Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
014 RIKO MARAH
Chapter 014. RIKO MARAH.
\=
Setelah dia membunuh pemimpin kelompok itu, dia langsung membunuh yang lainnya! Seketika orang yang terkapar namun masih sadarkan diri langsung beringsut menjauh dari Riko.
Namun tetap Riko kejar, apa lagi hanya bergeser beberapa meter saja! Jika di bisa lari juga akan dia kejar.
"Apa yang akan kamu lakukan? Jangan bunuh aku, jika kami semua mati keluarga Sanggoro akan memburu kalian, tuan Sugi akan membalas dendam!" ucap orang itu dengan lantang dan cepat.
Dia takut orang-orang di depannya tidak mendengar ucapannya, namun yang dia khawatirkan adalah kebenaran.
Riko tidak mendengarkan sama sekali, dia langsung menusukkan pipa besi ke arah tenggorokan dia karena menurut Riko itu sangat berisik.
Riko membunuh banyak sisa orang lainnya di habisi oleh Dion dan Alda! Mereka bukan orang baik yang tidak berani bertindak kejam.
Malah mereka akan bertindak kejam jika orang itu terus memprovokasi mereka, sedangkan mereka hanya ingin pulang namun masalah ini terus berdatangan.
Riko sangat marah.
Glontrang...
Suara pipa besi yang di banting ke aspal jalanan, meskipun sudah membunuh mereka semua dia masih marah dan menggebu-gebu.
"Kita datangi keluarga Sanggoro! Musnahkan mereka sekaligus." ucap Riko.
"Hey, apa kita perlu sampai sejauh itu?" ucap Tama.
"Kalau kalian tidak ikuta, aku akan pergi sendiri!" jawab Riko.
Dia adalah orang yang paling emosi jika niat bertarungnya belum hilang dia masih ingin terus bertarung.
Baammm..!
Alda memukul Riko tiba-tiba, hingga Riko tersungkur ke jalanan aspal seketika.
"Sial kamu Alda, apa kamu ingin bertarung dengan ku?" bentak Riko setelah bangun.
"Hey, kendalikan emosi mu! Jangan bicara seperti itu, meskipun kamu akan pergi menuju ke tempat keluarga Sanggoro kita akan tetap ikut!" ucap Alda.
Dia sebenarnya tadi cukup terkejut, ketika mendengar bahwa Riko akan menyerang keluarga Sanggoro sendirian! Meskipun dia hebat dia juga akan mati jika di sana terdapat banyak petarung hebat bahkan master beladiri.
Sehingga dia mengingatkan Riko dengan rasa sakit dulu, jadi dia memukul Riko dengan cukup keras hingga tersungkur.
"Menahan satu serang dari ku saja masih tersungkur, bagaimana menghadapi musuh sendirian. Apa kamu pikir tidak mempunyai saudara seperguruan?" Alda kembali berbicara.
"Ya, baiklah tadi aku hanya asla bicara!" jawab Riko setelah dia bisa berpikir jernih.
"Menurut ku, lebih baik urusan ini kita urus belakangan! Kita fokus saja pulang ke kediaman keluarga Setiadi, karena kemarin kamu sudah mengabari akan kembali mungkin mereka sudah menunggu." ucap Alda setelah suasana di sana sudah reda.
Emosi Riko juga sudah terkontrol setelah di hajar oleh Alda sekali saja, dia akhirnya menyetujui saran dari Alda.
Dion dan Tama menyingkirkan mobil yang menghalangi dan mayat yang berserakan di depan mobil mereka, setelah beres semuanya langsung naik mobil kembali dan melesat ke arah timur.
Karena di sini adalah kawasan kumuh, sehingga setelah malam seperti ini jarang ada orang lewat hanya beberapa orang miskin dan gelandangan tinggal di kawasan ini.
Di sini juga tempat transaksi pengedar narkoba dan aksi dari dunia bawah lainya! Sehingga sulit di atur oleh kepolisian.
Sehingga sudah sering kejadian pembunuhan di kawasan kumuh ini, sehingga inilah kenapa kelompok petarung dari keluarga Sanggoro memilih tempat ini untuk mencegat dan mengeksekusi Riko dan yang lainnya.
Namun naas, malah mereka yang di bantai dengan sangat brutal oleh lawannya yang di anggap gampang untuk di tangani.
Tidak butuh waktu lama, ada beberapa gelandang datang ke tempat bekas pertarungan itu.
"Hey, apa kau lihat sepertinya ada banyak korban berserakan di depan sana?" ucap salah satu dari mereka.
"Kau benar, hati-hati jangan sampai kita terlibat!" jawab temanya.
Lalu mereka waspada! Enam anak berandalan itu masih mengintai setelah cukup lama mengintai akhirnya salah satu dari mereka mendesak.
"Sial, sepertinya tidak ada orang! Cepat kita Lihat siapa korbannya." ucap orang itu tidak sabar.
Akhirnya dia dengan berani menghampiri kekacauan itu, setelah sampai dia cukup terkejut meskipun dia sedikit mabuk karena minuman namun masih bisa mual karena bau amis darah yang masih segar.
"Teman-teman, mereka semua mati! Sial di sini ada mobil ada barang-barang mewah, sial aku bisa mabuk sepuasnya dan memesan wanita. Ha-ha-ha....!" dia tertawa terbahak-bahak karena saking senangnya.
Seketika rasa mabuknya sedikit hilang, dia melihat mayat di sana lalu mengambil barang bawaan mereka.
Mendengar ucapan temannya, lima berandal lainnya langsung menghampiri temannya dan melihat kekacauan itu.
"Apa yang terjadi, sial ini keberuntungan kita kawan!" ucap teman lainnya dia juga sangat senang.
Lalu mengambil barang bawaan dari bos yang di bunuh Riko, dia menemukan dompet dan langsung mengambil uangnya dan mencopot kalung rantai emas yang melingkar di lehernya.
Meskipun berlumuran darah berandalan itu tidak peduli, dia langsung mengambil dan mengelap dengan pakaian orang yang tergeletak itu.
"Ha-ha-ha, orang itu sangat baik! Mereka merampok orang untuk kita." tawa yang lainnya.
Karena mencari uang sangat sulit bagi mereka dan hanya bisa dengan pekerjaan kotor saja, sehingga ada harta di depan mata mereka seperti ketiban keberuntungan nyata.
Setelah lima berandal itu menjarah barang mewah mereka, dari sabuk mahal kalung perhiasan jam tangan mahal, uang yang ada semuanya mereka ambil.
Akhirnya kelima beranda muda itu ingin pergi, setelah itu salah satu dari mereka membentak.
"Hai...Apa kalian bodoh, bagaimana dengan mobilnya? Jika kita jual di pasar gelap kita akan bisa hidup enak selama satu tahun!" ucap orang itu.
Seketika mereka semua saling pandang, meskipun mengambil mobil yang memiliki surat resmi sangat beresiko namun jika di jual di pasar gelap meskipun harganya murah namun mereka untung banyak.
"Kamu benar, otak mu kadang-kadang encer jika masalah uang!" jawab temanya yang tadi memeriksa pertama kali sambil memukul belakang kepala orang itu.
Dengan cepat mereka langsung menyingkirkan orang yang di belakang yang menghalangi jalan keluar, setelah itu mereka pergi dengan keempat mobil sedan BMW hitam itu.
Ke empat mobil itu melaju lebih dalam ke kawasan kumuh pinggiran kota Emerald.
*
Waktu terus berjalan.
Sugi yang sedang menunggu kabar dari pasukan yang dia kirim, kini sedang mondar mandir di ruangan kerjanya.
Soalnya sudah lebih dari 3 jam setelah anak buahnya yang paling cakap mengabari sedang dalam pengejaran, namun belum ada kabar hingga kini.
Sugi akhir geram, dia langsung mengambil ponselnya dan menghubungi anak buahnya itu.
Ponsel berdering dia menunggu, setelah itu orang di seberang sana langsung bertanya.
"Halo... Siap ini?" ucap seseorang di sebrang sana, di sekitar terdengar musik kencang.
Sugi terdiam, karena suara itu bukan suara anak buahnya yang paling cakap.
\=
.