My Sexy Little Wife

"Tidak! Aku tidak butuh belajar biologi. Aku lebih tertarik dengan kimia dan mempelajari rumus nuklir."

Sekuat tenaga Naomi mendorong dada Adrian, namun pria itu tak bergeser sedikit pun dari posisinya. Tubuh besarnya mengunci Naomi hingga tak memiliki celah untuk lepas.

"Tapi aku hanya bisa mengajarimu biologi, karena bahan dan alatnya sudah tersedia di tubuhku."

Semakin merah saja wajah Naomi karena ucapan frontal suaminya itu.

"Menjauh dariku! Apa Anda tidak tahu kalau memaksa seseorang itu tindakan melanggar hukum?" teriak Naomi. Kali ini tak lagi mendorong dada Adrian. Tetapi memukulnya sekuat tenaga. Namun, tentu saja serangan Naomi tak begitu berarti bagi Adrian.

"Kamu merasa dipaksa?" tanya Adrian diikuti anggukan cepat oleh Naomi.

Tiba-tiba raut wajah Adrian berubah. Ia menggeser tubuhnya dan melepas Naomi. Kemudian berbaring membelakanginya.

"Baiklah, kalau begitu besok aku akan mengembalikanmu pada Madam Leova. Dengan begitu kamu tidak akan dipaksa lagi olehku."

Jeduar!

Sepertinya Adrian tahu betul apa yang menjadi titik kelemahan Naomi. Nama yang baru saja disebut Adrian seperti sebuah senjata ampuh. Terbukti, dalam hitungan detik, ancaman Adrian sudah berhasil membuat nyali wanita itu menciut.

Naomi bergeser, memeluk Adrian dari belakang.

"Tadi kamu bilang terpaksa, kan?" ucap Adrian tanpa menoleh. Malah kini sudah menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

"Aku hanya bercanda, Tuan."

"Tapi aku sudah tidak mau. Ucapanmu barusan membuatku kehilangan selera."

Naomi sudah hampir kehilangan akal. Satu-satunya cara adalah merayu Adrian agar memaafkannya. Hey, bukankah itu sangat memalukan?

Tangan Naomi sudah mulai bergerak mengusap dada Adrian dengan sangat lembut.

"Aku tidak dipaksa. Bukankah tugas seorang istri memang adalah melayani suaminya?"

Akhirnya Adrian membalikkan tubuhnya dan mengurung Naomi dalam pelukan. Ia dapat melihat Naomi tersenyum, tetapi tetap tak dapat menyembunyikan perasaan sebenarnya. Dan untuk kesekian kali, Naomi harus merasakan buasnya Adrian melahap tubuhnya tanpa ampun.

"Awh! Kamu menggigitku?" ringis Adrian ketika merasakan nyeri. Naomi baru saja membenamkan gigitan di bahunya.

"Hehe, sakit kan, Tuan! Aku akan menggigitmu sebanyak yang kumau!" ucap Naomi dengan napas yang masih tersengal-sengal. Jangan lupakan keringat yang membasahi tubuhnya.

"Kamu berani melakukannya?"

Naomi tertawa kecil. "Anda tidak akan meminta Nona Rachel datang dan memotong gigiku, kan?"

Adrian terdiam memandangi Naomi. Dalam hitungan beberapa detik kemudian, sudah terdengar tawa lepas dari sana.

"Sekarang tolong lepaskan aku! Izinkan aku ke kamar mandi." Naomi memindahkan tangan Adrian yang masih melingkari tubuhnya.

Perlahan Adrian mulai mengendurkan pelukan. Dari bibirnya terukir senyum kala menatap Naomi yang berjalan terseok-seok menuju kamar mandi.

"Dia benar-benar tidak bermoral. Bukankah kita hanya menikah bohongan, lalu kenapa terus melakukannya?" gerutu Naomi menatap pantulan dirinya di kamar mandi.

Sampai kapan aku harus hidup seperti ini dan menjadi budak naf*sunya?

Naomi bersandar di dinding kamar mandi. Ia merasa hidupnya sangat menyedihkan.

....

Sementara di kamar, Adrian meraih ponsel milik Naomi yang ia letakkan di atas nakas. Memeriksa galeri foto dan juga sosial media.

Tidak ada yang mencurigakan. Hanya ada beberapa foto selfie baru. Naomi juga belum menggunakan sosial media di ponsel tersebut.

"Dia pasti kesal melihat nama yang kusimpan di sini." Adrian terkekeh.

Saat membuka daftar kontak, ia terpaku membaca satu nama yang disematkan Naomi untuknya. Rupanya nama 'My Se'xy husband' sudah diganti.

"Savage Husband?" gumam Adrian menipiskan bibirnya.

"Naomi Claire!!!"

.

.

.