NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:852
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

030 - The Trials (4)

Namun, Gray tidak langsung menyerang. Ia merasakan kekuatan baru di dalam dirinya, kekuatan yang belum pernah ia kendalikan sepenuhnya. Ia butuh waktu, butuh fokus, untuk mengarahkan kekuatan liar itu. Perlahan, ia mengangkat pedangnya, tangannya tidak lagi gemetar. Ia memusatkan seluruh konsentrasinya, berusaha untuk mengendalikan aliran kekuatan gelap yang membanjiri tubuhnya. Dalam kesunyian itu, hanya suara napas Gray yang terdengar berat, bercampur dengan desiran angin yang menerpa reruntuhan medan perang di sekitar mereka.

Di matanya, cahaya hitam pekat berkedip-kedip, mencerminkan kekuatan yang luar biasa di dalam dirinya. Tiba-tiba, suara—tidak, bukan suara, melainkan sebuah getaran—terasa di dalam jiwanya, sebuah pesan kuno yang berbisik, mengungkap rahasia kekuatan pedang dan kekuatan gelap yang bersemayam dalam dirinya. Gray menggigit bibirnya, menahan rasa sakit yang membahana, namun juga memahami akan potensi kekuatan luar biasa yang ada dalam genggamannya. Pertarungan yang sebenarnya baru saja dimulai.

Dengan raungan yang menggema di antara reruntuhan medan perang, Gray menyerang. Bukan serangan frontal seperti sebelumnya, melainkan serangkaian serangan cepat dan tepat, memanfaatkan kekuatan gelap yang kini ia kendalikan dengan lebih baik. Pedang misterius menari-nari di tangannya, meninggalkan jejak cahaya hitam pekat yang memotong udara. Setiap serangannya mengenai baju besi itu, menimbulkan percikan api dan dentuman keras yang mengguncang tanah. Sosok berbaju besi itu, meskipun terluka—beberapa retakan mulai tampak pada baju besinya—masih berdiri tegak, menangkis setiap serangan dengan kekuatan yang luar biasa.

Pertempuran itu sungguh epik. Gerakan mereka begitu cepat, sehingga mata hampir kesulitan mengikuti. Pedang-pedang beradu dengan suara menggelegar, menciptakan kilatan cahaya yang menyilaukan di antara bayangan reruntuhan. Gray bermanufer dengan lincah, memanfaatkan kecepatan dan kelincahannya yang alami, sementara sosok berbaju besi itu mengandalkan kekuatan brutal dan pertahanan yang kokoh. Serangan-serangan Gray, meskipun tepat dan kuat, hanya mampu melukai, tidak mampu mengakhiri pertarungan.

Ia merasakan kelelahan mulai menghampiri, namun semangat juangnya tetap membara. Kekuatan gelap di dalam dirinya semakin mereda, menunjukkan batas kemampuannya. Di tengah pertarungan yang sengit itu, sosok berbaju besi itu mengeluarkan suara, sebuah tawa rendah dan dalam yang menggema di antara serangan-serangan mereka.

"Kau cukup kuat, bocah,"

Suara itu terdengar, penuh dengan kekaguman yang tak terduga.

"Namun, kekuatanmu masih belum cukup untuk mengalahkanku."

Suaranya mengandung sebuah janji akan tantangan yang lebih besar lagi.

Lalu, dengan gerakan yang tak terduga, sosok berbaju besi itu menghilang, menghilang begitu saja, meninggalkan Gray berdiri sendiri di antara reruntuhan, lelah, terluka, namun juga dipenuhi dengan tekad yang semakin kuat. Pertarungan belum berakhir.

Tawa Gray menggema di antara reruntuhan, tawa yang nyaring dan tak terkendali, menggetarkan udara yang dingin dan berdebu. Senyumnya, lebar dan bengkok, tampak mengerikan, jauh dari senyum anak laki-laki berusia delapan tahun. Mata hitamnya, yang biasanya berbinar penuh semangat, kini menyala dengan cahaya aneh, penuh kegilaan yang mengkhawatirkan. Ia menyadari perubahan dalam dirinya, perubahan yang mengerikan namun juga memberdayakan. Kekuatan gelap yang mengalir dalam dirinya, kekuatan yang dulu ia kendalikan dengan susah payah, kini menguasainya, menenggelamkannya dalam pusaran energi yang tak terkendali. Rasa kewarasannya perlahan sirna, tergantikan oleh kekuatan yang luar biasa.

Sosok berbaju besi hitam itu, yang sebelumnya tampak acuh tak acuh, kini tampak terusik. Aura yang mengelilinginya meningkat secara drastis, berdenyut dengan energi yang gelap dan menakutkan, menyaingi kekuatan liar yang memancar dari Gray. Baju besi hitamnya berkilauan, seolah-olah menyerap cahaya yang tersisa di antara reruntuhan. Ia mengamati Gray dengan tatapan yang jauh lebih serius, menilai kekuatan yang baru saja meledak dari dalam tubuh anak laki-laki itu. Udara di sekitarnya menegang, berat dan dingin, dipenuhi oleh aura ancaman yang nyata.

Tanpa peringatan, sosok berbaju besi itu menyerang. Serangannya kali ini jauh lebih cepat dan lebih kuat daripada sebelumnya. Gerakannya begitu cepat sehingga hanya meninggalkan jejak kabur di udara. Pedang besarnya, memancarkan aura kegelapan yang sama dengan baju besinya, membelah udara dengan kecepatan luar biasa, menuju jantung Gray. Namun, Gray, dalam keadaan setengah gila, mampu mengantisipasi serangan itu. Kekuatan gelap yang menguasainya memberikannya reflek dan kecepatan yang luar biasa. Ia menghindari serangan itu hanya dengan rambutnya yang terlepas dari kepalanya, dan dengan tawa yang masih terngiang-ngiang, ia melakukan serangan balasan yang lebih brutal.

Bukan lagi gerakan yang terukur dan terlatih, tetapi serangan liar yang penuh dengan energi gelap yang tak terkendali. Pedang misterius di tangannya bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, meninggalkan jejak bayangan yang membingungkan. Setiap serangannya mengandung kekuatan yang mampu menghancurkan batu. Sosok berbaju besi itu harus berjuang keras untuk menangkis serangan-serangan liar itu, baju besinya yang kokoh pun mulai retak dan pecah di beberapa tempat. Pertarungan berubah menjadi pertarungan yang kacau dan mengerikan, pertarungan antara kekuatan gelap yang tak terkendali dan kekuatan gelap yang terkendali dengan baik. Hasilnya masih belum jelas, namun satu hal yang pasti, Gray, dalam keadaan setengah gila ini, menjadi jauh lebih berbahaya daripada sebelumnya. Pertempuran berlanjut, bayangan dan cahaya saling beradu di antara reruntuhan medan perang yang sunyi, diiringi tawa gila Gray yang menggetarkan jiwa.

Pertempuran mencapai puncaknya. Serangan-serangan liar Gray, didorong oleh kekuatan gelap yang hampir sepenuhnya menguasainya, menghantam baju besi hitam itu tanpa henti. Sosok berbaju besi itu, meskipun kekuatannya luar biasa, mulai kewalahan. Retakan-retakan besar menghiasi baju besinya, dan beberapa bagiannya bahkan mulai hancur. Ia terhuyung-huyung, mempertahankan diri dengan susah payah. Namun, di tengah serangan yang brutal itu, Gray tiba-tiba berhenti. Gerakannya yang liar terhenti, pedang misteriusnya terayun lemah di udara.

Hening. Hanya suara napas Gray yang berat dan terengah-engah memecah kesunyian sesaat itu. Kemudian, dengan suara yang terdengar jauh lebih tenang—hampir bisikan—dibandingkan dengan tawa gilanya beberapa saat lalu, ia berkata,

"Sekarang, Serlina."

Serlina, yang hingga saat ini hanya mengamati pertarungan dari kejauhan, yang terabaikan karena menghilang. Seketika itu juga, bergerak. Sosok berbaju besi hitam itu, meskipun sedikit terkejut dengan perubahan mendadak ini, tetap waspada. Ia tahu bahwa hening sesaat ini mungkin hanya jebakan. Kekuatan gelap yang ada padanya membuatnya peka terhadap bahaya.

Ia memfokuskan seluruh perhatiannya, menunggu serangan berikutnya. Namun, bukan serangan fisik yang datang. Sebaliknya, Serlina muncul kembali di belakang sosok berbaju besi itu, dalam sebuah gerakan yang begitu cepat dan tepat sehingga hampir tak terlihat. Ia menggunakan pisau kecil yang diberikan Gray sebelumnya, sebuah pisau yang tampak sederhana namun memancarkan aura misterius. Dengan gerakan yang terlatih dan mematikan, ia menusukkan pisau itu tepat ke salah satu celah di baju besi, celah yang terbuka karena serangan Gray sebelumnya. Sebuah teriakan—bukan tawa lagi, melainkan suara kesakitan—terdengar dari sosok berbaju besi itu. Pisau itu bukanlah senjata biasa.

Ia menembus pertahanan yang kokoh dengan mudah, menyentuh sesuatu di balik baju besi yang menyebabkan sosok itu merasakan kesakitan yang luar biasa. Gray, yang telah memulihkan sebagian kewarasannya, segera memanfaatkan kesempatan ini. Ia kembali menyerang dengan kekuatan yang terkendali, meskipun masih dipenuhi energi gelap yang kuat. Serangannya, dipadukan dengan serangan mendadak Serlina, akhirnya berhasil mengalahkan sosok berbaju besi hitam itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!