Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 13 - Keinginan Satu Sama Lain
Dilihatnya Jia dari bawah sampai atas, lalu berhenti di wajah.
Menatap lekat-lekat Wajah Jia yang semakin banyak ditumbuhi jerawat. Sebuah pemandangan yang membuat mata Alex pedih dan hati yang semakin kesal.
Setiap pagi dia disuguhi pemandangan buruk seperti ini.
"Apa kamu sedang datang bulan? jerawat mu itu banyak sekali yang tumbuh." ucap Alex, 5 tahun hidup bersama Jia membuat Alex cukup memahami istri buruk rupanya itu, jerawat yang makin banyak ketika Jia memasuki period nya.
Jia tidak menjawab dengan kata-kata, hanya mengangguk kecil.
"Apa begitu sulit bagimu untuk merawat diri?" tanya Alex sekali lagi, rasanya cukup geram untuk tidak membahas itu.
"Aku selalu memberimu uang kan? uang itu untuk apa?!" Suara Alex terdengar semakin tinggi.
Sementara Jia kesulitan untuk menjawab, karena semua uang itu akan diambil kembali oleh Sofia. Mengatakan jika itu untuk membantu biaya pendidikan Rayden kelak.
"Bukan hanya aku, siapa pun laki-lakinya tidak akan ada yang betah melihat wajah buruk rupa mu itu."
"Sudahlah sana pergi! melihatmu membuat hariku jadi buruk."
Jia hanya mampu menelan ludahnya kasar, lalu tanpa mengucapkan sepatah katapun, Jia segera meninggalkan ruangan itu.
Namun langkah kakinya kembali terhenti saat Alex memanggil namanya. Tangan kanan Jia urung untuk membuka pintu, dia kembali berbalik dan menatap Alex.
"Aku hanya ingin kamu berpikir satu hal, jangan hanya menilai semuanya dari sudut pandang mu sendiri. Di pernikahan ini bukan hanya kamu yang tersiksa, tapi aku juga," ucap Alex.
Jia diam terpaku.
Sejenak dia memang lupa akan hal itu, sesaat dia memang merasa hanya dia yang terluka.
Dia tidak pernah berpikir dari sudut pandang Alex.
"Aku punya kehidupan ku sendiri, namun hanya karena kecelakaan itu hidupku hancur, aku terpaksa harus menikahi kamu, wanita asing. Dipaksa berpisah dengan seseorang yang sangat aku cintai."
"Maafkan aku," jawab Jia lirih.
"Aku minta satu hal padamu, sebelum kamu pergi jelaskan pula pada Rayden jika dia nanti akan memiliki ibu sambung, Amora."
Jia membeku, bukan karena merasa sesak Alex akan menikah lagi, namun sedih ketika Rayden akan memiliki ibu pengganti. Ketakutan pun mulai mendatangi Jia, dia sangat takut Amora tidak bisa menerima Rayden dengan hati terbuka. Belum lagi nanti ketika Amora hamil, membuat Jia makin tenggelam dalam ketakutannya sendiri.
"Tidak bisakah Rayden ikut dengan ku saja?" pinta Jia, matanya mulai terasa panas, lahar bening itu nyaris tumpah.
"Jangan egois, kamu sangat tahu Mama akan menjaga Rayden dengan baik. Kamu belum tentu bisa mendidik Rayden seperti mama. Rayden sekarang menjadi anak yang pintar itu semua juga berkat mama, kamu tidak bisa melakukan apa-apa."
Jia terdiam.
"Urus lah dirimu sendiri, tidak perlu cemaskan Rayden."
Jia masih terdiam, sampai akhirnya dia memberanikan diri untuk meminta satu hal.
"Bolehkah aku meminta sesuatu?"
"Katakan."
"Aku akan mengatakan kepada Rayden tentang Amora, tapi setelah aku pergi, aku mohon jangan buat Rayden membenci ku," pinta Jia, saat mengatakan itu air matanya kembali tumpah.
Dia memang lemah, hatinya memang mudah sekali rapuh ketika membicarakan tentang Rayden.
Jia hanya perempuan lemah yang mencoba kuat. Dia bahkan dengan buru-buru menghapus air matanya sendiri.
"Baiklah, aku pastikan Rayden tidak akan membencimu."
"Terima kasih."
Setelah mengatakan itu, Jia benar-benar pergi meninggalkan ruang kerja suaminya.
Menghapus kering air mata yang bersisa di pelupuk mata.