua bulan ini. Tinggal satu bulan lagi, gadis itu akan selesai magang dan langsung melakukan sidang skripsi.
Setelah yakin semuanya sudah beres. Ia tinggal memanggil Sam, di ruangannya. Kaina sedikit heran karena sudah dua bulan ini ia tak lagi melihat kakak satu ibunya datang ke kantor Sam dan melakukan adegan ciuman hot di ruangan kantor pria itu.
"Apa Bang Sam mengubahnya jadi ke apartemen Kak Trisya?" terka gadis itu.
Kai memilih tak peduli, gadis itu kembali melangkah. Ia melihat Arsy tengah menyusun semua berkas dan membaginya dalam dua file.
"Nona, ini rekapan semua hasil pengolahan proyek di kota B. Di sana ada beberapa keluhan warga sekitar. Saya juga sudah mengirimkan foto kerusakan lingkungan di email anda, Nona!" lapor Arsy.
"Baik. Terima kasih," ujarnya lalu mengambil berkasnya.
Kai mengetuk pintu. Semenjak kejadian awal melihat Sam berciuman panas.dengan Trisya membuatnya sedikit trauma jika tidak mengetuk pintu. Rasa sakit itu masih ia rasakan sampai sekarang.
"Masuk!" titah Sam..
Sebenarnya pria itu juga merasa kurang nyaman dengan ketukan dari gadis yang kini sudah mengisi mimpinya. Kemarin ketika dinner party di perusahaan Luvinsky. Sam terus menahan cemburunya ketika Kai berdekatan dengan teman koleganya. Bahkan Tuan Luvinsky juga sepertinya gencar mendekati gadis itu.
Kai baru menjauh dari para pria tampan setelah mendapat tatapan tajam dari Umar, ayahnya. Sam, akhirnya bisa menguasai gadis itu setelah Kai mendapat tekanan dari ayahnya..
Gadis cantik itu masuk. Baju formal yang dipakai Kai kini merupakan pakaian terbaik dari perancang ternama. Rupanya selera gadis itu sudah naik kelas. Walau Sam mengakui apa pun yang Kai pakai semuanya bagus.
"Boss, rapat jurnal dua puluh menit lagi!" lapor Kai.
Sam mengangguk. Ia berdiri, kemejanya agak kusut. Kai langsung melakukan tugasnya. Merapikan pakaian atasannya, membenahi dasinya dan membantu Sam mengenakan jasnya.
Sam menatap raut cantik yang tengah merapikan jasnya. Bulu mata lentik gadis itu tak memakai maskara. Bibirnya hanya diberi pelembab. Ingin sekali pria itu menyambar bibir yang menjadi incarannya.
'Sabar Sam. Sabar, nanti kau akan kehilangan segalanya jika kau memaksanya sekarang!' peringat pria itu dalam hati.
"Mari, Boss!' ajak Kai membuyarkan lamunan Sam.
Keduanya berjalan kelual ruangan. Arsy selalu terpesona jika melihat sepasang manusia itu berjalan bersamaan. Mereka begitu serasi. Seakan-akan Tuhan menciptakan keduanya memang untuk disatukan.
"Satunya cantik, satunya ganteng. Kaya raya lagi dua-duanya. Memang Perfect!" gumam gadis berkacamata itu memuji.
Keduanya menaiki lift khusus. Jari Kai yang memindai lift itu agar terbuka. Lalu ia menekan tombol dua. Karena kali ini divisi pengembang perusahaan yang tengah menjalani berbagai proyek.
Keduanya masuk di iringi semua pemegang saham dan kepala divisi juga sekretarisnya berdiri. Iskandar sedang berada di lokasi proyek yang berjalan. Setelah laporan perkembangan ini selesai, keduanya baru ke lokasi bersama para pemegang saham.
Kepala divisi memulai laporannya. Pria berusia empat puluh tahun itu sudah bekerja selama ia mengikuti Sam. Sekretarisnya memberikan file tentang keuntungan dan beberapa halangan yang memang sedang di alami ketika mengerjakan proyek ini.
"Kami dapat laporan ada banyak keluhan warga dan berbagai kerusakan lingkungan yang sepertinya tidak bisa kita abaikan begitu saja!" seru Sam menginterupsi jalannya rapat.
"Itu benar, Tuan. Tetapi, semuanya bukan dari kami pelakunya. Kerusakan lingkungan hanya berkisar 0,3% saja, itu pun jika hujan deras dan mengakibatkan jalanan becek karena alat-alat berat yang masuk ke lokasi pembangunan. Selebihnya ulah warga sendiri. Untuk kebisingan. Kami sudah meredamnya semaksimal mungkin!" lapor pria bernama Rudi itu.
"Baik, kita akan ke lokasi proyek, untuk mengetahui seberapa besar masalah yang dikeluhkan oleh warga sekitar!" sahut salah satu pemegang saham memberi saran.
"Setuju, kita bisa menghentikan sementara rapat ini dan akan melanjutkan lagi setelah mengetahui semuanya," ujar Sam langsung menunda jalannya rapat.
Kini dirinya dan Kai menuju lokasi bersama delapan orang pemegang saham. Mereka mengendarai Jeep untuk ke lokasi. Menurut informasi, area lokasi cukup sulit jika dilewati mobil-mobil mewah. Selain jalannya yang terjal dan berbatu.
"Boss bisa naik motor?" tanya Kai.
"Bisa. Naik aja kan?" tanyanya lagi.
"Maksud saya mengendarai motor, Boss," ralat Kai sambil memutar mata malas.
Sam terkekeh. Kai cukup sadar jika Sam merubah perangai pada dirinya. Gadis itu cukup nyaman walau sekelebatan peristiwa sebelum ia tersadar dan merubah semuanya membuat ia kembali takut.
"Kita pergi pakai mobil proyek!" sahut Sam.
Kai menggeleng keras. Mobil bak terbuka berukuran besar itu isinya nanti pria semua.
"Kau duduk di sebelahku!" putus Sam tanpa mau diprotes.
Kai hanya bisa menghela napas. Tadi ia mencuri kunci sepeda motornya. Umar menggunakan mobil yang disupiri oleh Santo. Kai berhasil mengambil kunci motor yang disembunyikan ayahnya.
"Nona!" tiba-tiba ia dikejutkan oleh Ujo, supirnya.
"Astaghfirullah!" ucapnya kaget.
"Mang Ujo?"
"Non, saya di suruh Tuan untuk mengambil kunci motor," ucapnya langsung menadahkan tangan.
"Ih ... nggak mau!" tolak Kai marah.
"Tolong lah Nona. Jika, Anda tidak memberikannya, saya akan dipecat. Kasihan anak istri saya," pintanya memelas.
"Ih ...." Kai masih ingin menolak.
"Nona, saya mohon," Ujo memohon.
"Kai!" tegur Sam.
Kai memberi kunci motornya. Ujo semringah. Ancaman dipecat tidak akan terjadi.
"Kai, ayo!' titah Sam.
Gadis itu langsung menaiki mobil itu dengan sedikit melompat karena pijakan kaki yang cukup tinggi. Sam mengikutinya dan kini keduanya naik di jok belakang kemudi. Sam memepetnya. Kepala divisi berada di depan samping kemudi. Sedang dua orang kepala pengawas juga ikut duduk bersama dengan Sam.
Kendaraan mereka bergerak meninggalkan halaman parkir perusahaan. Butuh waktu tiga puluh menit untuk sampai di lokasi. Benar saja, jalanan terjal membuat Kai harus berpegangan erat pada Sam. Pria itu seakan melindungi Kai dari benturan-benturan kecil pada pintu mobil. Hati Kai menghangat seketika diperlakukan begitu manis oleh pria itu.
Sedang Sam. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Pria itu sangat yakin jika dirinya jatuh cinta dengan gadis yang dijodohkan dengannya itu. Tapi, perubahan Kai terhadapnya membuat pria itu kembali meragu akan perasaan sang gadis padanya.
Setelah melihat lokasi. Kai dapat menyimpulkan jika bukan warga yang menginginkan sesuatu pada proyek ini. Tetapi oknum kepala desa. Ia sengaja merusak jalanan dan pohon-pohon. Ia meminta uang pelicin.
"Kita bangun jalan dengan con blok!" sahut Sam langsung.
"Kita perbaiki kerusakan lima meter dari lokasi luar proyek. Selebihnya bukan tanggung jawab kita. Kuatkan sekuriti untuk mengawasi keadaan sekitar!" titahnya kemudian.
Kai mengangguk setuju begitu yang lainnya. Setelah memberikan beberapa instruksi kepada para pekerja, mereka kembali ke perusahaan. Kai dan Sam diantar dengan mobil proyek tetapi kini Iskandar juga ikut bersama mereka.
Setelah sampai di perusahaan. Sam dan Kai melanjutkan rapat yang tadi tertunda.
Tak terasa waktu pulang datang. Kai sudah selesai dengan semua pekerjaan, Ia pulang terlebih dahulu setelah memberikan hasil laporan terakhirnya pada pihak kampus.
Gadis itu kini berada di depan lobby ketika mendapat kabar jika Udjo terjebak macet karena ada kecelakaan beruntun. Kai memaki panjang pendek.
"Tuh, mau berapa lama aku nunggu?" protesnya entah pada siapa. "Coba Ayah tadi nggak pake nyuruh Mang Udjo ngambil motor!'
Sedang di rumah, Umar yang mendapat kabar jika Udjo terjebak macet parah ketika hendak menjemput nonanya. Pria itu langsung menyesal telah mengambil motor anak gadisnya.
"Maafkan Ayah, Nak," ujarnya menyesal.
Sedang di tempat lain. Kai tak berhenti mengumpat panjang pendek. Gadis itu harus menggunakan transportasi umum ke rumahnya. Ia pun akan menaiki taksi daring nanti.
Ketika hendak memesan taksi. Tiba-tiba, empat pria berbaju ala preman menggodanya.
"Halo cewek ... boleh dong icip-icip," selorohnya hingga membuat tiga temannya tergelak.
Kai acuh. Gadis itu meletakan ponsel di dalam tasnya. Taksi daring akan menjemputnya. Empat pria itu makin lancang ucapannya..
"Wih, keknya asik goyang bersama, nih. Abang kuat loh," ujarnya kurang ajar lalu terbahak.
"Diem aja si Neng. Gue sosor juga nih!" ancamnya.
Mengira hanya berbual. Kai tidak menghiraukan sama sekali ucapan kurang ajar dari para preman.
Karena tidak digubris. Salah satu di antaranya nekad menyentuh tangan Kai. Belum sampai tangan itu menjamah, Kai menangkapnya.
"Widih, gercep aja dia, udah nggak sabar ya, Neng?" selorohnya lagi.
Belum lagi pria itu tertawa. Tiba-tiba, Kai memutar tangan itu hingga berbunyi.
Krek!
"Aarrghh!" pria itu kesakitan.
Melihat temannya mendapat perlawanan dari korbannya. Ketiga pria lainnya marah dan menyerang Kai. Banyak orang menghindari perkelahian tak imbang itu. Bahkan diantaranya malah ada yang menonton dan mengabadikannya di kamera ponselnya.
Bag! Bug!
Kai yang memang seorang master Aikido z tentu dengan mudah mematahkan semua perlawanan para preman. Hingga salah satunya mengambil senjata bilah besi.
"Kali ini, kau akan kalah, ******!" hina preman tak tahu diri itu.
Set! Bug!
Kai menangkis ringan ayunan tongkat besi itu. Tidak ada wajah kesakitan dari gadis itu. Walau kini tangannya mulai memerah. Perkelahian tak imbang kini makin tak imbang.
Kai menggunakan tangan kosong sedangkan lawannya kini memegang senjata. Kai mulai terdesak. Beberapa pukulan tongkat besi itu mengenai beberapa bagian tubuhnya. Hingga tongkat itu berpindah tangan, sekarang benda itu berada di tangannya.
Tiga orang lainnya mengeluarkan senjata tajam. Perkelahian tak imbang kembali terjadi hingga tiba-tiba datang bantuan dari dua orang pria yang Kai kenali.
bersambung.
wah ... siapa tuh.
next?