Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Papi Rey
Sesampai dirumah Rey kembali membangunkan Ara yang memang tertidur pulas sejak tadi .
" Ara bangun " ucap Rey menggoyahkan tubuh gadis itu dengan pelan .
" Sudah sampai apartemen pacar kakak?" tanya Ara langsung duduk .
" Sudah sampai rumah " jawab Rey singkat lalu berjalan masuk kedalam rumahnya tanpa menunggu Ara .
" Lahhh" lesu Ara padahal dia penasaran sekali dengan apartemen pacar Rey tapi malah ketiduran .
..........
Malam harinya.
" Kak Rey tolong tarikan resleting" pinta Ara yang baru keluar ruang ganti setelah memakai dress nya .
" Mengapa memakai baju ini kan mau tidur " ucap Rey menatap Ara yang berdiri membelakangi nya yang duduk diatas ranjang.
" pakai ini juga enak kok buat tidur kan longgar" jawab Ara duduk ditepi ranjang agar Rey tidak perlu berdiri untuk membantunya .
Glukkk
Rey meneguk Saliva menatap punggung mulus Ara yang terlihat begitu lembut .
" Kak Rey cepat Aku akan mengerjakan tugas sekolah" ucap Ara lagi .
" I, Iya " kata Rey menaikkan resleting baju Ara dengan cepat .
" Terimakasih" ucap Ara berjalan menuju ranjangnya dan fokus belajar .
" Ara apa besok kamu sekolah?" tanya Rey mengalihkan tatapan nya dari laptop.
" Iya " jawab Ara singkat masih fokus membaca buku sambil mengerjakan soal .
2 jam berlalu Ara sudah menguap tapi tugasnya belum juga selesai .
" Kak Rey bantuin Aku " ucap Ara datang menghampiri Rey yang sudah berbaring santai sambil bermain ponselnya.
Rey melirik Ara yang berdiri membawa buku itu dengan senyum menahan tawa melihat kening gadis itu sampai berkerut setelah lama mengerjakan tugas sekolah.
" Aku lelah dan ingin istirahat" ucap Rey memperbaiki posisi bantalnya lalu menarik selimut tanpa peduli dengan Ara .
" Ihhhh, dasar pelit " teriak Ara yang begitu kesal menarik selimut Rey dan membuangnya kelantai lalu berjalan keluar membawa bukunya.
" Dia langsung pergi? " ucap Rey dengan lesu mengambil kembali selimut dilantai padahal dia sudah berekspektasi Ara akan memohon-mohon padanya tadi agar dibantu .
Ceklek.
" Masuk kekamar" ucapan tegas Rey begitu membuka pintu kamar malah melihat Ara duduk dilantai bersama 4 orang bodyguard yang membantu mengerjakan tugas nya .
" Ara kamu tidak mendengar " ucap Rey memangku kedua tangan menatap Ara yang sama sekali tak bergeming mendengar perintah nya terus saja meminta bodyguard itu menjelaskan padanya.
"Ara " ucap Rey menghampiri lalu memegang tangan gadis nakal itu agar berdiri dari duduk nya .
" Mmmh, nggak mau Kak Rey pelit mending minta bantuan sama mereka aja " ucap Ara menatap keempat bodyguard Rey yang ternyata pintar-pintar.
" Iya Aku bantuin sekarang masuk kamar , sudah malam masih saja duduk bersama pria " omel Rey menyeret tangan Ara agar cepat masuk kembali kedalam kamar .
" Lah emang kakak bukan pria " suara melengking Ara dengan begitu dongkol mengikuti Rey masuk kedalam kamar membawa bukunya.
" Aku suami Kamu " pernyataan valid Rey .
" Pacarnya nenek sihir " pernyataan Ara lagi ikut duduk diatas ranjang bersama Rey .
" Mana tugasnya?" tanya Rey yang dengan cepat Ara membuka kembali bukunya.
" Begini doang tidak bisa apakah Kamu tidak mendengarkan guru menerangkan pelajaran" Rey malah mengomeli gadis itu .
" Aku mendengarkan tapi guru matematika sialan itu yang dia ajarkan perkalian tapi soal yang keluar malah penjumlahan dan pembagian mana nyambung " jawab Ara apa adanya .
" Makanya jadi siswa itu jenius bukan cuma pintar " ucap Rey lalu mengajarkan pada Ara cara mengerjakan satu persatu soal nya hingga gadis itu paham .
" ooooh begitu" kata Ara menganggukkan kepalanya dapat mengerti dengan mudah cara yang diajarkan oleh Rey .
Setelah selesai Ara menyimpan semua bukunya " Terimakasih Papi Rey " kata Ara dengan senyum nakalnya.
" Ehhh, Bocil sialan Aku bukan Papi mu " komplen Rey tak suka sekali dengan panggilan Ara .
" Pokoknya mulai hari ini Aku akan memanggilmu Papi karena sangat cerewet seperti Papi ku , pemarah lagi " ucap Ara yang malah teringat kembaran Daddynya yang sebenarnya sangat penyayang namun cerewet seperti Rey .
" Tidak " tegas Rey .
" Mau tidak mau Aku akan tetap memanggil mu Papi " ucap Ara dengan keras kepala .
" Selamat malam Papi Rey " ucap Ara dengan suara menggodanya lalu berlari kencang dan meloncat keatas ranjang nya disudut ruangan sebelum di amuk oleh Rey .
" Astaga " batin Rey meremas selimut dengan pikiran liarnya, Sungguh panggilan Ara benar-benar terdengar hot ditelinga Rey .
..........
" Pulang jam berapa kamu?" tanya Rey yang tengah merapikan dasinya didepan cermin ruangan ganti pada Ara yang sudah hampir siap dengan seragam sekolah di pagi hari .
" Jam 3 Pi " jawab Ara yang sedang memilih ikat rambut di laci lemari .
" Ara jangan memanggil Aku Papi " komplen Rey merasa tegang dan aneh setiap kali Ara memanggilnya Papi .
" Aku pulang jam 3 Rey " jawab Ara ulang .
" Hehhh" suara Rey terdengar begitu keras diruangan kedap suara itu .
" Apaan sih di panggil Papi tidak boleh di panggil nama marah ?" ucap Ara dengan wajah polosnya.
" Apa salahnya dipanggil Papi lagian kakak memang tua 8 tahun dari ku " ucap Ara sambil memakai sepatunya.
" Jangan memanggil Papi bisa-bisa orang mengira kamu anak ku " ucap Rey menyebutkan alasan ambigu.
" Ya pas lah , kan ada nenek sihir sebagai Mami ku " jawab Ara dengan santai berdiri ke dekat Rey meminta di ikatkan rambut .
" Sudah SMA masih minta diikatkan rambut ?" ledek Rey menatap tanpa ekspresi rambut panjang Ara yang sampai sepinggang.
" Mau atau tidak ?" tanya Ara malas berdebat di pagi hari dengan Rey .
" Astaga Kamu berani bertanya begitu lupa kalau sedang minta tolong ?" ucap Rey cuek tapi walaupun begitu dia tetap mengambil sisir pertanda dia mau mengikatkan rambut Ara .
" Hehehe kalau Papi tidak mau Aku kan bisa minta tolong bodyguard" jawab Ara berdiri membelakangi Rey agar bisa segera mengikatkan rambutnya.
" Kenapa bodyguard bukankah ada pelayan wanita yang lebih ahli ?" tanya Rey dengan santai walaupun sebenarnya dia ingin tau alasan mengapa Ara lebih dekat dengan bodyguard nya dari pada pelayan selama ini .
" Aku lebih senang bersama bodyguard sedari kecil Pi" jawab Ara dengan jujur .
" Kenapa?" .
" Bodyguard itu sikap dan pembawaan nya keras tapi hati mereka lembut " kata Ara yang memang merasakan kasih sayang bodyguard penjaganya sedari kecil yang begitu tulus sampai sekarang.
" Mereka itu lembut dan baik karena digaji oleh Daddy mu bukan tulus sepenuhnya" senyum kecut Rey geleng kepala dengan pikiran Ara yang terlalu positif.
" Itulah sifat pelayan wanita , kalau bodyguard ku tidak tulus maka tidak ada yang akan mau mengikat rambutku karena itu bukanlah tugas mereka " kesimpulan singkat Ara yang cukup bermakna dalam .
" Iya juga sih " ucap Rey yang terlihat oleh Ara mengubah beberapa kali tatanan rambut Ara yang dibentuk sebelum akhirnya mengikat .
" Wahhh cantik banget gayanya " ucap Ara berputar-putar senang di depan cermin ruang ganti menatap gaya baru mengikatkan rambutnya.
" Papi pro banget pasti sering menguncir rambut " ucap Ara menatap Rey yang berdiri sambil bersandar ke meja ruang ganti .
" Tidak , Kamu wanita pertama yang Aku kuncirkan rambutnya" pernyataan valid Rey menatap dengan suka rambut Ara yang begitu tebal dan halus .