Seorang pria membangun perusahaannya dengan tujuan mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. Namun, semakin banyak uang yang dimilikinya, semakin tinggi kesombongannya. Pada akhirnya, kesombongannya menjadi kehancurannya. Ia dijatuhkan oleh perusahaan lain dan kehilangan segalanya.
Namun. Ia bereinkarnasi ke dunia kultivasi sebagai seorang Summoner, dengan kemampuan memanggil makhluk-makhluk luar biasa. Di dunia baru ini, ia didampingi oleh seorang Dewi yang setia di sisinya.
Sekarang, dengan segala kekuatan dan kesempatan yang dimilikinya, apa yang akan menjadi tujuannya? Apakah ia akan kembali mengejar kekayaan, mencari kedamaian, atau menebus kesalahan dari kehidupan sebelumnya?
Up suka-suka Author!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lan Ling'er
Aku kembali ke kamarku lalu meletakkan gadis itu di pojok.
"Hei, Yun Yun, apa kau masih marah?"
Tiada jawaban. Kurasa itu artinya dia masih marah. Aku benar-benar tidak mengerti wanita.
Saat aku sedang memikirkan Yun Yun, gadis itu akhirnya terbangun.
"Uhh... di mana ini? Ka-kau siapa?!" ia berteriak.
"Tenanglah. Aku menemukanmu di gua para goblin dan membawamu kemari. Aku tidak melakukan apa pun padamu, jadi kau bisa tenang."
Sebaiknya aku jujur. Jika aku mengatakan hal yang salah, itu bisa berbahaya, contohnya seperti Yun Yun.
Gadis itu kemudian berdiri, melihat sekeliling. Ia mulai tenang. Kurasa dia tidak mencurigaiku melakukan apa pun.
"Hei, kau! Sebutkan namamu!"
Wah-wah, kupikir dia gadis kecil yang lembut, ternyata ia sangat kasar. Ia bicara padaku seolah-olah aku bawahannya.
"Aku Yun Huang."
"Baiklah, Huang. Kenapa kau menyelamatkanku? Cepat jawab!"
"Ya... singkatnya, kau sangat cantik, jadi aku tidak tega meninggalkanmu."
Ia memalingkan wajahnya, dan pipinya terlihat memerah. Jika dia tahu tujuan asliku, mungkin reaksinya tak akan seperti ini. Hehe.
"Ini di mana?"
"Aku tak tahu. Aku juga kebetulan berada di sini. Aku hanya tahu kalau kita berada di penginapan Nona Yin. Aku kurang tahu tempat-tempat lainnya."
"Huh! Tak berguna!"
Mendengarnya berucap begitu membuatku sedikit kesal, tapi aku harus menahannya agar ia memiliki kesan baik terhadapku.
"Umm... kau belum memberitahu namamu padaku..."
"Sebenarnya aku tak perlu menjawabnya, tapi karena kau sudah menyelamatkanku, akan kujawab. Aku Lan Ling'er. Aku adalah putri dari Kaisar Iblis Lan Zholin."
Lan Zholin? Aku sama sekali tidak mengenal orang itu, tapi sebaiknya tidak bertanya padanya.
"Ahaha... kau punya nama yang bagus," kataku sambil tersenyum.
"Ling'er, apa kau lapar?"
"Huh, aku sama sekali tak lapar."
Beberapa detik setelah ia berkata begitu, perutnya berbunyi. Sebenarnya aku ingin tertawa, tapi sebaiknya kutahan.
Kami pun akhirnya turun ke lantai bawah. Aku menyuruh Ling'er untuk menyembunyikan tanduknya agar tak menarik perhatian jika ada yang datang. Walaupun dari kemarin hanya aku yang menginap di sini, tapi tak ada salahnya waspada.
Nona Yin menyiapkan makanan dengan ekspresi khawatir di wajahnya.
Ia akhirnya menghidangkan makanan kepada kami. Ling'er mulai menyantap makanannya, dan di wajahnya terlihat ekspresi girang.
"Makanan ini sangat enak. Aku tidak tahu bahwa manusia bisa membuat makanan yang sangat enak seperti ini."
Mendengar pujian Ling'er, kekhawatiran di wajah Nona Yin pun mulai menghilang. Pada akhirnya, Nona Yin dan Ling'er menjadi teman yang akrab, ya, meskipun yang mereka bahas kebanyakan hanya makanan saja.
Saat aku sedang menikmati pemandangan kedua gadis yang saling berbicara, mereka tiba-tiba menatapku.
"Um, Tuan Yun, kenapa kau menatap kami begitu?"
"Itu benar! Jangan-jangan kau mengincar tubuh kami!" Ling'er menutupi dadanya dengan kedua tangannya.
Mendengar seorang gadis kecil berbicara begitu membuatku sedikit kesal. Entah dari mana ia belajar kata-kata seperti itu.
"Ah... bukan begitu. Hanya saja aku tidak pernah memiliki teman sebelumnya. Melihat kalian mengobrol saja sudah membuatku senang." Aku hanya bisa menjawab begitu sambil tersenyum.
"Benarkah begitu, Tuan Yun? Aku sangat kasihan denganmu. Kau tidak memiliki teman, kenapa kau tidak pernah bilang padaku sebelumnya?"
Ahaha... padahal dia sendiri tidak memiliki pelanggan dan hanya sendirian, tapi masih bisa bicara begitu padaku.
"Huang, sepertinya kau sangat menyedihkan."
Gadis kecil ini mulutnya benar-benar setajam pisau...
Belum, belum, siap-siap aja kulabrak bentar lagi